Pemandangan langit Manchester dari atas Etihad Stadium (Twitter.com)

Bisa dibayangkan betapa girangnya penggemar Manchester United ketika menjalani hari Senin (8/3) ini setelah melihat performa apik yang mereka pertontokan di Etihad Stadium sehari sebelumnya.

Sebelum laga, penggemar United sudah dibuat haha-hihi terlebih dahulu berkat hasil yang diraih rivalnya yang lain, Liverpool. Juara bertahan kalah untuk keenam kalinya di kandang secara beruntun kali ini dari tim calon kuat degradasi, Fulham.

Dua jam setelah pertandingan Liverpool kelar kenikmatan itu makin terasa. United menang 2-0 atas Manchester City. Tiga angka, dari rumah tetangga yang gaduh, dan tren positif di laga tandang yang masih berlanjut. Ah..lengkap sudah kenikmatan penggemar United pada pekan ini.

Apa yang dipertontonkan United tadi malam selaras dengan apa yang pernah mereka tunjukkan ketika mengalahkan Real Sociedad 4-0 beberapa pekan sebelumnya. United bermain cerdas, efisien, dan yang paling utama adalah efektif. Tanpa efektivitas, mustahil United bisa mengalahkan mereka.

Betapa efektifnya United memanfaatkan peluang terlihat dari data setelah pertandingan. Dengan penguasaan bola yang hanya 33%, United sanggup membuat 6 shots on target. Jumlah ini sama seperti yang dibuat City dengan penguasaan bola yang banyak. Namun United tampak lebih cerdas ketimbang tetangganya tersebut saat menguasai bola. Data ini diperkuat dengan angka xG City yang hanya 1,34 sedangkan United memiliki angka xG 2,16. Dengan penguasaan bola yang sedikit, United justru memberikan peluang-peluang yang jauh lebih berbahaya ketimbang City.

Satu hal yang membuat City terkunci sudah pasti permainan rapat United ketika tidak menguasai bola. Sadar kalau City adalah tim yang membutuhkan banyak ruang untuk menjalankan taktik milik Pep, pemain United sebisa mungkin mempersempit ruang tersebut. Inilah yang membuat tuan rumah frustrasi. Hal ini terlihat dari 10 percobaan yang mereka buat dari luar kotak penalti United. Selain itu, City juga sama sekali tidak membuat big chance selama 90 menit.

Solidnya pertahanan United juga terbantu dengan Daniel James dan Anthony Martial. Dua pemain ini begitu rajin untuk turun membantu pertahanan ketika United sedang diserang. Kredit untuk Martial yang bermain sangat baik ketika bertahan terlepas dia gagal mengubah peluang emas pada babak kedua.

Ketika menguasai bola, lini belakang United langsung membentuk situasi 6 vs 5 dengan McTominay dan Fred berada di dekat 4 pemain menyerang City. Hal ini menguntungkan United karena mereka menang jumlah. Hal ini dibahas dalam Tweet Eric Laurie di bawah ini. Situasi ini memang membuat United akan kalah jumlah di lini tengah (4 vs 5). Akan tetapi, pemain United akan sejajar dengan 4 pemain belakang City karena Pep selalu menyisakan satu gelandang di lini tengah. Inilah yang membuat United begitu mudah mengacak-ngacak lini pertahanan City melalui direct pass kepada 4 pemain depannya tersebut.

Selain itu, permainan para pemain United juga cukup simpel. Mengandalkan kecepatan para pemainnya, maka bola sebisa mungkin harus didistribusikan dengan cepat. Proses gol kedua memperlihatkan keunggulan United tersebut. Hanya dengan 12 sentuhan, Shaw sukses menggandakan keunggulan.

“Kami sebenarnya bermain dengan fantastis dan membuat banyak tembakan. Kami menemukan lawan yang bertahan sangat dalam dan mengandalkan serangan balik. Seperti yang dikatakan oleh Solskjaer, mereka memiliki sejarah terkait kecepatan dan serangan balik,” kata Pep Guardiola.

Mantan pelatih Barcelona ini mungkin merasa kalau timnya pantas mendapatkan hasil yang lebih baik dari kekalahan. Namun pada pertandingan ini, dia juga cukup kebingungan mencari rencana cadangan membongkar pertahanan United. Dari menarik keluar Jesus hingga memindahkan Sterling ke tengah karena kalah duel berkali-kali dengan Wan-Bissaka, segala upayanya tidak ada yang berhasil. Dengan bermain tanpa striker, para pemain City justru melepaskan umpan silang yang banyak tidak menemui sasaran.

Berkat kemenangan ini, United meneruskan performa positif mereka di laga tandang dengan catatan 22 laga tidak terkalahkan. Sebaliknya, rentetan kemenangan City harus terhenti pada angka 21. Selain itu, Ole Gunnar Solskjaer juga menjadi manajer terbaik ketiga yang bisa mengalahkan Pep Guardiola setelah Jurgen Klopp dan Jose Mourinho. Ia juga menjadi manajer pertama sepanjang sejarah klub yang bisa menang derby tiga kali di Etihad.

Bagi United, kemenangan ini juga membuat kota Manchester masih berwarna merah (lagi) untuk dua musim beruntun.