Foto: Sheffield United News

Siapa yang tidak kenal Cristiano Ronaldo? Ia adalah salah satu pemain sepakbola terbaik yang pernah hadir di muka bumi ini. Salah satu pemain sepakbola yang memiliki kemampuan yang komplit. Mengawali karier sebagai pemain sayap, kini ia dikenal sebagai pemain yang memiliki insting gol sangat tinggi.

Hingga 820 pertandingan yang sudah dijalani, Ronaldo membuat 607 gol. Jika ditambah dengan catatan ketika ia membela timnas Portugal, maka ia sudah membuat 706 gol sepanjang kariernya. Bahkan di usianya yang sudah memasuki 34 tahun, gol tampaknya belum mau berhenti hadir dari kakinya.

Meski begitu, Ronaldo tetaplah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Torehan 706 gol memang terlihat baik di atas kertas. Namun untuk mencapai jumlah tersebut, butuh banyak sekali percobaan yang harus dilakukan. Tak ayal, banyak pula peluang yang disia-siakan si pemain ketika berada di depan gawang. Bahkan peluang emas sekalipun pernah tidak bisa ia konversikan menjadi sebuah gol.

Momen itu pernah ia lakukan salah satunya ketika masih memperkuat Manchester United 13 tahun lalu di markas Sheffield United, Bramall Lane. Saat itu, United memiliki misi untuk mempertahankan catatan kemenangan beruntun mereka yang sudah menginjak enam laga. Menang pada pertandingan ini maka akan memberikan kepercayaan diri tinggi bagi Setan Merah untuk menghadapi Chelsea sepekan kemudian.

Jalannya laga sendiri sebenarnya sangat menarik. The Blades, yang statusnya saat itu adalah tim promosi, memberikan perlawanan yang cukup sengit. Mereka sukses unggul terlebih dahulu melalui sundulan Keith Gillespie pada menit ke-13 memanfaatkan barisan pertahanan United yang terlalu fokus pada datangnya bola.

Butuh 17 menit bagi United untuk menyamakan kedudukan. Gary Neville yang posisi tubuhnya tidak ideal berhasil melepaskan umpan yang apik kepada Wayne Rooney. Mengontrol bola sedikit dengan dada, Wazza kemudian mencetak gol keenamnya pada musim tersebut melalui sepakan kaki kanan. Skor 1-1 bertahan hingga wasit Mark Clattenburg meniup peluitnya.

Pada 45 menit kedua, Setan Merah berhasil memaksa tuan rumah untuk tampil bertahan. Namun gol baru datang pada menit ke-75 melalui sepakan voli Rooney memanfaatkan asis Patrice Evra. Gol itu jelas membuat lega Sir Alex Ferguson yang sepanjang pertandingan nampak gelisah. Setelah gol tersebut, United tidak mengendurkan serangan dan mencari gol tambahan. Ronaldo kini mulai bergerak di kotak penalti Sheffield dengan Rooney yang turun sebagai pemain tengah.

Akan tetapi, dua peluang emas yang bisa menambah pundi-pundi golnya justru disia-siakan. Yang pertama datang pada menit ke-77. Ryan Giggs melepaskan umpan silang menemui Ronaldo yang bebas tanpa pengawalan. Ketika ia sudah mempersiapkan kaki kanannya, bola justru menyentuh pahanya dan keluar. Steve Bower, komentator MUTV sampai kaget dan mengatakan, “Bagaimana bisa dia melewatkan peluang emas tersebut?”

Ronaldo memang betul-betul sial pada pertandingan itu. Beberapa menit setelah melewatkan peluang dari jarak dekat, sundulannya membentur mistar. Rasa kesal dari pemain yang lahir pada 5 Februari 1985 ini terlihat dari ekspresi marahnya setelah bola sundulannya gagal menjadi gol.

Marahnya sudah tidak bisa keluar lagi ketika pada menit ke-88 Ronaldo tidak bisa mencetak gol ke gawang yang sudah kosong. Menerima sodoran dari Ryan Giggs, sepakannya justru melambung yang membuat pendukung United tidak percaya. Ronaldo pun kaget. Ia hanya bisa menunduk, meliihat ke arah bangku cadangan, dan menyeka ludahnya yang tertinggal di mulut. Rasa heran, dan bingung jelas terlihat dari wajahnya.

Penampilan Ronaldo saat itu memang tidak terlalu baik. Beberapa kali ia salah melakukan umpan dan kesulitan untuk keluar dari penjagaan ketat para pemain bertahan Sheffield. Kegagalan menyia-nyiakan peluang emas pada pertandingan tersebut menjadi puncak dari buruknya penampilan pria kelahiran Madeira tersebut.

Pada musim tersebut, Ronaldo membuat 17 gol di liga. Catatan terbaiknya sejak ia datang pada 2003 silam. Pada pekan ke-36, penaltinya memastikan United memutus puasa gelar Premier League setelah tiga musim. Bersama Wayne Rooney ia menjadi top skor klub dengan sama-sama membuat 23 gol. Akan tetapi, ia tetap tidak akan melupakan momen konyolnya di Bramall Lane yang menjadi legenda dikalangan penggemar United.