Foto: Irish Times

Malang benar nasib De Gea. Di saat masa depannya masih belum menemui titik terang, ia justru membuat kesalahan fatal dalam sebuah pertandingan maha penting pertengahan pekan lalu. Dia luput menangkap bola sepakan Lionel Messi. Kesalahan individu yang ia lakukan justru membuat timnya semakin tertinggal.

Padahal sebelum pertandingan, De Gea sudah diberi wejangan oleh pelatih kiper, Emilio Alvarez. Ia meminta mantan penjaga gawang Atletico Madrid ini untuk fokus dan tidak membiarkan La Pulga untuk membobol gawangnya. Sayangnya tugas tersebut tidak bisa dijalankan dengan baik. Messi justru mencetak dua gol sebelum Philipe Coutinho menambah satu gol lagi.

Kesalahan ini membuat De Gea tampak kesal. Setidaknya itu menurut pemberitaan The Sun. De Gea marah kepada dirinya sendiri karena kesalahan mahal yang ia lakukan. Ia merasa kalau timnya bisa memenangi pertandingan jika ia tidak membuat kesalahan. Kekasih Edurne Garcia ini kemudian meminta maaf kepada rekan-rekan setimnya.

Ole sendiri nampak tidak kecewa meski De Gea melakukan kesalahan. Baginya, kesalahan adalah hal yang wajar dalam sepakbola. Tidak adil juga untuk terus mencibir kesalahan De Gea dan melupakan penampilan apiknya selama delapan musim membela Setan Merah.

“Sangat disayangkan ia membuat kesalahan, dan kesalahan itu justru terjadi pada malam ini. Akan tetapi, dia juga melakukan penyelamatan fantastis yang semuanya berkontribusi bagi tim. Kesalahan adalah hal yang wajar dalam sepakbola,” kata Ole Gunnar Solskjaer.

Anjlok Habis Piala Dunia

Selepas didapuk sebagai kiper terbaik pada musim lalu, penampilan De Gea tiba-tiba merosot drastis setelah kembali dari tugasnya membela timnas Spanyol pada Piala Dunia. Jumlah clean sheet yang ia raih sejauh ini tidak lebih banyak dari Neil Etheridge dan Martin Dubravka, kiper yang kesebelasannya berada di papan bawah.

Gawangnya pun lebih mudah kebobolan. Padahal, rataan tembakan yang diterima United tidak jauh berbeda dibanding musim lalu. Jika mereka ditembak 11 kali per pertandingan sepanjang 2017/18, maka musim ini peningkatannya hanya dua tembakan saja menjadi 13 per pertandingan. Namun musim ini, De Gea sudah kebobolan 44 kali. Jauh dibanding musim lalu yang hanya kemasukan 28 gol saja.

Tidak adil memang hanya menjadikan De Gea sebagai kambing hitam mengingat kualitas para pemain belakang United juga tidak bagus-bagus amat. Akan tetapi, tidak bisa dibantah kalau penampilan De Gea merosot drastis dibanding musim lalu.

Opta mencatat bahwa De Gea sudah membuat tiga eror sepanjang musim 2018/19 di semua kompetisi. Ia setara dengan Bern Leno (Arsenal) dan Alisson Becker (Liverpool) yang juga mencatat hal serupa. Ia hanya lebih baik dari Jordan Pickford (4 eror) dan Asmir Begovic (5 eror) sebagai penjaga gawang yang paling sering membuat kesalahan.

“Selepas pertandingan, saya bilang kepada De Gea kalau kami semua adalah manusia yang bisa membuat kesalahan seperti yang ia lakukan. Kesalahan seperti tadi juga pernah terjadi kepada saya. Aku butuh beberapa saat untuk bisa merasakan gol itu karena dia berposisi sama denganku,” tutur Marc Andre Ter Stegen.

Masa depan yang tidak jelas mungkin menjadi faktor degradasi kualitas seorang De Gea pada musim ini. Hingga hari ini, belum jelas apaka masa depannya akan diperpanjang di Manchester atau harus pindah ke tempat lain. Kontraknya tersisa satu tahun hingga musim panas 2020 mendatang. Jika tidak ada kejelasan, maka mulai Januari 2020, ia sudah diperbolehkan untuk bernegosiasi dengan klub lain dan membuka peluang bagi dirinya untuk keluar dengan status free transfer.

Blunder Bukan Hal Baru Bagi De Gea

Cukup aneh ketika banyak yang kaget melihat De Gea melakukan kesalahan di Camp Nou. Apalagi mengutuk dan mengolok-olok dirinya seperti yang mereka juga lakukan kepada Ashley Young. Mereka merasa kalau penjaga gawang kelas dunia seperti dirinya tidak boleh lagi melakukan kesalahan konyol seperti itu.

Setiap pemain sepakbola tidak pernah mau membuat kesalahan. Begitu juga De Gea. Ia tentu tidak ingin membuat kesalahan dalam pertandingan besar sekelas Liga Champions. Namun pada malam itu, dia lagi ketiban nasib sial yang justru membuat timnya semakin tertinggal. Seandainya gol tersebut tetap terjadi, namun United yang keluar sebagai pemenang, saya yakin kalau insiden tersebut akan cepat dilupakan.

Lagipula, kesalahan-kesalahan seperti ini bukanlah hal baru bagi penjaga gawang kelahiran Toledo ini.

Dalam tempo kurang dari setahun, De Gea dua kali dikerjai oleh para pemain terbaik dunia. Sebelum Lionel Messi, Cristiano Ronaldo lebih dulu melakukannya pada penyisihan grup Piala Dunia. Ketika itu, ia luput menahan sepakan CR7 dan nyaris memberikan kekalahan bagi La Furia Roja.

Pada Desember lalu, ia gagal menangkap dengan sempurna sundulan Skhodran Mustafi ketika timnya bermain imbang 2-2. Sempat berhasil menggenggam bola, namun pegangan De Gea tidak sempurna sehingga bola melewati garis gawang. Musim lalu, ia juga tidak bisa menahan sundulan Wissam Ben Yedder yang membuat timnya tersingkir dari Liga Champions.

Lima tahun sebelumnya, ia juga gagal menangkap sepakan Phil Bardsley pada leg kedua semifinal Piala Liga. Kesalahannya saat itu nyaris membuat United tersingkir sebelum Hernandez memaksakan pertandingan ke babak adu penalti.