Untuk ukuran kesebelasan sebesar Manchester Unitedkeluar dari Zona Eropa adalah masalah besar. Hingga pekan ke-17, United masih betah duduk di peringkat keenam klasemen Premier League. Namun, ada catatan positif dari apa yang diraih United di mana mereka tak terkalahkan di 10 pertandingan terakhir di semua ajang!

Catatan yang paling penting tentu tiga kali kemenangan beruntun di liga, setelah pada beberapa pertandingan sebelumnya sempat mengalami tiga hasil seri beruntun. Sektor penyerangan mulai menunjukkan tajinya di mana produktivitas gol mereka mulai meningkat. Hal ini tak lepas dari Jose Mourinho yang mulai menemukan racikan yang pas.

Sebelumnya, United memang sempat bermasalah dalam urusan penyerangan, terutama soal konversi peluang menjadi gol. Hingga pekan ke-13, angka konversi gol United menempati peringkat ketiga terburuk. Variasi serangannya pun tidak banyak. United sering mengandalkan umpan silang yang harapannya, Zlatan Ibrahimovic mampu meneruskannya menjadi gol. Jumlah umpan silang United sebanyak 372 kali adalah yang ketiga terbanyak di liga, beda tipis dengan Southampton dengan 373 umpan silang di posisi kedua. Tapi sayangnya, 287 di antaranya gagal menemui sasaran.

Selain umpan silang, United juga sering memanfaatkan operan-operan pendek. Men-delay bola dan mencoba mengoper ke belakang sebagai upaya mencari ruang. Tapi lama kelamaan, cara menyerang seperti itu mudah ditebak dan bisa diantisipasi. Hanya dengan menerapkan garis pertahanan yang rendah, para penggawa United jadi hanya bisa main-main saja mengoper ke sana-sini. Ini memang salah satu kekurangan Mou, yang tidak memiliki banyak variasi taktik.

Perihal formasi, The Special One telah mencoba beberapa variasi dari 4-2-3-1, 4-1-4-1, hingga yang terbaru adalah 4-3-3. Urusan pemilihan skuat, Mou memang belum menemukan skuat terbaiknya. Ia cukup sering bereksperimen dan mencoba berbagai pemain di berbagai posisi. Salah satu sektor yang sering diotak-atik adalah sektor sayap. Mou memiliki banyak pemain yang dapat dimainkan di sayap seperti Jesse Lingard, Marcus Rashford, Anthony Martial, Henrikh Mkhitaryan, Juan Mata, dan Wayne Rooney.

Mata tidak memiliki kecepatan yang seharusnya dimiliki seorang pemain sayap. Kemampuan dribel-nya pun bisa dibilang biasa saja. Begitu pula dengan Rooney. Di sisi lain, Rashford dan Lingard memiliki kecepatan tapi umurnya masih muda dan belum memiliki kualitas yang cukup untuk bermain reguler. Padahal, dibutuhkan pemain yang lincah dan mumpuni dalam dribel agar bisa menopang Zlatan Ibrahimovic di lini depan. Hanya Martial yang dapat dikatakan cukup baik.

Baca juga: Mengapa Martial Perlu Dipertahankan United

Namun, Mou sepertinya sedikit demi sedikit telah menemukan jawaban dari dua masalah tersebut. Dalam urusan penyerangan, akhir-akhir ini United bermain lebih cepat dari biasanya. Contoh terbarunya adalah ketika menghadapi Tottenham.

United tidak banyak oper sana-sini. Sekalinya mendapatkan bola, mereka cenderung langsung mengirim ke pemain yang berada di depannya. Hal ini dibuktikan dengan angka 74,16% dari seluruh umpan United, yang ditujukan ke arah depan. Jika kebingungan, Paul Pogba dkk., juga cenderung melakukan umpan jauh. Total ada 76 umpan jauh atau sekitar 23%.

