Foto: Four Four Two

Manchester United nampaknya tidak bisa lepas dari sejarah. Seperti pada musim 2018/2019 ini ketika United akan merayakan 20 tahun keberhasilan mereka meraih tiga gelar pada musim 1998/1999. Setiap bulannya, kami akan menampilkan cerita singkat mengenai perjalanan United menuju raihan bersejarah tersebut.

Tidak jauh berbeda dibanding bulan Maret, United kembali menjalani jadwal padat ketika memasuki bulan keempat. Pada bulan tersebut, Setan Merah harus menjalani pertandingan-pertandingan krusial demi memuluskan jalan mereka menuju final Piala FA dan Liga Champions demi memuluskan langkah meraih tiga gelar. Akan tetapi, terlalu fokus pada kompetisi piala nyaris membuat United mengorbankan kompetisi domestik.

***

Bulan April dimulai United dengan hasil imbang melawan Wimbledon di Selhurst Park. Kesalahan komunikasi antara Gary Neville dan Peter Schmeichel membuat Jason Euell dengan mudah menjaringkan bola ke gawang United. Beruntung, pada menit ke-44 David Beckham menyamakan kedudukan. Akan tetapi tidak ada gol tambahan yang tercipta.

Meski hanya meraih satu poin, namun fokus utama United tentu mengarah pada semifinal leg pertama Liga Champions melawan Juventus. Lagi-lagi kesalahan komunikasi dan koordinasi membuat gawang United kebobolan yang kali ini dilakukan oleh Antonio Conte. Kebobolan yang tentu saja merugikan.

Peluang demi peluang dibuat United. Salah satunya menjadi gol ketika Teddy Sheringham membelokkan sepakan Roy Keane pada menit ke-83. Sayangnya, gol itu dianulir karena Teddy berada pada posisi offside. Pada menit ke-92, gol baru tercipta setelah kemelut di depan gawang Peruzzi berhasil dimaksimalkan Ryan Giggs. Meski United tidak kalah, namun hasil imbang tentu merugikan bagi mereka.

Belum hilang rasa capek pada kaki pemain United, mereka kembali harus bertanding dalam pertandingan level tinggi tiga hari kemudian. Kali ini, mereka bermain pada semifinal Piala FA melawan Arsenal di Villa Park. Lagi-lagi mereka hanya meraih hasil imbang sehingga laga ulang harus digelar tiga hari kemudian.

Pada laga ulangan ini, kedua kesebelasan tampil begitu terbuka. Sempat unggul melalui David Beckham, Meriam London menyamakan kedudukan melalui sepakan Dennis Bergkamp. Skuad asuhan Sir Alex Ferguson nyaris mendapatkan mimpi buruk setelah Roy Keane mendapat kartu merah dan Phil Neville menjatuhkan Ray Parlour di kotak penalti pada menit terakhir. Beruntung, sepakan penalti Bergkamp bisa dibaca dengan baik oleh Schmeichel.

“Jika gol Bergkamp masuk, maka karier saya di United sudah berakhir. Saya melakukan kesalahan konyol dengan menjatuhkan Ray (Parlour),” kata Phil Neville.

Pada babak perpanjangan waktu, muncul sebuah gol yang kemudian akan menjadi gol bersejarah bagi Manchester United. Menerima bola gratis dari Patrick Vieira, Ryan Giggs meliuk-liuk melewati penjagaan beberapa pemain Gunners dan menendang bola ke pojok atas yang disambut dengan perayaan gila dari Welsh Wizard.

Tiga hari kemudian, United kembali harus bermain. Kali ini pada ajang Premier League menghadapi Sheffield Wednesday. Melihat lawan mereka yang tergolong ringan, Fergie menurunkan beberapa pemain lapisnya demi mempersiapkan diri jelang melawan Juventus. Untungnya mereka menang 3-0 berkat kebintangan Ole Gunnar Solskjaer yang membuat satu gol dan satu asis.

Sengitnya perlawanan Si Nyonya Tua kembali hadir ketika United bertandang ke Turin. Dalam 11 menit awal, Juve sudah unggul 2-0 melalui dua gol Filippo Inzaghi yang membuat agregat skor menjadi 3-1. Namun United langsung menyamakan kedudukan melalui kepala Roy Keane dan Dwight Yorke yang membuat peluang United kembali terbuka. Pada babak kedua, Cole membawa United unggul sekaligus membuat United melenggang nyaman menuju Barcelona.

Full speed ahead Barcelona,” kata Clyve Tyldesley yang menjadi komentator pertandingan. Akan tetapi, United menderita kerugian karena Paul Scholes dan Roy Keane absen karena akumulasi kartu.

Habis-habisan bermain di Turin, membuat United kelelahan ketika menjamu Leeds. Sempat tertinggal melalui gol Jimmy Floyd Hasselbaink, Andy Cole kemudian membawa United pulang dengan satu poin. Akan tetapi, hasil seri ini membuat posisi United di puncak klasemen tergusur oleh Arsenal yang menang 6-1 melawan Middlesbrough pada hari yang sama.

Posisi Premier League 1998/1999 (25 April 1999)

  Klasemen Main Menang Seri Kalah Poin
1. Arsenal 34 19 12 3 69
2. Manchester United 33 19 11 3 68
3. Chelsea 34 17 14 3 65
4. Leeds United 34 16 12 6 60