Foto: Manchester United World

Kemenangan dramatis United atas Fulham pada Minggu malam kemarin memberi kelegaan bagi para suporternya. Setidaknya, tiga poin ini bisa membawa mereka masih dekat dengan perburuan empat besar. Namun di sisi lain, kemenangan ini masih memberi sedikit kekhawatiran terutama dari segi permainan.

Alejandro Garnacho tampil sebagai pahlawan. Masuk pada menit ke-72, pemuda Argentina ini menjadi penyelamat setelah golnya pada menit ke-90+3 mengubur perlawanan tuan rumah sekaligus membuat United pulang ke Manchester dengan raihan tiga poin.

Dengan sangat elegan, Garnacho membuka jersey, berlari, dan seketika mereplika perayaan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo dengan menunjukkan jersey bertuliskan namanya itu.

Ia seperti membuktikan kalau kini dirinya sudah siap untuk terus mendapat menit bermain. Bagaimana tidak, dari lima laga terakhir United di semua kompetisi, Garnacho berkontribusi dalam empat gol United dengan torehan dua gol dan dua assists. Dua gol yang dibuat sifatnya adalah penentu kemenangan.

“Gol itu fantastis. Garnacho menunjukkan mentalitas yang Anda butuhkan. Ia tampil tanpa tekanan, masuk dan memiliki dampak. Dua kali dalam 3-4 hari, ia melakukannya dengan sangat baik. Saya senang bahwa kami dapat membawa pemain muda dan itu menunjukkan bahwa ketika pemain itu pantas mendapatkannya, mereka mendapatkan peluang mereka. Ia tipikal pemain bagus untuk diajak bekerja sama,” kata Ten Hag setelah laga.

Wajar apabila Ten Hag begitu bahagia. Pada awal musim, hubungan keduanya sempat merenggang setelah Garnacho terlambat mengikuti pertemuan tim dalam pra-musim. Hasilnya, ia tidak dibawa tur oleh manajer.

Namun seiring berjalannya waktu, Garnacho pun mulai merubah sikapnya. Ten Hag pun mengampuni sang pemain dan mulai memberi kesempatan lagi kepadanya. Kepercayaan yang kemudian dijawab dengan manis. Kontribusi dalam dua laga terakhir tampak seperti sebuah hadiah sekaligus bukti kalau ia sudah membenahi sikapnya dan merefleksikan kesalahannya.

Belum Bisa Berubah

Gol Garnacho pada menit terakhir tidak hanya memberi kemenangan bagi United tapi juga kelegaan pada suporternya. Setelah unggul cepat melalui Christian Eriksen pada menit ke-14, suporter United kemudian lebih banyak melihat gawang tim kesayangannya terancam dan hanya sesekali membuat ancaman melalui serangan balik yang tidak efektif.

Semalam adalah kali kesekian melihat United dengan masalahnya yang masih sama dan belum bisa dibereskan yaitu kebingungan di sepertiga akhir dan pengambilan keputusan yang sangat buruk. Belum lagi soal keeping the ball yang masih suka salah dan membuat mereka hilang penguasaan bola.

Gol Daniel James adalah contoh betapa jeleknya keeping the ball Bruno yang memaksakan diri mengambil bola meski situasinya sudah tidak memungkinkan. Ditambah dengan Malacia yang memilih untuk overlap membuat ia kehilangan beberapa langkah dari Willian. Proses gol Fulham juga menunjukkan United masih kurang dalam transisi defensif.

Buruknya pertahanan United memang bukan tanpa alasan. Sisi kanan yang menjadi awal terciptanya gol Fulham diisi oleh pemain yang bukan pada posisinya. Bek kanan diisi oleh Tyrell Malacia, lalu sebagai winger Bruno yang justru mengisi tempat tersebut.

Kedalaman skuad yang kurang adalah alasan mutlak kenapa United belum kunjung menemukan performa yang kurang memuaskan. Selain Dalot dan Antony, tidak ada lagi pemain yang cakap untuk bermain di posisi kanan. Begitu juga di beberapa sektor lain seperti gelandang tengah, gelandang serang, dan striker.

Minimnya pelapis sepadan inilah yang dikeluhkan Ten Hag. Pada laga ini saja, ia membawa hanya delapan pemain cadangan termasuk dua kiper. Ketika ditanya alasannya, Ten Hag hanya menjawab, “Saya sudah tidak punya pilihan pemain lagi yang bisa membantu kami,” katanya sebelum laga.

Dengan belum pastinya kapan Antony, Varane, dan Sancho kembali, lalu inkonsistennya para pemain di beberapa sisi, maka investasi di bursa transfer bisa menjadi alternatif jalan keluar. Jika tidak, bukan tidak mungkin kita akan terus disuguhkan pemandangan serupa tiap kali United tampil. Sepertiga akhir yang buruk, keeping the ball yang buruk, transisi, dan pemain yang bermain di bukan posisi aslinya.