Lawan Persentase Umpan Ke Depan Persentase Umpan Jauh
Tottenham 74,96 23
Zorya 75,07 7,82
Everton 67,64 14,95
West Ham (liga) 58,80 10,71
Arsenal 59,28 14,28
Swansea 55,17 7,9
Burnley 60,23 8,55
Stoke 63,89 7,89

 

Hasilnya cukup memuaskan. Gol Zlatan kala menghadapi Everton dan West Ham lahir dari umpan jauh. Sesuatu yang jarang terlihat sebelumnya. Permainan United yang lebih direct juga menghasilkan gol kala bertandang ke markas Zorya. United hanya melakukan dua operan setelah berhasil merebut bola di daerahnya, sebelum akhirnya Zlatan sukses memanfaatkan peluang satu lawan satu.

Persentase umpan ke arah depan dan umpan jauh yang dilakukan United meningkat akhir-akhir ini. Ini menunjukan Mou mencoba variasi penyerangan dalam permainan United. Taktik ini juga tak lepas dari peran sayap mereka yang memiliki kecepatan, Martial dan Mkhitaryan.

Posisi sayap yang diisi kedua pemain itu memungkinan United bermain lebih cepat. Saat menerima bola dari belakang, Martial dan Mkhitaryan bisa melakukan dribel dengan mengandalkan kecepatannya dan langsung mencari teman yang berada didepan. Tidak seperti Mata atau Rooney yang cenderung mendelay bola dan kembali mengumpan ke belakang. Pada dua partai liga terakhir, Tottenham dan Everton, Martial dan Mkhitaryan bermain sejak menit pertama dan hasilnya United dapat bermain lebih direct.

Perubahan cara menyerang ini memberi warna baru bagi penyerangan United. Ditambah dengan Mou yang mulai mempercayakan skuat utama kepada Mkhitaryan. Pemain asal Armenia itu memiliki kecepatan yang baik, dribel yang mumpuni, serta kreativitas yang baik pula. Ia juga bisa memberi perubahan.

Kisah Sedih Mkhitaryan, baca di sini.

Ini terbukti dengan golnya ke gawang Hugo Lloris. Ketika Ander Herrera sukses merebut bola, ia langsung berlari tanda meminta umpan terobosan. Herrera pun melepaskan umpan terobosan terukur. Mkhitaryan menggiring bola tersbut dengan cepat kearah gawang dan melepaskan tendangan keras yang sangat sulit diantisipasi oleh kiper manapun. Sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh pemain sayap lainya.

Gol Mkhitaryan itu kala bertandang ke markas Zorya juga berawal dari dribelnya yang mengecoh dua pemain lawan. Pada pertandingan melawan West Ham di EFL Cup juga ia kembali menunjukan kualitasnya. Ia melihat ada ruang kosong dan ia berlari kesana, Rooney yang jeli melihat pergerakan Mkhitaryan mengoper kearah pemain 27 tahun itu. Ia mendribel sedikit dan melepaskan backheel cantik kepada Zlatan sehingga akhirnya berbuah gol.

Manchester United memang lebih seimbang dengan adanya Mkhitaryan dan Martial di posisi sayap. Seperti apa yang dikatakan legenda United, Garry Neville.

“Ketika Anda memiliki Zlatan Ibrahimovic di depan, Anda memiliki pemain yang tidak lincah, tapi mampu menahan bola dengan baik. Hal tersebut berarti Anda harus bermain dengan kecepatan di kedua sisinya. Yang membuat bek lawan kesulitan adalah kelincahan. Jadi, menurut saya, United berimbang seperti ini,” tutur Neville.

Sektor penyerangan yang lebih bervariasi dan sisi sayapnya juga lebih hidup memberikan harapan baru bagi para penggemar United. Mourinho juga mulai menemukan komposisi pemain yang cocok. Jika terus meningkatkan performa, bukan tidak mungkin United akan kembali ke papan atas klasemen.