Foto: Twitter Premier League

Sebentar lagi kalender 2019 akan berganti menjadi kalender 2020. Ini berarti, kita tidak hanya sekadar merayakan pergantian tahun melainkan merayakan pergantian dekade pada abad ke-21. Per 1 Januari 2020 nanti kita akan memasuki masa dekade ketiga hingga nantinya berakhir pada 31 Desember 2029 mendatang.

Sepanjang dekade kedua Abad ke-21 (1 Januari 2010-31 Desember 2019) serangkaian peristiwa terjadi di dunia sepakbola. Tanpa terkecuali Manchester United. Banyak sekali momen-momen berkesan baik yang menyenangkan maupun menyedihkan terjadi sepanjang era ini.

Berikut adalah beberapa momen-momen penting Manchester United selama satu dekade.

Kejayaan Britania

Pada dekade ini, Manchester United berhasil menjalankan misi yang diberikan Sir Alex Ferguson yaitu menjatuhkan Liverpool dari singgasananya sebagai raja. Pada musim 2010/2011, mereka berhasil menjadi juara liga dengan mengantungi 80 poin sekaligus menjadikan gelar ini sebagai yang ke-19 sepanjang sejarah klub.

Dua musim berselang, Setan Merah menggenapi jumlah gelar liga mereka menjadi 20. Dengan 89 poin, United unggul 11 poin dari runner-up saat itu Manchester City. Inilah gelar liga terakhir yang bisa diraih United sepanjang satu dekade. Setelah kejayaan 2012/13, mereka tidak lagi mampu untuk menjadi yang terbaik. Semoga saja hal itu bisa segera diatas pada dekade ketiga nanti.

Lepas Dari Genggaman

Sebenarnya, Manchester United bisa saja meraih gelar liga ke-20 semusim lebih cepat. Pada 2011/2012, mereka punya peluang untuk merealisasikan keinginan tersebut. Dengan sisa enam pertandingan, mereka berhasil unggul delapan poin dari Manchester City. Naas bagi United, selisih poin mereka pelan-pelan dipangkas oleh tetangganya tersebut.

Dari 18 poin yang bisa diraih, United kehilangan delapan angka hasil dari kekalahan 1-0 melawan Wigan dan City, serta hasil imbang 4-4 melawan Everton. Gelar juara bisa saja diraih United jika Sergio Aguero tidak mencetak gol di menit-menit terakhir pada pekan terakhir liga melawan QPR. City akhirnya menggusur United dan menjadi juara dengan keunggulan selisih gol +8.

Rekor-Rekor yang Terpecahkan

Satu dekade terakhir, beberapa rekor berhasil dipecahkan oleh Manchester United di atas lapangan. Pada 27 November 2010, Dimitar Berbatov mencetak lima gol ke gawang Blackburn Rovers sekaligus menyamai catatan seniornya di United, Andy Cole.

Pada 10 Februari 2013, Ryan Giggs mencetak gol ke gawang Everton sekaligus menjadikan dia sebagai pemain yang bisa mencetak gol di liga selama 23 musim beruntun. Tidak hanya Giggs, Wayne Rooney juga berhasil memecahkan rekor gol sepanjang masa Bobby Charlton pada laga melawan Stoke City 21 Januari 2017 lalu. Ole Gunnar Solskjaer juga memecahkan rekor sebagai orang pertama yang sukses meraih kemenangan dalam empat pertandingan pertamanya sebagai manajer. Ketika melawan Norwich City beberapa waktu lalu, Scott McTominay membuat United mencetak gol ke-2000 di Premier League.

Meski begitu, ada juga rekor United yang dipatahkan atau disamai oleh orang lain sepanjang satu dekade ini. Jamie Vardy menggeser Ruud van Nistelrooy sebagai pemain yang mencetak gol beruntun terpanjang yaitu 11 laga pada 2015 lalu. Leicester juga menyamai rekor kemenangan terbesar United setelah mengalahkan Southampton 9-0 di laga tandang beberapa bulan lalu.

