Foto: Football365

Sebelum pertandingan, Peter Schmeichel khawatir kalau konsistensi United akan kembali goyah setelah meraih dua kemenangan hebat melawan Newcastle dan PSG. Apa yang ditakutkan oleh ayah dari Kasper ini kemudian terbukti. United gagal meneruskan tren kemenangan mereka karena bermain imbang 0-0 melawan Chelsea.

Pertandingan ini dikeluhkan sebagai salah satu pertandingan yang membosankan. Meski beberapa peluang hadir dari kedua kesebelasan, namun intensitas dari permainan keduanya sama-sama lambat dan tidak menunjukkan kalau laga ini adalah Big Match yang sebenarnya sudah sangat ditunggu mengingat keduanya adalah rival langsung menuju empat besar.

Antusiasme penggemar United melihat kalau Ole memainkan tiga bek lagi pupus setelah ia kembali bermain dengan skema empat bek. Susunan pemain yang bermain juga sama ketika mereka menang 4-1 atas Newcastle. Sebelum laga, Ole berkata kalau mereka yang bermain bagus melawan Newcastle layak untuk bermain lagi pada pertandingan kali ini. Itulah kenapa tidak ada nama Alex Telles yang tampaknya akan dimainkan Ole di Liga Champions dan Shaw kembali berfungsi sebagai bek kiri.

Sebaliknya, Chelsea yang bermain dengan tiga pemain belakang. Basis tiga bek ini merupakan taktik Lampard ketika ia mengalahkan Setan Merah pada pertemuan terakhir mereka. Inilah kenapa Lampard memainkan Cesar Azpilicueta sebagai RCB untuk memberi proteksi kepada Reece James saat melakukan overlap.

Kedua manajer ini sebenarnya memiliki gaya main yang sama yaitu menyerang. Sayangnya, hal ini tidak terlihat pada pertandingan kemarin. Keduanya cenderung hati-hati dan tampak kurang berani mengambil inisiatif serangan. Pada babak pertama, United cenderung menunggu Chelsea. Penempatan Daniel James dan Marcus Rashford dimaksudkan untuk memaksimalkan kecepatan mereka untuk melakukan counter attack. Sayangnya, momen seperti ini hanya muncul satu kali saat Rashford berhadapan satu lawan satu dengan Edouard Mendy.

Setelah itu, momen seperti ini tidak terjadi lagi hingga akhir pertandingan. Chelsea selalu berhasil menyerang United hingga sepertiga akhir. Namun, passing akhir mereka selalu menjadi masalah. Dua pemain paling kreatif yang mereka punya, Kai Havertz dan Christian Pulisic tidak bisa mengatasi McTominay dan Fred yang bertahan dengan baik. Bahkan Havertz mendapat kartu kuning saking frustrasinya.

Melalui McTominay dan Fred, United sukses mematikan poros serangan The Blues. Ketika buntu, mereka mencoba sisi sayap yang diisi oleh Reece James dan Ben Chilwell untuk melepaskan crossing yang juga tidak efektif karena sukses dihalau barisan pertahanan United.

Sayangnya, pertahanan bagus United ini tidak dimbangi dengan serangan mereka. Chelsea juga bertahan dengan baik, namun intensitas permainan United juga tidak bisa dibilang tinggi terutama di sektor penyerangan. Beberapa kali mereka kehilangan momen untuk melakukan umpan ke depan yang bisa memecah ruang antar lini Chelsea.

Ada momen ketika Pogba sebenarnya bisa menerima operan dari Fred untuk melakukan serangan balik. Sayangnya, Fred memilih untuk memberikan bola ke arah Luke Shaw. Meski memproteksi pertahanan dengan baik, namun Fred jarang memberi umpan vertikal ke depan yang sebenarnya bisa menjadi awal United untuk melakukan serangan. Para gelandang lain juga banyak sekali yang melakukan delay alih-alih meningkatkan intensitas serangan.

“Saya tidak melihat ada tujuh umpan yang bagus. Mereka semua bermain dengan jaket pengaman,” kata Patrice Evra.

Sisi kiri United, yang menjadi sumber serangan mereka di era Ole, juga tidak terlalu banyak memberikan andil. Shaw dan Daniel James tampak kurang memiliki chemistry. Saat James berlari, Shaw terlambat memberi operan. Ketika James melambat, Shaw justru memberikan bola daerah yang kerap tidak bisa dikejar Sisi kanan juga demikian. Setelah gol spektakuler ke gawan Newcastle, Wan-Bissaka kembali menunjukkan kalau dia memang kurang cakap membantu penyerangan.

Masuknya Edinson Cavani, Mason Greenwood, dan Pogba sebenarnya bisa membuat perubahan bagi United. Akan tetapi, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk membongkar pertahanan Chelsea selain penguasaan bola yang lebih banyak dipegang oleh tuan rumah. Sayangnya, hal ini tidak diimbangi dengan kualitas United di sepertiga akhir.

Struktur bertahan sudah bagus, namun ketika menyerang mereka tampak tidak memiliki skema yang jelas. Pergerakan tanpa bola minim dilakukan sehingga pemain yang punya kemampuan passing bagus seperti Bruno dan Pogba kesulitan membangun peluang. Inilah yang membuat penampilan United di lini depan kembali dipertanyakan. Meski membuat 14 percobaan, namun hanya empat tendangan yang mengarah ke gawang. Penampilan bagus Mendy di bawah mistar juga tidak bisai ditepikan, tapi permainan United di lini depan juga kurang memuaskan.

Pandangan berbeda bermunculan menyikapi satu poin ini. Ada yang merasa kalau satu poin ini cukup bagus bagi United karena mereka menghadapi jadwal padat. Namun tidak sedikit pula yang kurang puas karena ini menjadi momentum United untuk keluar dari papan bawah. Meski begitu, Ole sendiri merasa sudah puas dengan satu poin. Terlihat dari senyumnya setelah peluit panjang.