Foto: City Till I Die

Empat dekade lalu, bulan Desember yang seharusnya menjadi bulan sibuk bagi Manchester United justru berubah menjadi bulan yang penuh dengan kekosongan.

Bagi penggemar sepakbola Inggris, Desember mungkin akan menjadi bulan yang paling dinanti oleh mereka. Karena pada pengujung tahun ini kesebelasan kesayangan mereka bisa bermain dua kali lipat dari biasanya. Hal ini tidak lepas dari adanya pertandingan tengah pekan serta Boxing Day yang menjadi tradisi sejak lama.

Musim ini, Manchester United harus memainkan delapan pertandingan pada bulan Desember. Akan tetapi, pandemi Covid-19 varian baru membuat dua laga terakhir mereka melawan Brentford dan Brighton harus ditunda. United pun harus menunggu hingga tanggal 27 untuk kembali bermain pada lanjutan Premier League.

Bagi United, jeda dua minggu ini memberi banyak keuntungan. Para pemain bisa memulihkan kondisi agar bisa lebih bugar lagi ketika kembali merumput. Setidaknya, jeda yang mereka alami kali ini tidak separah 40 tahun yang lalu.

Pada musim 1981/82 Manchester United hanya bermain satu kali pada bulan Desember. Berbeda dengan saat ini yang dipengaruhi oleh pandemi, kala itu United tidak bisa bermain selama hampir sebulan karena cuaca buruk yang melanda Manchester.

Satu-satunya pertandingan yang dimainkan anak asuh Ron Atkinson ini adalah ketika United bertandang ke The Dell markas Southampton pada 5 Desember 1981. Ketika itu, United takluk dari The Saints dengan skor 3-2. Sempat unggul melalui gol Frank Stapleton, Soton membalas dengan dua gol dari Steve Moran dan Kevin Keegan.

Pada babak kedua, United kembali ke permainan setelah Bryan Robson menyamakan kedudukan. Apes bagi Setan Merah karena David Armstrong mencetak gol kemenangan bagi tuan rumah pada menit terakhir.

Itulah satu-satunya pertandingan yang dimainkan United pada bulan Desember. Mereka tidak lagi bermain secara kompetitif hingga 2 Januari 1982. Laga melawan West Brom dan Everton pada Boxing Day juga ditunda yang disebabkan karena cuaca buruk berupa salju tebal.

Satu hal yang membuat United tidak bisa memainkan pertandingan mereka adalah karena ketika itu Old Trafford tidak punya pemanas lapangan. Begitu juga dengan beberapa tim lainnya. Berbanding terbalik dengan tetangganya, Manchester City, yang memilikinya sehingga mereka bisa bertanding di Manchester dengan lancar.

“Jika The Hawthorns (kandang West Brom) punya pemanas lapangan, saya juga tidak yakin kita bisa bertanding melawan United karena tempat parkir kami semua sudah penuh salju dan para pendukung tidak akan bisa masuk,” kata Chairman FA saat itu, Bert Millichip.

Gabutnya para pemain United saat itu dikhawatirkan bisa memengaruhi kas klub yang minim pemasukan. Selain itu, penumpukan jadwal pertandingan juga ditakutkan akan memengaruhi perjalanan mereka sepanjang musim. Ketika itu, United sebenarnya berada dalam tren yang bagus karena hanya kalah dua kali sejak September 1981.

Untuk mengakalinya, United melakukan serangkaian uji coba untuk bisa mempertahankan level kompetitif mereka yaitu melawan Hibernian di Edinburgh dan melawan Portsmouth. Hal ini juga dilakukan demi bisa menambah pemasukan klub.

Sayangnya, performa buruk justru ditunjukkan United ketika kembali ke permainan sesungguhnya. Laga melawan Watford pada 2 Januari berakhir dengan kekalahan 0-1. Laga Boxing Day melawan Everton yang diselenggarakan empat hari kemudian juga berakhir imbang 1-1.

Performa United di liga juga terus merosot. Mereka yang sebelumnya sempat berada di puncak klasemen, terus tercecer sebelum akhirnya mereka bisa bangkit ketika memasuki April 1982. Meski begitu, usaha mereka tetap sia-sia hingga pada akhir musim United harus puas menyelesaikan Liga Inggris pada posisi ketiga dibawah Liverpool dan Ipswich Town.