Di luar lapangan, sederet rekor transfer dipecahkan oleh United. Pada 2014, Angel Di Maria direkrut dengan nilai 59,7 juta paun dan menjadi pemain termahal klub. Dua tahun kemudian, giliran Paul Pogba direkrut dengan nilai 90 juta paun. Musim panas 2018 lalu, giliran mereka memecahkan rekor pembelian pemain belakang ketika merekrut Harry Maguire dengan 80 juta paun.

Akhir Era Sang Legenda

Selain momen menyenangkan, ada pula momen-momen haru yang terjadi di Manchester United dalam satu dekade terakhir. Salah satunya adalah satu per satu legenda mereka yang memutuskan pensiun atau hijrah setelah cukup lama membawa klub ini berjaya.

Edwin Van der Sar, Ryan Giggs, Gary Neville, Paul Scholes, dan Michael Carrick pensiun di Manchester United. Sementara Wayne Rooney, Nemanja Vidic, Patrice Evra, Rio Ferdinand, dan Antonio Valencia adalah rombongan pemain yang memilih menghabiskan sisa kariernya di klub lain.

Perpisahan yang paling menyedihkan sudah pasti keputusan pensiun Sir Alex Ferguson pada 2013. Sepeninggal pria kelahiran Govan ini United nampak kesulitan untuk mencari kejayaannya kembali. Hingga saat ini, belum ada yang bisa membawa United menjuarai liga meski sudah bergonta-ganti manajer.

Peralihan

Dekade kedua ini juga menjadi masa dimana United menjalani peralihan dari era penuh kejayaan bersama Sir Alex Ferguson menuju masa-masa transisi penuh gejolak. Satu per satu dari penerus tongkat warisan sang Gaffer tidak ada yang mampu memenuhi ekspektasi para penggemarnya.

David Moyes gagal dalam waktu 10 bulan, Ryan Giggs hanya menjadi caretaker, Louis van Gaal dipecat dua hari setelah memberi Piala FA, dan tiga gelar Jose Mourinho menjadi tidak arti ketika dia dipecat hampir setahun lalu. Sekarang, beban tersebut dimiliki oleh Ole Gunnar Solskjaer yang kemampuan taktiknya diharapkan bisa membangkitkan kembali klub ini.

Masa-masa ini juga menjadi momen dimana penggemar United mulai sering menyudutkan manajemen klub karena kegagalan demi kegagalan yang mereka rasakan setiap tahun.

Pemain Muda

Satu tradisi yang tidak pernah dilupakan adalah memberikan menit main kepada pemain akademi. Laga melawan Everton beberapa waktu lalu adalah laga ke-4000 Setan Merah dengan pemain akademi dalam susunan 11 pemain utama.

Mereka yang menggantikan Sir Alex tidak lupa dengan tradisi ini. Adnan Januzaj menggila di era David Moyes, Louis van Gaal mengorbitkan Marcus Rashford dan mengembangkan Jesse Lingard, Mourinho dengan Scott McTominay dan Axel Tuanzebe, dan Solskjaer dengan kombinasi Greenwood, Chong, dan Brandon Williams.

Musim 2015/16 bisa dibilang menjadi musim terbanyak United memberikan debut kepada pemain akademi. Tercatat ada sebelas nama yang mencicipi pertandingan pertamanya bersama Setan Merah.

Masa-Masa Indah di Tengah Transisi Sulit

Sepanjang satu dekade ini, masa sulit Man United bisa dibilang jauh lebih sering terjadi. Meski begitu, United bukannya tidak mengalami masa-masa indah. Ada beberapa hal positif yang bisa dirayakan United sepanjang satu dekade ini khususnya ketika memasuki masa peralihan.

Mereka memutus puasa gelar Piala FA yang berlangsung 11 tahun pada 2015/2016. Semusim berselang, United menjadi tim Inggris kedua setelah Chelsea yang bisa merebut seluruh gelar level Eropa ketika menjuarai Europa League. Pada 2017/2018, Jose Mourinho membawa United finis kedua dengan 81 poin yang menjadi posisi sekaligus poin tertinggi yang pernah diraih United setelah era Sir Alex Ferguson.