Insiden Rooney dan Ronaldo yang nyaris memisahkan mereka. Foto: SoccerLaduma

Musim 2006/2007 menjadi musim pertama Manchester United kembali menjadi juara Premier League setelah tiga tahun absen karena dominasi tim London. Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney menjadi sosok penting dalam tubuh United saat itu karena sama-sama mencetak 23 gol di semua kompetisi.

Tidak pernah terpikir kalau kedua pemain ini bisa tampil kompak mengingat pada musim panas sebelumnya, kedua pemain ini berseteru karena sebuah insiden yang terjadi pada Piala Dunia. Sebuah insiden yang membuat para penggemar khawatir kalau kedua pemain ini akan berseteru.

Insiden itu terjadi saat Inggris dan Portugal bertemu pada perempat final Piala Dunia 2006 (1/7/2006). Pada menit ke-61, Rooney mendapat penjagaan ketat dari Armando Petit dan Ricardo Carvalho. Pemain yang disebut terakhir ini terjatuh, yang diikuti dengan kaki Rooney, entah sengaja atau tidak, menginjak selangkangan penggawa Chelsea tersebut.

Kejadian tersebut terjadi persis di depan wasit Horacio Elizondo yang langsung menghentikan permainan. Emosi melihat rekan setimnya mengerang kesakitan, beberapa pemain Portugal langsung mengerubungi tempat kejadian. Momen ini kemudian mengundang Ronaldo untuk ikut memprovokasi Elizondo dengan menunjuk Carvalho yang masih kesakitan.

Tidak terima dengan perlakuan Ronaldo, Rooney langsung menarik lengan rekan satu klubnya tersebut. Setelah beberapa menit, Elizondo kemudian membawa Rooney menepi ke tempat yang lengang untuk memberikan kartu merah.

Drama tidak berhenti sampai di situ. Kamera televisi kemudian menangkap momen saat Ronaldo melirik sambil mengedipkan mata ke arah bangku cadangan Portugal. Ekspresi ini kemudian menimbulkan pertanyaan: Apa maksud dari kedipan tersebut?

Hingga saat ini, tidak ada ulasan yang jelas apa makna kedipan Ronaldo tersebut. Akan tetapi, banyak yang beranggapan kalau kedipan itu merupakan sebuah sinyal kalau dia sudah melakukan tugasnya yaitu memprovokasi dan membuat Rooney, salah satu pemain yang cukup berbahaya dalam skuad Inggris saat itu, dikeluarkan dari lapangan.

Portugal kemudian memenangkan pertandingan 3-1 melalui adu penalti. Ronaldo menjadi penentu kemenangan. Namun, pembicaraan mengenai kedipan mata Ronaldo terus berlanjut hingga keduanya kembali ke Manchester United.

Kejadian itu dikhawatirkan membuat pecah ruang ganti United. Maklum, kedua-duanya adalah pilar utama dan masa depan United untuk beberapa tahun yang akan datang. Belum lagi usia mereka yang tidak terpaut jauh sehingga ego masih memenuhi diri mereka masing-masing. Bahkan media-media saat itu membuat spekulasi kalau United harus memilih apakah mempertahankan Rooney atau Ronaldo.

Berkali-kali Rooney diminta menjawab mengenai hubungannya dengan Ronaldo setelah momen tersebut, berkali-kali pula Rooney memberikan jawaban yang sama. Bagi Rooney, kekecewaan akan selalu ada mengingat dia mendapat kartu merah. Namun, hubungan keduanya tidak pernah renggang akibat insiden tersebut.

“Saya tidak sengaja menginjakkan kaki ke arah Ricardo Carvalho. Sebagian besar pemain akan menghindarkan kontak tapi saya merasa saat itu saya harus menguasai bola untuk Inggris. Saya kaget ketika mendapat kartu merah tapi saya tidak sakit hati kepada Ronaldo. Saya hanya kecewa kenapa dia ikut campur. Namun saya perlu ingat kalau pada kesempatan tertentu kami bukan rekan setim,” kata Rooney.

“Kalau saya di posisi Ronaldo, apakah saya melakukan hal yang sama? Mungkin. Apakah saya akan minta wasit mengeluarkannya? Bila dia layak mendapat kartu merah dan menguntungkan kami untuk menang, ya tidak perlu dipertanyakan lagi. Saya tetap akan melakukannya,” ujar Rooney menambahkan.

Semuanya terasa baik-baik saja. Meski Peter Crouch menyebut kalau Rooney sempat tidak ingin bicara lagi dengan Ronaldo, namun hubungan keduanya tetap baik-baik saja. Ronaldo mengungkapkan kalau mereka saling mengirim pesan setelah insiden tersebut dan kedipan itu ditanggapi berlebihan oleh orang.

“Saya tidak menyesali apa yang saya lakukan karena saya bermain untuk negara. Saya tidak melakukan hal yang buruk. Orang-orang telah membuat drama besar yang sebenarnya tidak pernah ada,” kata Ronaldo.

Sir Alex Ferguson juga melakukan kerjanya dengan baik. Ia langsung memanggil kedua pemain ke ruangannya untuk benar-benar menyelesaikan masalah di Gelsenkirchen tersebut pada hari pertama pra-musim.

“Dia ingin tahu apakah masih ada masalah dan urusan yang belum selesai. Mereka berdua berteman dengan baik. Sangat dekat satu sama lain. Karena seluruh negeri sekarang memusuhi Ronaldo seperti momen David Beckham 1998. Suporter Inggris akan membenci pemain Manchester United dan akan selalu dicemooh,” kata Gary Neville.

“Sejak hari pertama pra-musim, keduanya bersalaman seakan-akan tidak ada masalah sama sekali.”

Keadaan memang tidak memihak Ronaldo saat itu. Suporter United beberapa kali mencemooh dia akibat insiden tersebut. Saat itu, situasi sedang tidak baik mengingat rumor kepindahannya ke Real Madrid mulai berhembus.

“Saya berpikir kalau seharusnya saya keluar dari Manchester. Keadaannya sudah tidak baik untuk bermain lagi di Manchester. Dalam dua atau tiga hari saya akan memutuskan ke mana saya pergi. Saya selalu bilang kalau saya selalu ingin main di Spanyol. Tidak ada yang membela saya di Manchester meski saya tidak menyakiti siapa pun,” kata Ronaldo 14 tahun lalu.

Beruntung, United tidak kehilangan salah satu atau kedua pemain. Sebaliknya, keduanya justru tampil lebih solid hingga musim kompetisi 2008/2009. Tiga musim berikutnya, keduanya bahu membahu membawa United menjuarai tiga gelar Premier League, serta masing-masing satu Liga Champions, Piala Liga, dan Piala Dunia Antarklub.

Ronaldo baru meninggalkan United pada musim panas 2009 setelah merasa cukup berkarier bersama Setan Merah. Sementara Rooney baru meninggalkan United pada 2017 setelah mengukuhkan diri sebagai top skor sepanjang masa Manchester United.