Foto: Twitter Manchester United

Lima pertandingan, lima menang. Itulah torehan yang diraih Manchester United selama melakoni tur pra-musim mereka untuk menyambut musim kompetisi 2019/2020. Yang terbaru, Manchester United sukses mengalahkan klub kampung halaman Ole Gunnar Solskjaer, Kristiansund BK, dengan skor tipis 1-0 melalui gol penalti Juan Mata.

Pada pertandingan kemarin, Solskjaer menurunkan trio James-Rashford-Martial di lini depan. Nemanja Matic dan Scott McTominay menjadi double pivot di lini tengah, sementara Jesse Lingard diberikan peran sebagai free role. Komposisi lini belakang diisi oleh pemain yang kemungkinan akan menjadi pemain utama klub seperti David de Gea, Wan-Bissaka, Lindelof, dan Luke Shaw. Pengecualian untuk Phil Jones.

Kemenangan tipis ini sempat dipertanyakan beberapa pendukung United. Salah satunya terkait dengan permainan United yang masih penuh dengan catatan. Ada yang mengkritik kalau United harusnya bisa menang dengan jumlah gol yang lebih banyak. Namun tidak sedikit pula yang menyebut kalau United sebenarnya tampil tidak serius pada laga kali ini.

Menyebut kalau United bermain tidak serius sebenarnya merupakan anggapan yang salah. Hal ini terlihat dari dominasi Setan Merah yang menguasai hampir tiga perempat jalannya laga. Perbedaan kualitas dua kesebelasan membuat jalannya laga ini terasa berat sebelah. United menguasai bola hingga 73%. Semua aspek serangan juga dikuasai Setan Merah. Dari umpan ke depan, umpan silang, pembuatan peluang, hingga tendangan ke arah gawang yang selisihnya terpaut sangat jauh yaitu 33 sepakan berbanding lima miliki Kristiansund.

Meski banyak melepaskan tembakan, namun keefektifan United di lini depan nampak dipertanyakan. Dari 30 lebih tendangan yang dihasilkan, hanya 12 yang mengarah ke gawang. Itu berarti, lebih dari setengah sepakan United berakhir dengan sia-sia. Ada yang melebar, melambung, bahkan dua kali membentur tiang. Tentu hal ini menjadi masalah mengingat lini depan United diisi oleh pemain-pemain berkualitas.

Penampilan dua penjaga gawang Kristiansund juga patut diberikan apresiasi. Baik Sean McDermott dan Mor Mbaye tampil hebat dengan mementahkan 11 sepakan yang mengarah ke gawang mereka. Hanya Andreas Vaikla yang bernasip apes karena harus berhadapan satu lawan satu dengan Juan Mata di titik penalti.

“Saya sudah katakan dalam konferensi pers bahwa kita harus lebih kritis lagi di depan gawang. Di situlah Anda bisa memenangkan pertandingan. Banyak peluang besar diraih pada babak kedua, dan kami seharusnya menyelesaikan peluang itu dengan baik. Kami terus bekerja, terus meningkatkan finishing, dan menjalin chemistry agar pola yang kami inginkan bisa bekerja dengan baik. Ini bukan masalah besar, tetapi masalah sekecil apa pun harus diperbaiki,” tutur Solskjaer setelah pertandingan.

Meski menang lima kali dari lima laga, namun seperti yang dikatakan Solskjaer, chemistry antar pemain United belum terjalin dengan baik. Pada babak pertama, Lingard dan Matic nampak kesulitan dalam mengakomodasi serangan kepada para pemain depan mereka. Akurasi passing mereka masih belum akurat. Ketika build up play serangan United sudah terjalin, mereka kerap kebingungan di sepertiga akhir. Beberapa kali final pass dari Shaw, James, bahkan Rashford, kerap gagal menemui sasaran.

“Salah satu masalah United adalah tentang bagaimana cara mereka bermain dengan operan jarak 5 yard. Umpan-umpan melewati lawan dan melewati garis berlari adalah proses serangan yang cukup baik. Akan tetapi, para pemain belum cukup bagus dalam mengaplikasikan hal itu. Saat ini, operan pendek para pemain United masih berada dalam kategori buruk,” tutur @UtdArena, akun Twitter yang menyediakan jasa statistik untuk para pemain United.

Bahkan ketika susunan pemain diganti pada babak kedua, kualitas final ball para pemain United justru bertambah buruk. Beruntung ada Paul Pogba yang dengan umpan terobosannya berhasi dimaksimalkan Juan Mata untuk mendapatkan penalti. Namun secara keseluruhan, United masih menonjolkan sisi baiknya hanya dari segi penampilan individu namun belum sebagai sebuah tim secara utuh.

Akan sangat berbahaya jika masalah ini terbawa terus hingga kompetisi Premier League dimulai. Ketika menghadapi tim yang menggunakan blok rendah seperti Kristiansund, United mungkin akan memegang penuh penguasaan bola, namun dengan kualitas penyelesaian akhir layaknya laga kemarin, entah karena penampilan penjaga gawang yang bagus atau akurasi tembakan United yang mengkhawatirkan, maka seperti kata Solskjaer, United tetap tidak akan bisa meraih kemenangan.