Foto: GQ.com

Piala Dunia 1998 seharusnya menjadi panggung awal David Beckham untuk bersinar pada ajang internasional. Sayangnya, turnamen di Prancis ini menjadi mimpi buruk baginya.

***

Kegagalan memalukan dengan tidak lolos ke putaran final Piala Dunia 1994 membuat Inggris menjadikan turnamen empat tahun kemudian di Prancis menjadi momentum untuk membayar kegagalan tersebut. Kebetulan mereka diisi oleh para pemain-pemain muda yang penuh talenta. Satu diantaranya adalah David Beckham.

Beckham adalah perwakilan dari sepakbola Inggris itu sendiri. Terutama dalam upayanya kembali bermain pada ajang tertinggi sepakbola setelah sebelumnya absen. Si nomor tujuh bermain pada semua babak kualifikasi dan berperan membawa mereka lolos ke Prancis untuk bersaing dengan Kolombia, Tunisia, dan Rumania di grup G.

Sosok Beckham saat itu sudah menjelma menjadi seorang ikon sepakbola Inggris di mata dunia. Wajahnya ganteng, bermain untuk tim sekaliber United, punya hubungan spesial dengan penggawa Spice Girl, dan iklannya ada di berbagai media. Dia adalah komoditas panas bagi pemasaran sepakbola Inggris itu sendiri.

Akan tetapi, Piala Dunia 1998 justru menjadi mimpi buruk bagi Beckham. Pada dua laga awal fase grup, namanya tidak ada dalam daftar 11 pemain yang diturunkan Glen Hoddle. Alasannya sederhana, Hoddle merasa Beckham lebih mementingkan kehidupan pribadinya dan Spice Girl ketimbang bersungguh-sungguh membawa Inggris kembali mengulangi pencapaian 1966. Sesuatu yang kemudian dibantah keras oleh Beckham.

“Saya selalu fokus dengan sepakbola yang saya mainkan. Sepakbola adalah prioritas utama saya sebelum yang lain. Tidak ada yang menghalangi. Saya hanya butuh kesempatan dan menunjukkan apa yang bisa saya lakukan,” kata Beckham.

Ia pun berhasil membuktikkan kalau Hoddle salah. Pada pertandingan terakhir melawan Kolombia, ia mencetak satu gol dari kelebihannya yaitu tendangan bebas. Kontribusi yang membuat Hoddle tidak bisa mengelak dari kesalahan yang ia buat sebelumnya.

“Dia (Beckham) benar-benar tidak punya pikiran ke Piala Dunia pada dua pertandingan sebelunya. Namun  sekarang dia sudah memilikinya dan itu sebabnya saya memainkannya,” kata Hoddle.

Ada tiga hal yang bisa dilakukan Beckham yang kemudian berpengaruh terhadap kariernya. Pertama dia berhasil membuat Hoddle kecewa, kemudian dia berhasil membuat Hoddle salah dengan keputusannya, dan yang terakhir dia membuat rakyat Inggris kecewa.

Pertandingan Inggris melawan dengan Argentina pada babak 16 besar memasuki menit ke dua pada babak kedua. Skor saat itu imbang 2-2. Satu asis Beckham membuat Owen mencetak gol yang kemudian dikenang sebagai salah satu gol terbaik yang pernah dibuat Three Lions pada ajang Piala Dunia.

Namun kontribusi Beckham tercoreng dengan aksi memalukannya yang membuat ia menjadi musuh publik. Diego Simeone menekel Beckham. Inggris mendapat pelanggaran. Namun alih-alih bangkit, Beckham justru mengarahkan kakinya ke bagian belakang kaki Simeone yang membuatnya terjatuh. Hal konyol itu dilakukan di depan wasit Kim Milton Nielsen. Beckham kemudian bangkit hanya untuk melihat wasit asal Swedia tersebut memberikannya kartu merah.

