Penampilan positif terus dipertontonkan Manchester United bersama Erik ten Hag. Yang terbaru, Setan Merah sukses mengalahkan Charlton Athletic 3-0 dalam babak perempat final Piala Liga. Ini akan menjadi semifinal ketiga yang diraih United dalam kurun empat musim terakhir. Banyak suporter berharap United bisa meraih gelar pada ajang ini sebagai hadiah untuk musim pertama Ten Hag.

Meski menang dengan skor meyakinkan, namun United menjalani laga yang tidak mudah. Beberapa kali mereka kesulitan menembus pertahanan ketat lawan, sebelum akhirnya Rashford datang dengan dua golnya untuk mengakhiri pertandingan.

Minim Magis dari Pelapis

Melihat lawan yang hanya berasal dari League One dan berposisi di papan tengah, wajar rasanya apabila Ten Hag melakukan rotasi. Ia melakukan modifikasi terutama di lini tengah-depan. Kobbie Mainoo melakoni debut seniornya dan dipasangkan dengan Fred. Di sisi lain, kehilangan Bruno serta Van de Beek membuat Ten Hag memainkan McTominay lebih ke depan. Untuk lini depan, Ten Hag memainkan trio Antony, Elanga, dan Garnacho.

Segalanya berjalan baik hingga Antony bisa mencetak gol melalui tendangan ala-ala Arjen Robben. Sayangnya, setelah itu permainan United justru tidak berkembang. Sebaliknya, Charlton beberapa kali lebih agresif dan jauh lebih cepat untuk sampai ke kotak penalti United.

Tidak adanya sosok gelandang pengendali membuat lini tengah United gampang jebol dalam situasi counter. Terlihat Mainoo masih butuh kesempatan yang lebih banyak lagi untuk menjaga wilayahnya. Bahkan dalam beberapa momen, McTominay sampai harus kembali ke posisi aslinya dan membuat Mainoo berada sedikit lebih ke depan. Sayangnya, lini serang United semakin tidak menggigit.

Lini belakang juga sama kacaunya. Harry Maguire masih suka panik meski yang dilawan adalah pemain-pemain yang kualitasnya masih di bawah dia. Malacia juga beberapa kali masih kalah duel satu lawan satu.

Satu aspek yang menolong United pada akhirnya adalah kualitas pemain. Charlton memang beberapa kali mengancam pertahanan United tapi tidak diimbangi dengan kualitas end passing dan penyelesaian akhir yang baik. Plus penampilan gemilang Tom Heaton yang beberapa kali berani keluar dari sarangnya untuk berduel bola-bola atas.

Aksi Pellistri

Erik ten Hag kembali berkata setelah pertandingan kalau timnya bermasalah dengan kill the game. Mereka kadang tidak mampu mengakhiri laga lebih cepat dan sering memberi kesempatan lawan untuk beberapa kali mengancam.

Hal ini yang kemudian membuat Ten Hag mau tidak mau menurunkan pemain utamanya. Pellistri, Rashford, Casemiro, Eriksen, masuk pada babak kedua. Keempat nama ini sukses menjaga kestabilan permainan United terutama di lini tengah dan lini depan.

Sorotan dalam pertandingan ini jatuh kepada Facundo Pellistri. Inilah debut sang pemain setelah hampir dua setengah musim direkrut oleh United. Menggantikan Anthony Elanga, yang disebut tidak lebih baik dari dirinya, pemain internasional Uruguay ini mampu menjawab kesempatan itu dengan baik.

Pergerakannya membuat lini depan United menjadi lebih cair dan ia menutup penampilan singkatnya itu dengan satu asis kepada Rashford.

“Dia melakukannya dengan sangat baik dan dia terus mengalami kemajuan. Saya senang dengan penampilannya pada laga melawan Everton (laga tertutup) dan juga permainannya pada Piala Dunia lalu. Sekarang, dia masuk dan langsung memberi pengaruh,” kata Ten Hag.

Apa yang ditampilkan Pellistri membuatnya memiliki peluang untuk terus mendapat menit main bersama Ten Hag. Ia juga sudah menunjukkan kepada netijen kalau dia memang jauh lebih bagus ketimbang Anthony Elanga yang tidak berkutik sepanjang 80 menit.

Sebelumnya, ia selalu terpinggirkan karena Ten Hag lebih suka memainkan Elanga. Hal ini sempat menimbulkan perdebatan apakah Elanga memang sebagus itu sampai-sampai membuat Pellistri jarang mendapat kesempatan.