Menang 5-2, membuka kesempatan ke empat besar. Foto: Twitter Man United

Jika ingin peluang untuk meraih posisi empat atau bahkan posisi tiga tetap terjaga, maka United hanya punya satu syarat yaitu dengan terus meraih kemenangan. Konsistensi itu pelan-pelan mulai diperlihatkan skuad Ole Gunnar Solskjaer. Sabtu kemarin, United meraih kemenangan 5-2 atas Bournemouth dalam lanjutan pekan ke-33 Premier League 2019/2020.

Hasil ini membuat United untuk sementara naik ke peringkat empat menggusur Chelsea yang baru akan bertanding setelah tulisan ini diunggah. Namun, apapun hasil yang diraih oleh anak asuh Frank Lampard, United pelan-pelan sudah mulai menunjukkan permainan terbaik mereka sebagai sebuah kesebelasan. Salah satu hal yang tidak bisa mereka cari pada paruh pertama musim.

Tajamnya Trio ‘M’

Sorotan utama untuk pertandingan kali ini adalah trio lini depan mereka. Empat dari lima gol United dicetak oleh Martial, Marcus Rashford, dan Mason Greenwood, dengan nama terakhir mencetak dua gol serta menjadi bintang lapangan. United tampaknya mulai mendapatkan tiga nama ini sebagai andalan utama mereka untuk membobol gawang lawan.

Keuntungan dari memiliki tiga pemain ini adalah kemampuan mereka yang bisa bermain di semua posisi lini depan, entah itu menjadi seorang target man atau melebar ke sisi sayap. Tipikal permainan yang sama ini membuat Ole tidak terlalu kesulitan untuk memberikan kebebasan kepada mereka di lini depan untuk berkreasi. Hal ini terlihat dari beberapa kali ketiganya bertukar posisi sepanjang 90 menit yang memusingkan pemain belakang lawan.

38 gol dari total 56 gol mereka di Premier League datang dari tiga pemain ini. Yang menarik, mereka tidak hanya mencetak gol namun gol-gol mereka juga menghasilkan beberapa rekor. Satu gol dari Anthony Martial dan Marcus Rashford membawa mereka menjadi top skor klub dengan 20 gol pada musim ini. Inilah kali pertama United punya dua pemain yang bisa mencetak 20 gol di semua kompetisi setelah Berbatov dan Hernandez pada musim kompetisi 2010/2011.

Sensasi Mason Greenwood

Berkat dua golnya, Mason Greenwood tidak hanya sebatas sudah mencetak 15 gol pada musim ini. Ia juga menjadi pemain termuda yang bisa membuat 15 gol bagi Setan Merah setelah Wayne Rooney pada 2004/2005. Kala itu, Rooney membuat 17 gol di semua kompetisi. Mengingat United masih bertanding sekitar sepuluh laga lagi, maka peluang Mason untuk melewati torehan Rooney terbuka lebar.

Penampilan apiknya ini seolah memberi sinyal kepada Ole kalau dia sudah layak untuk bermain rutin sebagai starter. Ia memang jauh lebih baik dari pemain sayap lain seperti Daniel James. Kemampuannya melakukan cut inside dan memiliki dua kaki yang sama baiknya jelas membuat Mason lebih unggul untuk mengisi peran sebagai winger ketimbang penggawa asal Wales tersebut.

“Mason adalah seorang pencetak gol fantastis. Bagaimana ia mencetaknya, datang pada saat yang krusial. Ia adalah pemain bertalenta. Kami akan mengembangkan dan mengelolanya sebaik mungkin di sini,” kata Ole.

Bruno Makin Jago

Entah apa jadinya jika Bruno direkrut oleh United sejak awal musim. Bukan tidak mungkin, United jauh lebih mudah untuk bertengger di zona empat besar tanpa harus menjalani proses naik turun seperti yang dialami sekarang. Bruno kembali membuktikan kalau dia memang layak untuk dibeli mahal oleh Setan Merah.

Ia membuat satu gol dan dua asis. Satu gol yang dicetak dengan indah yaitu melalui tendangan bebas. Total, ia sudah berkontribusi terhadap 11 gol United sejak ia datang pada akhir Januari lalu dengan rincian enam gol dan lima asis.

Banyak yang meributkan akurasi umpan Bruno yang hanya 80% pada pertandingan kemarin. Akan tetapi, beberapa kali saya ucapkan kalau rendahnya akurasi umpan Bruno lebih dikarenakan ia adalah tipikal pemain yang sering memberikan umpan-umpan berisiko. Umpan berisiko ini merupakan umpan-umpan yang biasanya ditujukan langsung ke sepertiga akhir pertahanan lawan.

Dikatakan berisiko mengingat bola bisa saja dipotong atau tidak menemui sasaran. Namun, jauh lebih baik bermain dengan cara seperti ini demi bisa merusak organisasi pertahanan lawan ketimbang hanya mengandalkan bola-bola silang dari sisi sayap.

Ada Apa Dengan Lini Belakang?

Hasil 5-2 memperlihatkan kalau kedua tim punya masalah pada lini belakang masing-masing. Bournemouth begitu mudahnya kebobolan hingga lima gol, sedangkan United masih kebobolan dua. Beruntung, United bisa menutupi kekurangan di lini belakang dengan mencetak lima gol.

Bournemouth sudah melakukan segalanya untuk mempertahankan keunggulan 1-0 yang mereka miliki. Mereka bermain dengan garis pertahanan yang begitu rendah. Sampai-sampai, kedua pemain depan mereka yaitu Joshua King dan Dominic Solanke sampai turun hingga mendekati kotak penalti mereka sendiri.

Bournemouth sendiri menyerang United melalui counter attack dengan memanfaatkan kecepatan Junior Stanislas dan David Brooks yang beroperasi di sisi sayap. Namun, sepanjang 90 menit hanya ada tiga ancaman ke gawang David de Gea yang menghasilkan dua gol.

Tiga peluang Bournemouth itu sebenarnya bisa diatasi oleh United jika lini belakang mereka tampil sigap. Proses gol pertama Stanislas menunjukkan betapa lambatnya reaksi Wan-Bissaka setelah melakukan tekel, mudahnya Maguire dikolongi oleh si pencetak gol yang kemudian menaklukkan De Gea melalui celah sempit.

Peluit babak kedua baru dimulai, lini belakang United langsung kacau ketika tim tamu mendapat dua peluang berbahaya yang disusul dengan kekonyolan Eric Bailly yang menahan umpan dari Matic menggunakan tangan hanya beberapa detik setelah ia menggantikan Victor Lindelof.

Secara keseluruhan, lini belakang United memang tidak sebaik laga melawan Brighton. Mereka beberapa kali melakukan kesalahan termasuk De Gea beberapa kali memberi umpan yang tidak tepat sasaran. Hal ini menjadi peringatan mengingat United akan menghadapi tim-tim papan bawah yang sudah pasti ingin bertahan di Premier League musim ini.

Beruntung, ketajaman trio M di lini depan plus Bruno membuat kesalahan-kesalahan pemain belakang pada laga kemarin bisa dimaafkan.