Laga melawan Reading pada babak empat Piala FA lalu menjadi laga yang spesial bagi Manchester United. Hal ini disebabkan karena United kembali bertemu dengan salah satu mantan pemainnya, Paul Ince, yang sekarang sudah menjadi juru racik kesebelasan berjuluk The Royals tersebut.

Ince sudah menjadi manajer Reading sejak Februari 2022. Ketika itu, ia diangkat sebagai caretaker bersama Michael Gilkes untuk menggantikan Veljko Paunovic. Tiga bulan berselang, ia diangkat sebagai manajer permanen. Sayangnya, Ince belum bisa memberi prestasi yang bagus bagi dan harus menghadapi United pada babak empat Piala FA.

“Siapa pun akan senang bisa bermain di Old Trafford. Saya bermain di sana selama enam tahun dan memenangkan beberapa trofi fantastis di sana,” ujar Ince.

Berbeda sewaktu menjadi manajer, Ince meraih banyak sekali prestasi ketika bermain untuk United. Ia salah satu gelandang terbaik milik Ferguson pada awal 1990-an. Duetnya bersama Bryan Robson saat itu benar-benar sangat solid pada masa itu.

Semua dimulai dari musim 1988/1989. Ketika itu, Ince tampil mengesankan bersama West Ham United. Akan tetapi, penampilan apik tersebut tidak diikuti dengan posisi The Hammers yang harus terdegradasi. Sontak, muncul spekulasi yang menyebut kalau Ince akan dijual dengan Setan Merah sebagai peminat utama.

Ince kemudian hengkang ke United pada 14 September 1989 dengan nilai 1 juta pounds. Kepindahannya saat itu diiring dengan sederet kontroversi. Ketika itu, Ince sudah difoto dengan jersey United jauh sebelum kesepakatan selesai. Akibatnya, ia mendapat serangan verbal dari suporter West Ham. Kepindahannya ke United bahkan nyaris gagal dalam tes medis sebelum akhirnya bisa terjadi setelah dilakukan tes ulang.

“Saat itu, saya diminta untuk foto dengan kaus United yang akan dipublikasikan oleh Daily Star sesaat setelah kesepakatan diambil. Saya berfoto dan mereka menyimpannya di kantornya. Namun saudara mereka, Daily Express, menemukan foto itu saat mereka ingin mencari foto saya ketika bermain untuk West Ham. Mereka mempublikasikannya dan semua menjadi kacau,” kata Ince mengenang kejadian itu.

Tidak butuh waktu lama bagi dirinya untuk mendapat status sebagai pemain inti. Ia tidak tergantikan di lini tengah dan langsung membawa United meraih gelar Piala FA. Gelar yang menjadi penyelamat karier Sir Alex Ferguson dari ancaman pemecatan.

Dalam tiga musim awal, Ince selalu mendapat piala bersama United. Setelah Piala FA, ia kemudian membawa United juara Piala Winners 1991, Piala Super Eropa 1991, dan Piala Liga 1992 dimana ia selalu bermain pada pertandingan tersebut.

Puncak dari karier Ince tentu saja ketika membawa United menjadi juara Liga Inggris 1992/1993. Gelar pertama setelah tim mengalami puasa gelar liga selama hampir 26 tahun. Ince bermain 41 pertandingan dan mencetak lima gol kala itu. Musim berikutnya, ia bahkan membawa United meraih gelar ganda dengan menyandingkan Premier League bersama Piala FA.

Sayangnya, itulah kali terakhir Ince bisa meraih trofi bersama United. Setahun kemudian, United kehilangan gelar karena kalah dari Blackburn Rovers. Mereka gagal mempertahankan gelar setelah United bermain imbang di kandang West Ham, mantan klub Ince, pada pekan terakhir Premier League. Label “Judas” beberapa kali diteriakkan para pendukung West Ham tiap kali Ince memegang bola.

Tidak hanya itu, ia juga dijual oleh Ferguson pada musim panas 1995 ke Inter Milan dengan nilai 7,5 juta pounds. Transfer tertinggi yang pernah melibatkan klub Inggris pada saat itu.

Transfer ini juga disebut sebagai transfer yang paling kejam yang pernah dilakukan Ferguson. Pasalnya, Ince sebenarnya tidak ingin pindah dari United. Ada beberapa alasan yang membuat Ince dijual antara lain karena Fergie ingin mempromosikan Nicky Butt dan Paul Scholes sebagai pemain utama. Namun, ada juga yang menyebut kalau Fergie merasa Ince adalah sosok yang arogan.

Ince hanya dua musim bertahan di kota Milan sebelum kemudian membuat keputusan berani dengan pindah ke Liverpool. Kepindahannya ke Anfield saat itu membuat Ferguson berang. Sampai-sampai mantan manajernya itu menyebut Ince sebagai pecundang. Sebuah pernyataan yang kemudian disesali oleh Ferguson beberapa tahun kemudian.