Foto: redacaoemcampo

Sebuah banner bertuliskan “Standards” membentang ketika pemain United masuk ke lapangan ketika melawan Aston Villa. Sayangnya, apa yang tertulis di banner tersebut tampak belum terlihat hingga laga kemarin.

Ada harapan kalau penampilan Manchester United akan berubah setelah dikritik habis-habisan melawan Wolves. Hal ini tidak lepas dari gol cepat yang dibuat Scott McTominay ketika pertandingan baru berjalan delapan menit.

Dengan elegan pemain asal Skotlandia ini menyundul bola kiriman dari Fred. Sontak, suporter United berharap akan adanya gol lain yang datang dari para pemainnya.

Sayangnya, harapan tinggal harapan. Setelah mencetak gol, Villa justru menjadi sisi yang jauh lebih baik sepanjang pertandingan. Mereka sukses mengeksploitasi lini belakang United dan menciptakan beberapa ancaman.

Lini belakang kembali menjadi sorotan karena kesulitan untuk mengalahkan pergerakan Ollie Watkins dan Emi Buendia sepanjang pertandingan. Jarak dua pivot yaitu McTominay dan Fred beberapa kali terlalu jauh sehingga menciptakan celah yang membuat Villa sukses memberikan umpan-umpan antar lini yang berujung dengan datangnya peluang berbahaya.

Hal ini terus terjadi berkali-kali dan ditambah dengan kecerobohan Victor Lindelof yang sempat salah dalam mengontrol bola yang berujung peluang Watkins. Beruntung tendangannya masih membentur mistar. United Arena mendefinisikan lini belakang United sebagai lini yang mengerikan justru ketika sedang tidak menguasai bola.

Proses United ketika melakukan build up masih jauh jika dibandingkan dengan sisi Steven Gerrard. Dalam beberapa menit, penguasaan bola Villa bahkan mencapai lebih dari 60 persen yang menandakan bagaimana dominasi tim tamu.

Angka xG yang mereka miliki bahkan jauh lebih tinggi yaitu 0,86 melawan 0,71 yang menandakan kalau peluang Villa punya kesempatan menjadi gol jauh lebih tinggi dibanding United. Wajar apabila Gerrard kecewa.

“Saya kecewa karena tersingkir dari ajang ini karena saya ingin hasil yang positif. Kinerja mereka sepanjang pertandingan sangat bagus dan kami mendominasi untuk waktuyang lama. Peluang kami untuk mencetak gol sangat banyak. Saya frustrasi,” kata Gerrard.

United bukannya tidak ada perubahan sebenarnya. Akurasi umpan mereka sedikit lebih mendingan ketimbang ketika melawan Wolves. Yang menjadi masalah adalah pengambilan keputusan akhir yang tidak terlalu baik. Ketika ruang bisa tercipta untuk mereka, para pemain ini akan bermasalah dengan eksekusi entah itu terlambat memberi umpan atau memilih menyelesaikan peluang sendiri meski ada rekan setim yang bebas dari kawalan.

Beda Perlakuan Pemain Akademi

Nama Scott McTominay selalu mejadi pemberitaan dalam beberapa hari terakhir. Hal ini tidak lepas dari aksinya di dalam lapangan yang cukup berkontribusi baik secara ofensif maupun defensif. Sebuah kontribusi yang besar meski si pemain mendapat gaji paling kecil yaitu 20 ribu pounds sepekan.

Sama seperti musim lalu, Scott McTominay kembali menjadi pahlawan United ketika bertanding pada babak ketiga Piala FA 2021/22. Musim lalu, ia melakukannya ke gawang Wolverhampton.

Yang menarik, gol McTominay sama-sama dibuat melalui sundulan kepala dan terjadi sebelum pertandingan memasuki menit ke-10. Golnya ketika melawan Wolves terjadi pada menit ke-5, sedangkan golnya ke gawang Emi Martinez terjadi pada menit ke-8.

Atas aksinya ini, McTominay kembali diganjar gelar Man of the Match. Tepuk tangan meriah ia dapat ketika lensa kamera beberapa kali terus bergerak ke arahnya.

Apa yang terjadi kepada McTominay berbeda dibanding sesama lulusan akademi lainnya yaitu Marcus Rashford dan Mason Greenwood. Dua winger ini mendapat banyak kritikan dan hujatan. Hal ini tidak lepas dari penampilannya yang dianggap egois.

Meski Greenwood berperan besar untuk gol McTominay karena sukses menarik dua pemain belakang Villa, namun ia disorot karena terus memaksakan diri menendang bola tiap kali bola di kakinya.

Begitu juga dengan Rashford. Oleh Manchester Evening News, si nomor 10 sering memaksakan diri untuk melewati lawan meski ruang geraknya sudah tertutup dan gagal bergerak mendapat bola yang lepas di area pertahanan. Bahkan ketika ia menyentuh bola beberapa kali sorakan mengarah kepadanya.

Seketika ia ditarik keluar, suporter United memberi tepukan. Sudah pasti tepuk tangan ini bersifat sarkas karena sepanjang laga Rashford bermain buruk.