Entah apa yang terjadi dalam kubu Manchester United dalam beberapa pekan terakhir. Penghujung tahun yang harusnya diisi oleh rasa optimis jutstru diakhiri dengan kelabu. Dalam pertandingan akhir tahun, United justru ditahan imbang tanpa gol oleh tamunya Southampton. Hasil ini meneruskan tren buruk United yang gagal menang di empat laga terakhir dan harus tergusur oleh Chelsea ke peringkat ketiga.

Soton sendiri sebenarnya bukanlah kesebelasan yang kuat di musim ini. Posisinya berada sangat dekat dengan zona degradasi. Mereka juga tidak pernah meraih kemenangan dalam tujuh laga sebelumnya. Setan Merah yang seharusnya termotivasi karena menghindari kejaran Chelsea dan mendekatkan diri dengan Cityzens justru tidak sanggup mengatasi Soton.

Dalam laga ini, Mou menurunkan dua pemain kreatifnya secara bersamaan yaitu Juan Mata dan Henrikh Mkhitaryan. Kedua pemain ini diharapkan bisa men-support Jesse Lingard dan Romelu Lukaku dengan tusukan-tusukan mereka ketika memegang bola. Maka dari itu Mou menaruh mereka berdua di posisi sayap.

Sayangnya dua pemain tersebut justru kesulitan untuk memberikan bola ke lini depan. Baik Mata dan Miki tidak bisa melakukan tusukan karena keberadaan para pemain Soton yang melakukan Zona Marking alih-alih menjaga secara man to man. Hal ini yang membuat keduanya terpaksa melakukan umpan-umpan silang yang terbuang percuma. Miki bahkan membuat 8 umpan silang yang terbuang percuma. 34 umpan silang yang dilakukan Setan Merah pada laga ini, hampir setengahnya tidak ada yang menemui sasaran.

Kondisi United kemudian menjadi serba sulit setelah Romelu Lukaku tidak bisa melanjutkan permainan karena cedera kepala. Masuknya Marcus Rashford justru tidak banyak membantu lini depan Setan Merah. Ia hanya membuat tiga tembakan yang semuanya tidak mengarah ke gawang. Satu peluang emas yang dia dapatkan bahkan berakhir sia-sia meski ia sudah mendapatkan ruang untuk melepaskan tembakan langsung ke gawang Alex McCarthy.

Penampilan tanpa gairah United juga disebabkan lini tengah mereka yang seolah takut untuk membantu serangan. Dua poros ganda dalam diri Matic dan Pogba seolah tidak berani untuk naik ke lini depan. Mereka seperti takut kejadian ketika menghadapi Leicester City terulang dimana para pemain tengah kesulitan melakukan transisi ketika Leicester melakukan serangan balik.

Menjelang babak kedua berakhir, United punya kesempatan untuk unggul. Tendangan Nemanja Matic yang membentur badan salah satu pemain Southampton, diteruskan oleh Paul Pogba untuk menjadi gol. Namun, gol tersebut tidak sah karena Pogba terjebak dalam posisi offside. Jika melihat tayangan lambat, sekilas bola sebenarnya bisa menjadi gol tanpa diteruskan oleh Pogba.

Secara keseluruhan, penampilan United dalam laga ini seperti kesebelasan yang tidak bergairah, tanpa koordinasi, dan seolah tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk meraih kemenangan. Kesan frustrasi bahkan beberapa kali hadir melalui sepakan-sepakan LDR yang tidak jelas arahnya.

Beberapa kali para pemain United bahkan kesulitan untuk menjalin komunikasi dengan rekannya. Ada momen dimana Victor Lindelof dan David De Gea melakukan kesalahan komunikasi di menit-menit akhir pertandingan. Bahkan sang penjaga gawang seolah menunjukkan gestur seperti keheranan melihat para pemainnya yang bermain di bawah standar.

Apapun yang terjadi, hasil seri semalam seolah menegaskan bahwa United tidak perlu lagi mengincar target sebagai juara Premier League. Hasil seri ini juga mempertegas bahwa kualitas para pemain yang dimiliki Mourinho musim ini masih dalam taraf medioker.