Manchester United kembali mendapat hasil buruk dalam lanjutannya di Liga Primer. Setelah ditahan imbang Leicester City, kali ini United hanya meraih hasil imbang 2-2 ketika menjamu Burnley di Stadion Old Trafford. Hasil ini memberikan kesempatan Manchester City untuk memperlebar jarak menjadi 15 poin mengingat City hanya akan menghadapi Newcastle United.

Pada laga yang dipimpin oleh Martin Atkinson, Mou menurunkan Luke Shaw dan Zlatan Ibrahimovic sebagai starter. Ini adalah pertama kalinya Ibra menjadi starter di Premier League sejak April 2017 lalu. Sementara Burnley memainkan Ashley Barnes sebagai striker menggantikan Chris Wood.

Strategi Mou sudah salah sejak awal

Beberapa hari sebelum menghadapi Leicester City, Mou sempat mengungkapkan kalau dirinya berniat memainkan Ibra dan Lukaku secara bersamaan. Ia merasa Ibra bisa menjadi pelayan yang tepat untuk striker asal Belgia tersebut. Sayangnya hal tersebut tidak berlaku ketika menghadapi Burnley Selasa malam kemarin.

Ibra memang memiliki pengalaman luar biasa sebagai seorang striker. Ia juga dibekali kemampuan mengatur tempo yang baik mengingat ia cukup rajin untuk turun menjemput bola hingga ke lini tengah. Akan tetapi, Ibra memiliki kekurangan yaitu memperlambat serangan United apabila tim sedang melakukan serangan balik. Beberapa kali, Ibra tidak bisa memberi bola kepada pemain depan United karena transisi bertahan Burnley yang luar biasa di laga ini.

Hal ini mungkin berbeda apabila di posisi tersebut dari awal sudah diisi Juan Mata. Sayangnya, Mata justru ditempatkan di sayap sebelah kanan untuk mengakomodasi kemampuannya melepaskan umpan silang.

Bus Burnley Lebih Tangguh Ketimbang United

Dua kesebelasan yang bertanding pada Selasa kemarin adalah kesebelasan yang menjadikan lini belakang sebagai kekuatan mereka musim ini. Tidak sedikit yang menyebut kalau dua kesebelasan yang bertarung kemarin adalah pertarungan antar dua bus. Namun dalam laga ini, Bus miliki Tim Tamu jauh lebih baik ketimbang Tuan Rumah.

Sejak awal, Burnley paham bahwa United memiliki kelemahan dari situasi set piece. Maka dari itu, mereka langsung memanfaatkan lemahnya konsentrasi pemain belakang United untuk mendapat pelanggaran. Itulah yang terjadi ketika di menit pertama, Marcos Rojo melanggar Jeff Hendrick yang berbuah gol Ashley Barnes. Hal serupa terjadi ketika mereka mendapat gol kedua melalui sepakan bebas indah Stevan Defour.

Setelah mencetak dua gol, Burnley seperti menunjukkan kepada United bagaimana caranya bertahan dengan baik. Clarets tidak segan untuk menumpuk delapan pemain mereka (4 pemain belakang dan 4 gelandang) untuk berada di sekitar kotak penalti Nick Pope. Selain menutup celah umpan untuk trio Rashford, Ibra, dan Lukaku, hal ini juga dimaksudkan agar United terus memberikan bola ke sisi sayap mereka.

Hal ini membuat Setan Merah terpaksa untuk melepaskan bola-bola silang langsung ke kotak penalti Burnley. Tercatat ada 51 umpan silang yang dilepaskan para pemain United yang mayoritas gagal menjadi peluang. Umpan silang ini tentunya menjadi makanan mudah bagi Burnley yang menempatkan Ben Mee dan Kevin Long yang dikenal jago duel udara.

Selain memaksa United bermain melebar, solidnya pertahanan Burnley juga memaksa United untuk melepaskan sepakan jarak jauh. Keberadaan Jack Cork yang dibantu Jeff Hendrick di setengah lingkaran dekat kotak penalti berhasil membuat frustrasi Paul Pogba cs.

Dari 23 sepakan yang dilakukan United, 17 diantaranya tidak menemui sasaran dan hanya dua saja yang membuahkan gol. Sebuah anomali untuk Burnley di musim ini mengingat sebelum laga melawan United, Burnley adalah tim dengan angka kebobolan terbaik keempat (15) meski menjadi tim yang paling banyak menerima sepakan (303).

Pergantian Jitu dari Mourinho

Beruntung United memiliki pemain yang bisa menjadi game changer alias pengubah keadaan. Memasuki babak kedua, Mou mengubah strategi dengan memasukkan Jesse Lingard dan Henrikh Mkhitaryan menggantikan Ibra dan Rojo. Melihat kecenderungan Burnley yang sering memainkan bola langsung ke depan membuat Mou merasa lini belakang United tetap aman meski mengandalkan Phil Jones yang sesekali dibantu Nemanja Matic.

Keputusan Special One memainkan dua pemain tersebut patut diapresiasi. Masuknya Lingard sebagai striker bayangan di kotak penalti membuat lini depan United menjadi lebih padat dibanding babak pertama. Sementara keberadaan Miki membuat tekanan United menjadi lebih intens mengingat Miki, Mata, dan Pogba terbiasa bermain dengan tempo yang cepat.

Berubahnya strategi Mou ini juga terbantu dengan aktifnya dua fullback United untuk naik membantu serangan. Seandainya United bisa mencetak dua gol cepat di babak kedua, bukan tidak mungkin tiga poin bisa menjadi milik Setan Merah.