Penampilan Romelu Lukaku terus mengundang pujian di Piala Dunia 2018. Salah satu penyebabnya adalah karakter pemain nasional Belgia ini yang begitu mementingkan tim di atas kepentingan pribadi. Beberapa kali kita lihat Lukaku menurunkan egonya untuk mencetak gol demi pemain lain yang posisinya lebih menguntungkan.

Ketajaman Lukaku sebagai striker pun membawa dampak dengan lolosnya Belgia ke semifinal Piala Dunia sekaligus menyamai prestasi seniornya 1986 lalu. Ia juga masih berpeluang meraih Sepatu Emas mengingat hanya berselisih dua gol saja dari top skor sementara Harry Kane.

Banyak yang merasa kalau melejitnya penampilan Lukaku dikarenakan efek sang manajer, Roberto Martinez. Mereka berdua memang pernah bekerjasama ketika masih berseragam Everton pada rentang 2013 hingga 2016. Meski begitu, satu faktor lain yang membuat Lukaku tampil sangat baik kali ini adalah keberadaan Thierry Henry selaku asisten Martinez.

Role Model Lukaku

Bagi Lukaku, Henry adalah panutan sepanjang kariernya sebagai striker. Sejak kecil, ia sudah melihat Henry pada acara Match of the Day. Ia terkesan dengan penampilan Henry yang begitu dominan di lini depan Arsenal.

“Thierry Henry adalah pemain yang komplet. Ketika melihat dirinya, pemain belakang pasti akan berkata ‘oh tidak’. Drogba juga striker yang bagus tetapi hanya Henry yang bisa membuat para pemain belakang sudah lemah sebelum bertanding. Saya ingin menjadi dirinya suatu saat nanti,” tuturnya lima tahun lalu.

Lukaku tentunya merasa beruntung bisa dilatih oleh salah satu dari lima striker yang menjadi favoritnya ketika masih anak-anak. Selain keberadaan Roberto Martinez, Henry adalah otak dibalik kesuksesan Lukaku sehingga menjadikan dirinya top skor Belgia sepanjang masa.

“Henry adalah seseorang yang membuat karier saya meningkat sejak saya tiba di Inggris. Saya memiliki mentor terbaik dan itu adalah dirinya. Setiap hari dia selalu membicarakan segala hal baik yang sifatnya positif maupun negatif tentang saya karena saya tahu dia menginginkan saya selalu tampil baik,” tuturnya dilansir dari The Sun beberapa waktu lalu.

Henry diangkat bukan hanya sebagai asisten Martinez semata, tetapi juga sebagai pelatih yang difokuskan memperbaiki lini depan Belgia. Dilansir Telegraph, ada satu sesi khusus bagi para penyerang Belgia untuk mengasah kemampuan 1 lawan 1 dengan Henry sebagai pelatihnya. Hal ini yang dimanfaatkan oleh Lukaku setiap menjalani sesi latihan.

“Saya harus memanfaatkan waktu luang saya dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya. Saya tidak menerima hanya sebatas di tempat latihan saja, saya kadang-kadang butuh dua jam untuk menanyakan beberapa pertanyaan kepadanya.”

Meningkatkan Ketajaman Timnas Belgia

Tidak ada yang meragukan kapasitas seorang Thierry Henry sebagai pemain. Dia adalah top skor sepanjang masa timnas Prancis dan Arsenal. Selain itu, ia adalah penyerang dengan jumlah asis terbanyak keempat setelah Wayne Rooney, Denis Bergkamp dan Teddy Sheringham dengan 75 asis. Hal ini membuktikan kalau Henry tidak terfokus pada urusan mencetak gol saja.

Tujuan diangkatnya Henry sebagai asisten Martinez di timnas Belgia antara lain adalah mengatasi masalah ketajaman Rode Duivels. Ketika masih dipegang Marc Wilmots, mereka bermasalah dalam hal mencetak gol.

Pada Piala Dunia 2014, Belgia hanya menciptakan 18 gol pada kualifikasi dan hanya mencetak 6 gol di putaran final. Dua tahun berselang, catatan tersebut meningkat menjadi 24 gol di kualifikasi dan 9 gol pada turnamen sesungguhnya. Peningkatan paling pesat terjadi pada kualifikasi Piala Dunia 2018. Belgia membuat 43 gol (terbanyak bersama Jerman) pada kualifikasi dan sudah membuat 14 gol hingga fase semifinal.

Tidak hanya itu, Belgia menjadi negara dengan sebaran jumlah pencetak gol terbanyak dibanding kontestan lain. Tercatat ada sembilan pemain (di luar bunuh diri) yang mencetak gol untuk Belgia sepanjang turnamen ini yaitu Romelu Lukaku (4 gol), Eden Hazard (2 gol) serta masing-masing satu gol untuk Dries Mertens, Jan Vertonghen, Marouane Fellaini, Nacer Chadli, Kevin De Bruyne, Mitcy Batshuayi dan Adnan Januzaj.

Henry sudah pernah merasakan Piala Dunia ketika dirinya masih berusia 21 tahun pada 1998. 20 tahun kemudian dirinya akan mencoba membantu Martinez serta para pemainnya untuk menciptakan sejarah menjadi juara dunia. Syaratnya sangat berat yaitu mengalahkan negara Henry yaitu Prancis.

Sumber: telegraph, BBC, The Sun