Foto: SportBible

26 setengah tahun menjadi manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson bergelimang kesuksesan. Raihan 38 trofi bersama satu klub tampaknya akan sulit dilakukan manajer mana pun di sepakbola. Belum ada juga manajer di Premier League yang mendekati atau bahkan meraih setengah dari perolehan trofi Premier League yang ia punya.

Namun di luar kesuksesannya sebagai manajer Setan Merah, Ferguson ternyata pernah mencicipi rasanya memakai jersey Manchester United dan bertindak menjadi pemain dalam sebuah pertandingan. Kisah itu terjadi pada 1987.

Saat itu, lazim bagi sebuah kesebelasan untuk menggelar pertandingan pra-musim di tengah musim yang sedang berjalan. Wajar mengingat jadwal sepakbola saat itu tidak sepadat sekarang. Manchester United juga pernah melakukan itu. Pada musim pertama Fergie melatih United, ia pernah melakukan tur pra-musim ke Bahrain pada Desember.

Hal serupa kembali ia lakukan lagi pada musim berikutnya. Setelah melakukan pra-musim pada musim panas, United melakukannya lagi pada bulan Oktober dan November-Desember. Bahkan uji coba pada November mereka lakukan di Bermuda, sebuah negara jauh di Karibia sana. Mereka bermain dua kali melawan timnas Bermuda dan Somerset Trojan.

Perjalanan ini sebenarnya tidak terlalu membuat Ferguson tertarik. Maklum, lokasinya sangat jauh dan dia belum ada pengalaman berkunjung ke tempat tersebut. Namun menurut Thore Haugstad, jurnalis FourFourTwo, kunjungan itu mau tidak mau harus dilakukan karena ketua United saat itu, Harold Currie, memiliki hubungan bisnis dengan negara tersebut dalam perdagangan wiski.

United menang 4-1 melawan timnas Bermuda pada 28 November. Tiga hari kemudian giliran mereka melawan Somerset di sebuah lapangan kriket. Sayangnya, United kekurangan pemain karena beberapa dari mereka mengalami cedera dan tidak fit setelah melawan Bermuda. Pada momen inilah Ferguson dan asistennya, Archie Knox, memutuskan untuk masuk dalam tim sebagai pemain.

Yang menarik, Knox masuk dalam daftar pencetak gol. Golnya sendiri dibuat dari tendangan jauh dari jarak 35 yard. Sang gaffer bermain 20 menit terakhir untuk menggantikan Peter Davenport. Saat itu, Ferguson berusia 45 tahun, usia yang masih dibilang cukup ideal untuk bermain dalam sebuah pertandingan tidak resmi. Dia bahkan nyaris mencetak gol melalui sundulan kepala.

“Momen itu sangat menarik karena dia masih berusia 40-an dan kami semua sempat menggodanya tentang seberapa mudahnya melewati para orang tua ini,” kata Llewellyn Simmons, kiper Trojans saat itu.

Hingga akhir pertandingan, Ferguson tidak bisa mencetak gol ke gawang Somerset. Meski begitu, United kembali membawa kemenangan dengan skor serupa 4-1. Selain Knox, tiga gol lainnya dicetak oleh David Wilson, Brian McClair, dan Jesper Olsen.

Setelah menyelesaikan tur tersebut, Ferguson sukses membawa United tampil konsisten hingga akhir musim. United hanya kalah tiga kali sejak Desember dan tidak terkalahkan sejak 12 Maret 1988. Ia membawa United yang sebelumnya terjebak pada peringkat 5, meraih prestasi yang cukup baik yaitu berada pada peringkat 2. Berselisih 9 angka dari Liverpool yang menjadi juara Liga Inggris saat itu.

Sebelum dikenal sebagai manajer, Alex Ferguson lebih dulu dikenal sebagai pemain sepakbola. Posisinya adalah seorang penyerang. Ia memiliki catatan gol yang cukup baik yaitu 171 gol hanya untuk kompetisi liga domestik. Kariernya dihabiskan hanya untuk memperkuat klub Skotlandia seperti Queen’s Park, St Johnstone, Dunfermline, Rangers, Falkirk, dan Ayr United.

Musim terbaik Ferguson sebagai striker terjadi ketika ia memperkuat Dunfermline. Pada 1964/1965, ia nyaris membawa timnya juara liga namun kalah satu poin dari juara liga saat itu, Kilmarnock. Musim berikutnya, Ferguson hanya sanggup membawa Dunfermline menyelesaikan kompetisi pada posisi empat. Akan tetapi, ia masih membawa pulang hadiah hiburan yaitu gelar top skor dengan catatan 31 gol.

Berbeda dengan kariernya sebagai manajer, Ferguson tidak punya prestasi yang bagus ketika sebagai pemain sepakbola. 16 tahun berkarier, ia hanya mempunyai gelar divisi dua pada 1963 bersama St Johnstone dan 1970 bersama Falkirk. Gelar top skor bersama Dunfermline itulah satu-satunya prestasi yang bisa ia raih di tatanan tertinggi sepakbola Skotlandia.