Foto: Ronaldo

Jangan ragukan kemampuan Cristiano Ronaldo dalam urusan mencetak gol. Saking tajamnya insting yang ia punya dalam membobol gawang lawannya, seorang CR7 bisa mencetak gol dari posisi mana saja. Bahkan posisi yang dianggap mustahil sekalipun.

Manchester United dalam tren yang bagus pada musim 2008/2009. Meski gagal meraih gelar Piala Super Eropa, namun United punya peluang untuk memborong semua gelar tersisa saat itu. Termasuk Liga Champions Eropa, gelar yang mereka raih semusim sebelumnya.

Langkah United cukup mulus untuk memenuhi ambisi tersebut. Inter Milan sudah mereka singkirkan pada 16 besar. Setelahnya, giliran FC Porto yang menjadi korban. Final semakin dekat setelah pada leg pertama semifinal United mengalahkan Arsenal 1-0 berkat gol John O’Shea.

Tugas United kini tinggal menyelesaikan leg kedua di Emirates Stadium. Akan tetapi, itu bukan tugas yang mudah karena sejak stadion baru itu dibuka pada 2006, United belum pernah menang di sana. Apalagi mereka hanya membawa keunggulan 1-0 yang masih bisa dibalikkan oleh kubu Meriam London.

Sayangnya, Arsenal justru mati kutu pada laga tersebut. United menang dengan skor 3-1 yang membuat agregat semakin telak menjadi 4-1. Apiknya penampilan United saat itu tidak lepas dari kehebatan Cristiano Ronaldo. Dia mencetak dua gol pada pertandingan tersebut yang salah satunya adalah gol yang paling dikenang suporter Setan Merah.

Pada menit ke-11, United mendapatkan tendangan bebas dari jarak 32 meter yang siap dieksekusi oleh Ronaldo. Selain jarak yang jauh, posisi bola lebih ideal untuk menjadi umpan alih-alih ditendang langsung. Akan tetapi, CR7 memilih memposisikan dirinya untuk menendang bola tersebut langsung ke gawang.

Terlalu berani memang. komentator Clyve Tyldesley saat itu bahka berkata “Too far for Ronaldo to think about it” saking mustahilnya bola tersebut menjadi gol. Bahkan untuk menjadi peluang sekalipun.

Namun, Ronaldo membuktikan kalau dia bukan pemain sembarangan. Ia langsung melepaskan tendangan kencang yang tidak bisa dijangkau Manuel Almunia. Clyve pun terdiam. Keraguan yang sebelumnya ia ungkapkan berubah menjadi decak kagum. “Oohhh….Absolutely sensational,” begitu katanya.

Gol tersebut seolah mengubur ambisi Arsenal yang ingin membalikkan keadaan. Kamera televisi beberapa kali menangkap ekspresi suporter yang terlihat bingung karena timnya sudah dipastikan gagal ke final hanya dalam waktu 11 menit.

“Semuanya dipersiapkan bagi kami untuk melakukan comeback dan malam besar di Emirates, tetapi impian kami hancur oleh Cristiano yang luar biasa pada laga itu,” kata Cesc Fabregas yang saat itu menjadi pemain Arsenal.

“Dia mencetak tendangan bebas dari tempat yang jauh sejauh kampung halaman saya. Sangat jauh, dan sprint yang ia lakukan untuk gol kedua pada proses serangan balik menunjukkan betapa laparnya dia untuk mencetak gol di usia muda. Dia spesial dan tidak terbendung.”

Ronaldo melengkapi malam indah tersebut dengan satu gol lain melalui proses serangan balik yang melibatkan dia, Rooney, dan Park Ji Sung. Di sisi lain, Arsenal hanya bisa mencetak satu gol melalui penalti Robin van Persie. United melangkah ke final di Olimpico, Roma dan menghadapi Barcelona yang kemudian mengalahkan mereka dengan skor 2-0.