Foto: Blame Football

Ada keraguan ketika Andreas Pereira memutuskan kembali dari masa peminjaman musim di Spanyol bersama Granada dan Valencia. Hal ini tidak lepas dari menumpuknya pemain yang memiliki posisi yang sama dengan penggawa asal Brasil tersebut. Bahkan seorang Jose Mourinho dibuat pusing oleh Pereira sampai-sampai posisinya diubah menjadi seorang gelandang tengah.

Keraguan tersebut semakin bertambah ketika melihat performanya musim lalu. Ia kesulitan untuk mendapatkan tempat di tim utama. Hanya 594 menit yang ia kumpulkan dari 15 kali kesempatan yang diberikan baik oleh Mourinho dan Ole Gunnar Solskjaer di kompetisi Premier League.

Musim lalu bahkan berakhir buruk bagi dirinya. Meski mencetak gol indah dan membuatnya didapuk sebagai pemenang gol terbaik klub, namun tidak ada satu pun yang bisa melupakan kesalahan konyolnya ketika United menghadapi Burnley akhir Desember lalu. Ia mengabaikan ancaman dari Jack Cork yang berada di belakangnya yang membuat Burnley bisa mencuri gol saat itu. Kesalahan tersebut yang membuat banyak pihak meragukan kualitas Andreas mengingat United tidak meraih kemenangan pada laga tersebut.

“Saya tidak melihat pemain itu (Cork) datang. Saya tidak terlalu memikirkan itu selama pertandingan, tetapi kemudian saya digantikan dan merasa sangat terpuruk. Saya sangat marah. Saya tidak berbicara kepada siapa pun selama seminggu. Saya mulai melihat diri saya sendiri, dan mencoba bangkit, kemudian saya merasa lebih baik dan saya bisa mengatasinya. Saya tahu kala saya harus mengatasi kesalahan saya,” tutur Andreas seperti dikutip dari FourFourTwo.

Ole Gunnar Solskjaer kemudian menjadi sosok yang membuat Pereira bisa melupakan kesalahan tersebut. Setelah kejadian itu, ia sempat beberapa kali dimainkan termasuk saat United sukses mengalahkan PSG di Paris, yang menjadi satu-satunya momen bagus klub sepanjang musim lalu.

Tidak hanya melawan Burnley, Andreas juga tampil buruk ketika United dikalahkan Brighton and Hove Albion pada pekan kedua. Saat itu, ia (dan semua pemain lain) tampil di bawah standar meski pada pekan sebelumnya, Andreas dimainkan sebagai starter.

“Laga melawan Brighton itu sulit. Saya digantikan dan kembali merasakan kalau saya membuat kesalahan. Manajer mengatakan kepada saya kalau saya akan baik-baik saja, tetapi saya justru tidak pernah bermain lagi. Saya tidak bisa menunjukkan sisi diri saya yang lebih baik jika saya tidak bermain. Saya terlalu menekan diri saya secara berlebihan untuk berbuat lebih baik lagi.”

Beruntung Andreas kini dididik oleh Ole Gunnar Solskjaer yang ternyata begitu mempercayai dirinya di tengah gelombang kritikan yang menyebut kalau kualitasnya sudah mentok alias tidak bisa lagi ditingkatkan. “Ole menyuruhku untuk tetap tenang, dan percaya pada diriku sendiri. Masa-masa itu adalah masa yang paling sulit bagi saya. Namun setelah itu, saya baik-baik saja.”

Kepercayaan itu yang membuat Andreas ingin musim ini sebagai musim kebangkitan bagi dirinya. Walau belum terlihat bermain bagus sepanjang pra-musim, namun kepercayaan klub kepadanya bisa dilihat dari perpanjangan kontrak 2023 yang diberikan klub kepadanya.

“Musim lalu saya mengalami beberapa fase sulit yang harus diatasi secara mental. Saya baik-baik saja, lalu saya mengalami kemunduran setelah beberapa kali keluar dari skuad. Kemudian Ole memberi saya kesempatan, dia berbicara kepada saya dan menjelaskan kalau saya akan selalu ada dalam rencananya.”

“Saya belajar sangat banyak dan saya siap melangkah. Saya merasa percaya diri dan manajer juga percaya diri kepada saya. Secara mental dan fisik, kini saya merasa lebih kuat setiap tahunnya. Sudah waktunya saya untuk melangkah. Sebagai pemain nomor 8 atau 10, atau bahkan saya bisa bermain di sayap seperti David Beckham dulu, memotong ke dalam dan melakukan umpan silang dari sana. Saya punya banyak hal yang ingin saya perlihatkan,” tuturnya menambahkan.

Patut ditunggu respon dari pemain yang punya kelebihan dalam akurasi tembakan ini. Ia harus konsisten tampil bagus pada musim depan jika ingin mendapatkan status sebagai pemain reguler klub. Jangan sampai di usianya yang baru menginjak 23 tahun, Andreas Pereira dicap sebagai pemain yang kualitasnya ternyata biasa-biasa saja.