Jika pada tulisan sebelumnya penulis memberikan apa saja catatan positif yang diraih Manchester United sepanjang musim lalu, maka kali ini kami akan memberikan apa saja yang menjadi catatan negatif United sepanjang musim 2017/2018. Beberapa hal negatif inilah yang menjadi penyebab mengapa Setan Merah gagal menutup musim ini dengan raihan satu gelar pun meski mengikuti banyak kompetisi.

Berikut adalah beberapa catatan negatif yang diraih skuad Jose Mourinho sepanjang musim 2017/2018.

  1. Ketajaman yang Sulit Dijaga

Banyak yang memaklumi ketika United takluk dari Real Madrid di Piala Super Eropa.  Kekalahan saat itu pun berhasil diperbaiki United dengan meraih enam kemenangan dari delapan laga awal di liga. Bahkan dalam empat pertandingan, Romelu Lukaku cs bisa menang dengan skor 4-0. Akan tetapi, laga melawan Crystal Palace seolah menjadi puncak dari permainan Jose Mourinho saat itu.

Setelahnya, United kesulitan untuk menunjukkan penampilan apik layaknya awal musim. Setan Merah hanya mampu mencetak maksimal tiga gol. Bahkan di saat United bisa unggul cepat dan menguasai pertandingan, mereka kerap meraih kemenangan dengan selisih hanya satu sampai dua gol. Meski memiliki pemain seperti Lukaku, Rashford, Martial, Lingard, hingga Alexis Sanchez, United hanya sanggup mencetak 68 gol di Liga Primer jauh dibandingkan Liverpool dan Manchester City.

  1. Mudah Kehilangan Poin

Musim ini, Manchester United berselisih 19 poin dari Manchester City yang berada di puncak klasemen. Selisih ini adalah yang terjauh sepanjang sejarah Liga Primer. Selain superiornya City, satu hal yang membuat United tertinggal jauh adalah betapa mudahnya mereka kehilangan poin terutama menghadapi lawan-lawan yang sebenarna bisa mereka kalahkan.

Di saat Setan Merah berhasil mengalahkan Chelsea, Liverpool, dan Manchester City, mereka justru kehilangan poin menghadapi lawan-lawan macam Newcastle United, Huddersfield, Burnley, dan Leicester. Mereka bahkan dibuat tidak bisa mencetak gol menghadapi tim yang sepanjang musim berada di zona merah seperti Southampton dan West Bromwich Albion. Bahkan, United bisa berada di atas Manchester City apabila hasil-hasil laga tersebut berbuah kemenangan bagi United.

  1. Inkonsistensi Permainan

Mudahnya United kehilangan poin disebabkan permainan mereka yang tidak konsisten. United musim ini kerap menampilkan wajah yang berbeda saban berganti pekan. Siapa yang menyangka ketika mereka tampil begitu baik menghadapi Liverpool, Chelsea, dan Manchester City, United tiba-tiba dikalahkan West Bromwich Albion.

Tidak hanya itu, jelang akhir musim kompetisi, mereka bermain seperti mobil yang kehabisan bensin. Dari enam pertandingan akhir, United hanya meraih tiga kemenangan dan mengalami dua kali kekalahan yang semuanya diraih oleh tim yang harunsya bisa dikalahkan seperti West Brom dan Brighton. Di Piala Liga, mereka bahkan dikalahkan Bristol City.

Inkonsistensi permainan juga mendera para individu di United. Di saat Liverpool memiliki Mohamed Salah dan City mempunyai Kevin De Bruyne yang bisa menjadi pembeda dalam satu laga, maka para pemain yang diharapkan menjadi pembeda di United kerap tampil menurun.

Paul Pogba bisa tampil baik dalam satu pekan tapi dalam pekan berikutnya ia menghilang. Romelu Lukaku bahkan pernah hanya mencetak tiga gol dalam 15 pertandingan selepas September. Marcus Rashford yang fenomenal ketika melawan Liverpool tiba-tiba menghilang ketika dimainkan kembali melawan Sevilla.

  1. Pemilihan Taktik yang (Sering) Salah

Satu hal yang menjadi permasalahan United di bawah Jose Mourinho musim ini adalah pemilihan taktik yang seringkali salah. Banyak yang menyebut kalau hasil negatif yang diraih United disebabkan kesalahan Jose dalam menentukan susunan 11 pemain awal. Tercatat ada beberapa laga dimana taktik Jose menjadi sorotan.

Kekalahan melawan Sevilla di Liga Champions saat itu disebabkan Jose yang memainkan Marouane Fellaini. Begitu juga ketika dikalahkan Brighton. Saat itu Jose dikritik karena memainkan beberapa pemain lapis kedua. Taktik Jose kembali dipertanyakan saat lebih memilih memainkan Phil Jones ketimbang Eric Bailly yang berujung takluknya United dari Chelsea.

  1. Tidak Adanya Sosok Pemimpin

Musim lalu, United memiliki sosok pemimpin dalam diri Michael Carrick, Wayne Rooney dan Zlatan Ibrahimovic. Akan tetapi, musim ini ketiadaan sosok pemimpin berpengaruh terhadap situasi United baik di dalam maupun di luar lapangan. Saat ini, tidak ada sosok pemain yang pantas disebut sebagai leader. Michael Carrick pun sudah berganti peran dari pemain menjadi asisten. Sementara pemain lain macam Antonio Valencia tidak cukup cakap menjadi kapten mengingat kemampuan bahasa Inggrisnya yang kurang memadai.