Setelah sembilan kali meraih kemenangan beruntun, dengan lima diantaranya terjadi di Premier League, tren positif Manchester United akhirnya berhenti. Selhurst Park menjadi tempat dimana nasib apes dan ketidakberuntungan menyertai Setan Merah pada dini hari tadi.

Anak asuh Erik ten Hag hanya bermain imbang 1-1 melawan si pemilik stadion, Crystal Palace. Sempat unggul terlebih dahulu berkat Bruno Fernandes, namun tiga poin yang sudah ada di depan mata mendadak sirna setelah Michael Olise menyamakan kedudukan pada menit ke-90+1.

Hasil ini tentu bukan modal yang bagus mengingat United punya kesempatan untuk naik ke posisi dua klsasemen sementara untuk beberapa jam. Selain itu, mereka juga akan menghadapi Arsenal pada akhir pekan nanti.

United yang Berbeda

Laga ini seperti menunjukkan kalau tren positif United selama ini bukan berarti mereka tidak punya cela. Erik ten Hag lagi-lagi mengeluhkan soal kurang klinisnya United untuk menambah gol setelah mereka unggul.

Padahal penampilan United semalam terbilang cukup baik terutama pada babak pertama. Mereka mengontrol seluruh jalannya 45 menit pertama dan membuat beberapa peluang sampai kemudian mereka mendapat gol melalui kerja sama apik antara Rashford, Eriksen, dan Bruno.

Sayangnya, United kembali terhadang masalah klasik mereka yaitu tidak klinis atau tidak cepat mendapat gol kedua. Babak kedua berjalan tidak baik bagi mereka. Tidak ada serangan-serangan berbahaya layaknya babak pertama. Penguasaan bola mereka juga gampang hilang. Hukuman pun datang ketika tendangan bebas Michael Olise tidak bisa dijangkau oleh De Gea.

Kesan kelelahan tampak terlihat dari beberapa penggawa United sehingga beberapa dari mereka tampil tidak optimal. Rashford yang biasanya tampil bagus kini kembali ke setelan off. Ia mulai lupa dengan keberadaan kawan di posisi yang lebih baik sehingga beberapa kali memilih mengeksekusi sendiri peluang yang ia punya dan hasilnya tidak efektif.

Jadwal ini memang terpaksa ditaruh pada tengah pekan ini sehingga memaksa United harus bermain tiap tiga sampai empat hari hingga Februari mendatang. Imbasnya hasil-hasil seperti ini akan sering muncul mengingat United belum memiliki kualitas yang sepadan antara pemain utama dan pemain cadangan.

Hilangnya Sang Tembok

Erik ten Hag hanya bisa terdiam ketika melihat Casemiro mendapat kartu kuning pada menit ke-80. Semua paham karena dengan kartu kuning itu, dia dipastikan absen dalam laga berikutnya melawan Arsenal akibat akumulasi kartu.

Kehilangan Casemiro tentu sangat merugikan mengingat tidak tergantikannya pemain Brasil ini di lini tengah United. Ia bukan hanya sebatas sebagai perusak serangan lawan, tapi juga penghubung ke lini depan. Tidak jarang bola-bola antar lini yang ia lakukan berperan besar dalam proses peluang United. Sebut saja gol Cristiano Ronaldo ke gawang Everton atau gol Bruno saat melawan City.

Situasi di laga kemarin memang cukup sulit bagi Ten Hag. Seandainya United punya gelandang tengah yang sama baiknya dengan Casemiro, mungkin ia akan mengistirahatkan pemain Real Madrid tersebut. Sayangnya, Scott McTominay belum sampai ke level yang setara dengannya.

Sepanjang laga pun United juga tidak bisa keluar dari tekanan Palace, terutama pada babak kedua. Ini juga yang menjadi pertimbangan kenapa Ten Hag tidak menariknya di tengah-tengah laga. Dengan Casemiro bermain saja United sudah sulit, apalagi kalau dia ditarik keluar. Bukan tidak mungkin United akan pulang dengan nol poin. Ditambah dengan lini depan United yang tidak bisa menambah gol lagi sehingga situasi semkain tidak berpihak kepada mereka. Tidak bisa dibantah kalau United terlalu bergantung kepada Casemiro.

Erik ten Hag kini harus memutar otak ketika melawan Arsenal nanti. Sang manajer mencoba untuk mengangkat kepercayaan diri para pemainnya dengan menyebut kalau mereka bisa menang tanpa Casemiro. Ia berkaca dari hasil pertemuan pertama ketika United menang 3-1 melawan Meriam London. Saat itu, McTominay dan Eriksen bermain sebagai double pivot.