Foto: Mirror

Sepanjang kariernya Casemiro sudah ada empat kesebelasan asal Inggris yang pernah dihadapi oleh Casemiro. Empat tim itu adalah Manchester United, Manchester City, Chelsea, dan Liverpool. Dari empat tim tersebut, ia total bermain 13 kali dan mencetak satu gol. Satu-satunya gol itu tercipta ke gawang United.

Kejadian itu terjadi pada 9 Agustus 2017. Saat itu, United berhadapan dengan Real Madrid pada Piala Super Eropa. Laga sendiri berlangsung di Philip II Arena di kota Skopje, Makedonia.

United masuk pada Piala Super Eropa karena menjadi pemenang Europa League musim sebelumnya. Skuad asuhan Jose Mourinho itu menang 2-0 melawan Ajax Amsterdam. Di sisi lain, Real Madrid adalah pemenang Liga Champions. Saat itu, Los Galacticos mengalahkan Juventus 4-1 di Millenium Stadium, Cardiff.

Kemenangan tersebut membuat Real Madrid menjadi tim pertama di era Liga Champions yang bisa meraih gelar secara back to back setelah musim sebelumnya mereka bisa mengalahkan Atletico Madrid. Hasil ini membuat mereka juga bisa meraih gelar back to back di Piala Super.

Meski begitu, United juga ingin mendapatkan gelar Piala Super keduanya. Maklum saja, meski sudah meraih lima titel di pentas Eropa (3 Piala Champions, satu Europa League, dan satu Piala Winners), Setan Merah hanya punya satu gelar Piala Super. Tidak hanya itu, titel ini juga sekaligus meneruskan tradisi musim kedua Mourinho yang kerap bergelimang gelar di klub yang pernah ia latih.

Sayangnya, mengalahkan Real Madrid jelas bukan perkara gampang. Itu pula yang terjadi ketika peluit wasit Gianluca Rocchi ditiup. United lebih sering tertekan dengan permainan cantik lawan. Casemiro bahkan sudah mengancam gawang De Gea melalui sundulan yang membentur mistar.

Gol bagi Madrid datang pada menit ke-24. Dani Carvajal saat itu menguasai bola di half space kiri pertahanan United melepas umpan diagonal yang langsung disambut oleh sontekan Casemiro sambil menjatuhkan diri.

Kesalahan koordinasi pertahanan United harus dibayar mahal. Valencia dan Lindelof membiarkan Casemiro mendapat ruang untuk mengonversi bola tersebut menjadi gol. Nyaris tidak ada marking sama sekali yang dilakukan pemain belakang.

Yang membuat geram United dan suporternya saat itu adalah posisi Casemiro yang sudah berada selangkah di depan Lindelof alias offside. Sayangnya, hal ini luput dari pengamatan wasit sekaligus asisten wasit yang bertugas.

Foto: Mirror

“Secara posisi dia offside, tapi asisten wasit tidak bisa selalu akurat sehingga seseorang bisa lewat begitu saja,” kata pandit BT Sports saat itu, Steve McManaman.

Tidak ada yang bisa dilakukan United saat itu selain menerima keputusan kontroversial tersebut. Pasalnya, VAR (Video Assistant Referee) belum digunakan sehingga keputusan tidak bisa dianulir. Inilah yang membuat Jose Mourinho geram.

“Dengan sistem VAR yang bagus skor bisa saja 1-1 dan laga akan melaju ke babak perpanjangan waktu. Mereka memang bisa cetak banyak gol, tapi kami juga bisa. Mereka dominan pada babak pertama dan kami juga punya hal serupa pada babak kedua. Wasit adalah pihak yang bertanggung jawab meski itu memang gol yang sangat bagus,” kata Mourinho.

United saat itu kalah dengan skor 2-1. Pada babak kedua, anak asuh Zinedine Zidane menambah satu gol dari Isco, sedangkan United hanya bisa memperkecil skor melalui Romelu Lukaku.