Foto: The Liverpool Offside

Liverpool selalu sukses mencuri poin ketika melawan kesebelasan yang berstatus pemuncak klasemen sementara. Mereka menahan imbang 2-2 Everton, menang telak 3-0 atas Leicester City, dan menang 2-1 melawan Tottenham Hotspur. Akan tetapi, mereka tidak bisa meraih kemenangan ketika menghadapi Manchester United. Sebaliknya, United sukses menahan imbang mereka tanpa gol dan membuat Si Merah kehilangan dua poin.

Di satu sisi, United mungkin mengalami kerugian dengan hasil seri ini. Mereka tidak bisa memperlebar jarak. Sebaliknya, United kini mulai diincar oleh Leicester City dan Manchester City. Ole Gunnar Solskjaer juga kecewa. Namun setidaknya, dengan status Liverpool sebagai juara bertahan dan tim yang begitu kuat, hasil seri ini tetap bisa dipandang positif.

Ole melakukan tiga pergantian dalam susunan pemainnya. Victor Lindelof, Scott McTominay, dan Fred kembali bermain untuk menggantikan Eric Bailly, Nemanja Matic, dan Edinson Cavani. Pergantian ini sempat menimbulkan pro-kontra karena Bailly bermain bagus dalam beberapa laga terakhir. Namun Ole mengungkapkan kalau dia ingin pemain-pemain yang penuh energi khususnya di lini tengah.

Strategi ini cukup berhasil. Baik Scott dan Fred adalah pemain yang senang merebut bola dan tidak segan-segan mengajak lawan beradu badan dengannya. Dua pemain ini menjadi pemain United yang paling sering melakukan percobaan tekel. Fred 12 kali, sedangkan McTominay setengah dari Fred.

Pada babak pertama, United bermain pragmatis. Fokus mereka adalah bagaimana membuat Liverpool tidak membuat peluang berbahaya. Hal itu berhasil dilakukan. Meski tidak enak dilihat dan membuat pendukungnya tegang, tapi permainan United dalam bertahan patut diapresiasi. Lagipula, bunuh diri rasanya jika United memaksakan bermain terbuka melawan mereka.

Duel ini menunjukkan bagaimana kedua kesebelasan memiliki kelebihan dan kekurangan dengan sistem mereka. Liverpool sangat bagus dalam memulihkan penguasaan bola, sayangnya hal ini tidak diimbangi dengan kualitas serangan di sepertiga akhir. Tuan rumah beberapa kali mendapat ruang, khususnya di sektor kiri, namun tidak ada satu pun peluang berbahaya yang dihasilkan. Pada babak pertama, Liverpool dapat 6 umpan kunci, namun semuanya tidak menghasilkan apa-apa.

Hal ini menunjukkan masalah finishing Liverpool masih berlanjut. Sebelum melawan United, mereka hanya membuat 7 shots on target dalam tiga laga terakhir. Jumlah yang tentu saja minim mengingat mereka punya lini serang mematikan. Pada laga kali ini, Liverpool bahkan hanya punya 3.

Sedangkan United bertahan dengan baik tapi mereka kesulitan melakukan build-up karena terbatasnya pemain untuk melakukan counter attack. Yang mengejutkan dari United adalah keputusan mereka untuk melakukan pressing dengan bentuk 4-4-2 flat dengan Pogba berada di sisi sayap sebelah kanan. Pemain Prancis ini terus mempertahankan penampilan terbaiknya meski beberapa kali ia terpaksa membantu Fred dan McTominay yang kalah jumlah melawan tiga pemain tengah Liverpool sehingga sisi kanan United kerap terekspos oleh Andy Robertson. Beruntung, Liverpool tidak bisa memanfaatkannya dengan baik.

Pada babak kedua, beberapa perubahan dilakukan United. Cavani masuk untuk menambah tekanan di lini depan menggantikan Martial yang sepanjang pertandingan lenyap. Masuknya pemain Uruguay ini sukses membuat United tampil lebih menyerang. Khususnya pada menit-menit terakhir. Sayangnya, ia kurang mendapat servis yang baik.

Peluang emas United untuk menghukum Liverpool terjadi saat Cavani membuka ruang untuk Rashford. Namun alih-alih memberikan bola kembali kepada Cavani atau langsung melepaskan tembakan saat ruang terbuka, si nomor 10 justru terus berlari sampai kehilangan penguasaan bola. Momen ini mengundang kemarahan suporter United di dunia maya.

Penampilan United sebenarnya membaik pada babak kedua. 4 shots on target mereka buat. Sedikit lebih baik dari Liverpool. United juga mulai bisa menyerang dengan nyaman karena pemain belakang sukses bertahan dengan baik. Sayangnya, peluang United memang tidak banyak yang bisa dikatakan berbahaya. Risiko bagi sebuah tim yang bermain lebih banyak bertahan sepanjang 90 menit. Selain itu, penampilan Fabinho dan Henderson juga cukup solid.

Satu poin ini cukup baik bagi United yang tidak pernah menang di Anfield sejak 2016. Setidaknya United masih bertahan di puncak sampai pertandingan berikutnya menghadapi Fulham. Ole sendiri berkata kalau dia tidak akan mempermasalahkan hasil ini jika pertandingan berikutnya mereka menang. Kedua kesebelasan akan kembali bertemu lagi pekan depan pada lanjutan Piala FA. Semoga saja pertemuan keduanya menghasilkan drama yang lebih seru lagi.