Foto: Sky Sports

Untuk ke-16 kalinya sepanjang sejarah, Manchester United melangkah ke semifinal Piala Liga. Dini hari tadi, Setan Merah sukses menang dengan skor 0-2 melawan Everton di Goodison Park. Dua gol masing-masing dicetak oleh Edinson Cavani dan Anthony Martial. Pada semifinal nanti, anak asuh Ole Gunnar Solskjaer akan kembali bertemu Manchester City. Kesebelasan yang mengandaskan mimpi mereka pada ajang yang sama musim lalu.

United tidak mendapatkan kemenangan ini dengan mudah. Mereka harus menunggu hingga 88 menit untuk bisa mencetak gol yang datang melalui kaki Cavani. Gol yang membuat seluruh pendukung Manchester United bisa bernafas lega karena terus dibuat geregetan oleh penampilan timnya sepanjang pertandingan.

“Saya kecewa karena kami harus menunggu lama untuk bisa mendapat gol. Meski begitu, saya senang dengan performa luar biasa pada babak kedua,” kata Ole Gunnar Solskjaer.

Ole Gunnar Solskjaer menurunkan kombinasi antara pemain utama dengan pemain pelapis. Van de Beek, Pogba, dan Edinson Cavani bermain sejak menit awal. Eric Bailly dan Axel Tuanzebe kembali dari cedera untuk mengawal lini belakang. Dean Henderson kembali menjaga gawang United setelah blunder konyol ketika melawan Sheffield United.

United tidak bermain buruk. Sebaliknya, ini mungkin menjadi salah satu pertandingan terbaik United bersama Ole Gunnar Solskjaer. Mereka mengontrol pertandingan, menguasai bola dengan dominan, dan membuat banyak peluang. Hanya satu yang kurang, yaitu gol. Pada babak pertama, United mengurung Everton selama 20 hingga 25 menit dan mendapat 9 peluang. Hanya, penyelesaian akhir yang masih kurang.

Peluang berbahaya datang dari Cavani yang menendang bola dua kali dari sudut sempit. Sayang, tendangannya masih bisa ditahan oleh Robin Olsen. Sundulan Mason Greenwood masih melebar tipis, sedangkan Paul Pogba tidak siap ketika ada bola yang datang ke arah kepalanya.

Setelah dominasi tersebut, United mulai lebih sering tertekan. Everton mulai mengambil alih pertandingan dengan memaksimalkan peran Gylfi Sigurdsson. Sayangnya, tidak banyak peluang yang mereka bisa hasilkan kecuali tendangan bebas Sigurdsson yang masih bisa diblok oleh Dean Henderson.

“Awal pertandingan yang sulit bagi kami. Kami tidak memainkan sepakbola menyerang tapi kami perlu bertahan dan hingga tiga menit terakhir kami bertahan dengan baik. Kami bertahan dengan bagus dan nyaris membawa pertandingan ini hingga adu penalti. Sayangnya, mereka lebih bisa memegang kendali dan kualitas. Kami sebenarnya sudah berencana untuk membuat beberapa peluang dari bola mati dan serangan balik,” kata Ancelotti.

Everton sendiri memang tampak berbahaya ketika situasi bola mati. Beberapa kali tendangan sudut mereka juga berbahaya karena eksekutor akan menendangnya ke kotak kecil. Sayangnya, ketika menguasai bola pemain Everton tampak tegang. Beberapa kali umpan-umpannya tidak akurat dan sentuhan bola dari para pemain lain juga terkadang tidak terlalu baik. Inilah yang membuat permainan Everton bisa dibilang tidak mencerminkan tim yang baru saja menang atas tim-tim seperti Chelsea, Leicester City, dan Arsenal. Tidak ada istimewanya sama sekali.

Meski tidak istimewa, namun United tetap tidak bisa memecah kebuntuan. Padahal, babak kedua United tampil layaknya babak pertama yang begitu dominan menguasai bola. Ole kemudian membuat perubahan dengan memainkan Rashford dan Martial untuk menggantikan Van de Beek dan Greenwood.

Keputusan yang jitu mengingat United punya empat pemain yang bisa bergerak ke kotak penalti. Berkat Martial pula, United akhirnya bisa memecah kebuntuan. Dalam proses gol Cavani, Martial sukses keluar dari marking Sigurdsson. Dalam tayangan ulang, pemain Islandia ini terkecoh oleh gerakan Paul Pogba yang ada didekatnya. Inilah yang membuat Martial leluasa merancang proses gol Cavani.

Bagi Cavani, inilah gol keempatnya selama membela United. Yang menarik, dua dibuat di Goodison Park. Striker Uruguay ini semakin membuktikan kalau dirinya masih tajam dan layak untuk mendapat menit bermain secara reguler.

Pada akhirnya, Martial menutup kemenangan United melalui pergerakannya yang efektif dalam proses gol kedua. Setelah dikritik karena nihil kontribusi dalam enam pertandingan awal, Martial kini sudah mengoleksi dua gol dan empas asis hanya dari tiga penampilan.

Kini, Ole dihadapkan dengan jadwal padat yang mengharuskan mereka bermain tiga kali dalam seminggu yang dimulai dari tanggal 26 nanti melawan Leicester City pada pertandingan pertama boxing day 2020. Meski banyak yang khawatir akan kebugaran para pemainnya, Ole merasa kalau timnya justru mendapat energi ekstra dari kemenangan yang mereka raih semalam.