Rata-rata suporter Manchester United paham kalau terlalu berlebihan rasanya berharap tim kesayangannya bisa menjadi penantang juara Premier League pada musim ini. Mempertahankan posisi yang ditempati sekarang ini saja tampak sudah menjadi prestasi jika melihat kedalaman dan konsistensi yang masih bermasalah.

Namun, tetap saja timbul perasaan kecewa dan juga gemas ketika melihat United tidak bermain dengan baik sehingga mereka gagal meraih tiga poin. Itulah yang terjadi dini hari tadi saat mereka hanya mampu meraih satu poin kala menjamu Leeds United.

United tidak bermain dengan baik. Apa yang mereka tunjukkan dalam laga-laga sebelumnya tampak hilang secara misterius. Bahkan anak asuh Erik ten Hag harus ketinggalan dua gol terlebih dahulu yang semuanya terjadi pada awal babak pertama dan awal babak kedua. Beruntung, mereka bisa terhindar dari kekalahan setelah Marcus Rashford dan Jadon Sancho datang sebagai penyelamat.

Ada dua hal yang menjadi sorotan Ten Hag pada pertandingan tersebut. Yang pertama adalah kesalahan lini belakang United dalam dua proses gol Leeds sesaat setelah peluit kick-off ditiup. Ten Hag merasa heran karena melihat para pemainnya tampak seperti pemain yang belum siap untuk turun ke lapangan.

“Kami membuat kesalahan yang sangat fatal. Kesalahan yang berkaitan dengan sikap. Kami sepertinya belum siap untuk turun ke atas lapangan,” ujarnya.

Selain lini belakang yang entah kenapa tidak sebagus biasanya, lini depan United juga tidak luput dari perhatian Ten Hag. Mereka membuat 24 percobaan dengan tujuh mengarah ke target. Sayangnya, mereka tetap tidak memenangkan pertandingan. Lagi-lagi United terjebak dalam hal finishing, padahal mereka mendapat beberapa peluang emas yang salah satunya diraih Alejandro Garnacho saat ia gagal mencetak gol meski sudah melewati penjaga gawang.

Fred oh Fred

Namun, tajuk utama dari hasil imbang ini adalah kegagalan Fred dalam mengisi kekosongan lini tengah United. Semalam, penampilan pemain asal Brasil ini membuat frustrasi penggemarnya. Bahkan Erik ten Hag juga ikut dibuat frustrasi, “sampai-sampai sang manajer harus membanting permen karetnya karena kesal melihat penampilannya,” begitu penuturan Manchester Evening News.

Dini hari tadi, lini tengah United diisi oleh Marcel Sabitzer dan Fred. Sayangnya, kombinasi ini tidak berjalan dengan baik. Mereka tak mampu melakukan build-up dan beberapa kali kehilangan bola.

Jarak yang jauh juga menjadi masalah. Beberapa kali Sabitzer ditinggal sendirian di tengah tanpa adanya proteksi Fred. Beberapa kali kita melihat situasi Sabitzer dikepung oleh lima pemain. Gap yang jauh inilah yang membuat United sulit untuk mendistribusikan bola dari belakang dan terpaksa kembali mengalirkan bola melalui sayap.

Jika Sabitzer dimaklumi dengan alasan adaptasi, maka tidak dengan Fred. Kritikan kembali datang setelah sebelumnya ia selalu bermain apik sebagai supersub. Fred tidak hanya gagal menjadi kreator serangan, tapi beberapa kali aksinya justru membahayakan timnya sendiri.

Tendangan bebas Brenden Aaronson yang membentur tiang hadir akibat pelanggaran Fred. Mantan pemain Shakhtar ini bahkan sempat memberi umpan justru ke pemain Leeds di lini tengah. Hal ini belum ditambah dengan beberapa kali ia gagal merebut bola kedua.

***

Comeback dramatis yang dilakukan United memang patut diapresiasi. Hal ini menunjukkan mentalitas tim yang jauh lebih baik dibanding musim-musim sebelumnya. Namun, hasil 2-2 ini menunjukkan betapa vitalnya ketergantungan United terhadap sosok Casemiro dan Eriksen.

Statistik Opta menunjukkan United rata-rata mendapatkan 2,3 poin dan hanya kebobolan 0,7 gol per laga ketika Casemiro bermain. Tanpa mantan pemain Real Madrid tersebut, Setan Merah hanya punya rataan 1,4 poin dan kebobolan 2,1 gol per laga. Sedangkan Eriksen adalah pemberi assists terbanyak United di liga musim ini.

Ketika dua pemain ini hilang, terlihat permainan United menjadi tidak jelas dan tanpa arah. Mereka kalah dalam duel dan beberapa kali kehilangan penguasaan bola. Belum mampunya Sabitzer dan Fred mengisi kekosongan membuat serangan United menjadi kurang variasi. Apesnya, United masih harus memainkan dua laga lagi tanpa sosok Casemiro dan baru bisa memainkan Eriksen pada April mendatang.