Manchester United dan Superman sama-sama memiliki kelemahan akan kryptonite. Namun, kryptonite bagi United tentu berbeda jika dibandingkan dengan superhero yang bisa terbang itu. Jika Superman lemah dengan kryptonite yang berwujud sebongkah batu dari Krypton, maka United memiliki kryptonite lain dalam wujud kesebelasan sepakbola bernama Sevilla.

Undian babak delapan besar Europa League sudah dilakukan pekan lalu. Hasilnya, entah bisa dibilang ini undian bagus atau tidak, mempertemukan Manchester United melawan Sevilla. Leg pertama akan dimainkan di Old Trafford pada 13 April dan leg kedua akan digelar sepekan setelahnya di Ramon Sanchez Pizjuan.

Perjalanan United di Europa League musim ini memang cukup unik. Sevilla akan menjadi tim Spanyol keeempat yang mereka hadapi pada turnamen yang dulunya bernama Piala UEFA ini. Sebelumnya, mereka melawan Real Sociedad (fase grup), Barcelona (Play-off), dan Real Betis.

Tidak hanya itu, sejak 2020/2021 United tercatat sudah delapan kali berjumpa tim asal Spanyol pada setiap turnamen antar benua yang mereka ikuti. Mereka berhadapan dengan Real Sociedad (dua kali), Granada, Villarreal (dua kali), Atletico Madrid, lalu Barcelona dan Real Betis. Muncul anekdot yang menyebut kalau selain Premier League, FA Cup, League Cup, dan Europa League, Setan Merah juga mengikuti ajang Copa del Rey.

Jika melihat tren mereka menghadapi wakil Spanyol musim ini, United tidak perlu takut. Dari enam pertemuan melawan Sociedad, Barcelona, dan Betis, United mengumpulkan empat kemenangan dan satu kali kalah. Selain itu, performa Sevilla juga tidak terlalu bagus. Mereka ada di posisi 14 di klasemen La Liga dan hanya terpaut dua angka dari Valencia yang berada di batas akhir zona degradasi. Selain itu, mereka juga baru saja memecat pelatih mereka Jorge Sampaoli.

Meski begitu, United juga perlu berhati-hati. Meski rekor mereka menghadapi klub Spanyol terbilang cukup oke, namun catatan mereka ketika melawan Sevilla masih jauh dari kata bagus. Los Nervionenses menjadi satu dari dua klub Spanyol yang belum bisa mereka kalahkan selain Atletico Madrid. Tidak hanya itu, Sevilla juga merupakan panitia dari ajang ini dimana mereka sudah enam kali menjadi juara. Jumlah trofi mereka di Eropa bahkan lebih banyak dibanding gelar liga domestik yang mereka raih.

Skor 2-1 yang Menyakitkan

Dari tiga pertemuan yang sudah terjadi, United hanya bermain seri satu kali dan sisanya dua kali kalah dengan skor sama yaitu 2-1. Pertemuan pertama terjadi pada babak 16 besar Liga Champions musim 2017/2018. Pada leg pertama di Ramon Sanchez Pizjuan, United berhasil membawa hasil imbang tanpa gol berkat kecemerlangan seorang David de Gea.

Akan tetapi, leg kedua berjalan anti klimaks bagi Setan Merah. Mereka justru tertinggal dua gol melalui Wissam Ben Yedder pada menit ke-74 dan 78. United hanya sanggup membalas melalui gol Romelu Lukaku enam menit sebelum pertandingan berakhir.

Laga tersebut berjalan sangat mengecewakan. United kalah segalanya dari tim tamu baik itu dari jumlah percobaan tendangan maupun tendangan yang mengarah ke gawang. Lini belakang yang dikawal Bailly dan Smalling pun diobok-obok oleh Sevilla yang saat itu dilatih oleh Vicenzo Montella.

Pertemuan terakhir terjadi pada semifinal Liga Europa 17 Agustus 2020 atau ketika dunia lagi gempar-gemparnya menghadapi virus Corona. Kekacauan yang terjadi di dunia membuat segalanya berubah termasuk penjadwalan kompetisi. Fase gugur yang biasanya dimainkan dua leg, kala itu hanya dimainkan satu leg saja. Hasilnya tetap sama, United kalah.

Sempat unggul melalui Bruno Fernandes, namun United kena comeback melalui gol Suso dan Luuk de Jong. Laga ini juga diwarnai dengan adu argumen antara Bruno dan Victor Lindelof akibat kelalaian sang pemain Swedia menjaga De Jong pada proses gol kedua. Hasil itu membuat United gagal ke final dan menutup tiga turnamen piala mereka pada musim 2019/2020 dengan status semifinalis.