“Saya ingat merasa ditendang dari belakang. Saya bereaksi dengan mengangkat kaki dengan cara yang bodoh. Setelah melakukannya, saya langsung sadar bahwa saya akan mendapatkan kartu merah. Saya membuat kesalahan besar,” kata Beckham.

Sementara Simeone berucap, “Wajar bagi seorang pemain bola mengambil keuntungan dalam setiap kesempatan dalam hidup. Kalau Anda tidak jeli dalam mengambil kesempatan, maka banyak hal yang akan hilang sepanjang hidup Anda.”

Dengan 10 pemain, Inggris bisa bertahan dan membawa pertandingan berlanjut ke babak adu penalti. Namun pada babak adu penalti, ketiadaan Beckham membuat Inggris tidak punya satu algojo bola mati yang bagus. Mereka akhirnya kalah dengan skor 4-3 setelah Paul Ince dan David Batty gagal menjalankan tugasnya.

Kekalahan tersebut membuat publik Inggris kecewa. Kepulangan mereka disambut oleh dua julukan yang dibuat oleh harian Daily Mirror yaitu “10 singa heroik, Satu bocah bodoh,” tulis mereka di halaman depan. Label satu bocah bodoh sudah pasti disematkan kepada Beckham. Tidak hanya Mirror, tabloid lainnya bahkan memasang sebuah boneka memakai seragam nomor tujuh dengan nama Beckham yang sedang mengalami hukuman gantung.

Sepulangnya dari Prancis, Beckham berubah menjadi musuh satu negara. Beberapa boneka Beckham digantung di tiang lampu jalanan. Channel4 membuat polling mengenai 100 orang Inggris terburuk dengan nama Beckham berada pada urutan ke-91.

Ada banyak surat yang dikirimkan kepada Beckham yang isinya adalah makian hingga yang paling parah adalah serangkaian ancaman pembunuhan kepada Beckham, Victoria dan anggota keluarganya yang lain. Kakeknya juga tidak luput dari pertanyaan terkait cucunya tersebut. Saking frustrasinya, Beckham berencana untuk pensiun dini dari lapangan hijau.

“Kartu merah benar-benar menghancurkan saya. Rasanya, saya ada di titik terendah dalam kehidupan. Namun, saya bersyukur karena masih ada Tony Adams. Dia menjadi satu-satunya pemain yang ada buat saya di ruang ganti,” tutur Beckham kepada Guardian.

“Situasinya memang benar-benar mengerikan. Saya dan keluarga menerima sejumlah ancaman. Itu hal yang sangat sulit saya terima. Keluarga saya menanggung hal yang sangat berat. Ibu, ayah, nenek, dan kakek saya harus ikut terlibat situasi seperti ini.”

“Saat itu saya sudah berpikir untuk berhenti dari dunia sepakbola. Tetapi sepakbola adalah sesuatu yang saya cintai. Keluarga adalah hal yang penting, namun tanpa sepakbola saya seperti orang yang hilang.”

Selain Adams, Sir Alex Ferguson juga menjadi sosok yang memulihkan kondisi mental Beckham yang menurun setelah kejadian tersebut. Fergie meminta Beckham untuk mengurungkan niat pensiun dari sepakbola.

Tidak butuh waktu lama bagi Beckham untuk kembali bersua dengan Simeone. Musim berikutnya, keduanya terlibat pertarungan sengit ketika United melawan Inter Milan. Pada laga itu, Beckham menjabat tangan Simeone dengan mantap.

Beckham sendiri kemudian mengakui kalau dia telah membuat kesalahan yang bodoh. Namun, dirinya juga tidak menyangka kalau ia mendapat perlakuan yang kejam oleh media-media Inggris kala itu.

Pada akhirnya Beckham bisa mengambil kembali simpati publik Inggris. Sepakan bebas pada menit terakhir ke gawang Yunani membuat Inggris lolos ke putaran final Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Lalu saat mereka bertemu lagi pada fase grup, Beckham membawa Inggris balik mengalahkan Argentina sekaligus membalaskan rasa sakit hatinya empat tahun lalu.