Foto: Eurosport

Selama 26 setengah tahun menangani Setan Merah, Sir Alex Ferguson kerap membawa beberapa pemain hebat untuk bermain bersama mereka. Namun tidak sedikit dari incaran Fergie memilih menolak tawaran tersebut dan bermain untuk klub lain. Alan Shearer adalah salah satunya.

***

Pada tanggal 29 Juli 1996, Manchester United mengumumkan kalau mereka telah resmi merekrut Ole Gunnar Solskjaer. Pembelian ini mengejutkan banyak pendukung United karena Ole hanya datang dari klub gurem bernama Molde yang berkompetisi di Liga Norwegia. Tidak hanya itu, kedatangan Ole juga tidak disangka karena United sebenarnya mengincar Alan Shearer.

Profil Alan Shearer jelas lebih baik dari Ole saat itu. Meski usianya lebih tua tiga tahun, namun Shearer begitu menjanjikan terutama jika melihat catatan gol yang sudah ia buat selama membela Southampton dan Blackburn Rovers. Bagaimana tidak, hanya dalam tempo tiga musim saja, Shearer sanggup mencetak 108 gol untuk Blackburn.

Lini depan United yang belum memuaskan menjadi alasan Fergie menginginkan striker baru. Saat itu, United hanya punya Andy Cole dan Eric Cantona saja di lini depan. Dua striker lainnya, Mark Hughes dan Brian McClair sudah pergi meninggalkan mereka. Hanya memiliki dua striker jelas tidak ideal bagi klub seambisius United. Oleh karena itu, Shearer menjadi incaran utama. Akan tetapi, justru Solskjaer yang didapat.

Shearer sendiri justru hijrah ke Newcastle United di tahun yang sama ketika Solskjaer datang. Ia dibeli dengan harga 15 juta paun sekaligus memecahkan rekor transfer dunia. Harga Shearer adalah 10 kali lipat dari pembelian Solskjaer ke United. Fergie sendiri ditawari 20 juta paun saat itu oleh pemilik Blackburn, Jack Walker jika ingin mendatangkan Shearer.

“Jack Walker berkata kepada saya kalau Shearer hanya akan dilepas ke klub lain dengan harga 20 juta paun, tetapi Newcastle bisa mendapatkannya hanya dengan 15 juta paun. Tidak mungkin Shearer pergi ke United karena dia hanya mau bermain untuk Newcastle,” tutur mantan chairman Newcastle, Freddy Shepherd.

United sendiri tercatat sudah dua kali ditolak Shearer untuk bermain bersama mereka. Sebelum sukses bersama Blackburn, United sudah lebih dulu kepincut dengan Shearer saat pertama kali meniti karier bersama Southampton pada 1992. Akan tetapi, ia justru memilih pinangan Blackburn dan United mengalihkan target kepada pemain Leeds, Eric Cantona.

“Saya sebenarnya yakin kalau United sudah berhasil mendatangkan Alan Shearer. Ia sudah ke rumah Sir Alex Ferguson, berbicara dengannya dan berusaha meyakinkannya untuk datang. Masalahnya ada di Jack Walker yang bukan penggemar United, dan merupakan rival karena sama-sama dari Lanchasire. Dia tidak ingin Shearer ke United karena hubungan kedua orang itu seperti ayah dan anak,” kata mantan CEO United, Martin Edwards.

Setelah Shearer, United mencoba untuk merekrut Gabriel Batistuta. Akan tetapi, hal itu urung dilaksanakan karena gaji Batigol tergolong tinggi. Ia takut kedatangan pemain Argentina tersebut bisa merusak struktur gaji klub. Pada akhirnya, United merekrut Solskjaer dengan harga yang lebih ekonomis.

Shearer adalah seorang Geordie alias orang yang lahir dan tumbuh di Newcastle. Impiannya hanya satu yaitu memperkuat The Magpies. Oleh karena itu, ia menolak tawaran United ketika di saat yang bersamaan tim lokal kebanggaannya datang memberikan tawaran. Tidak ada penyesalan bagi pria yang kini bekerja sebagai pundit Match of The Day tersebut.

“Saya tergoda untuk bergabung bersama MU, tetapi saya tidak menyesali keputusan itu (pindah ke Newcastle). Saya memiliki waktu yang hebat di Blackburn, dan saya menyelesaikan impian saya sendiri yaitu bermain untuk klub kota asal saya, Newcastle United. Saya punya kenangan yang akan saya pegang selamanya dan beberapa gol yang membuat saya sangat bangga,” tuturnya.

Keputusan Shearer menolak United menjadi berkah terselubung bagi United. Sama seperti ketika United langsung sukses bersama Cantona, United juga langsung mendapat dampak yang signifikan ketika lini depan mereka diisi oleh Solskjaer. Pada musim pertamanya, ia langsung menjadi top skor klub dengan 18 gol.

Selain itu, berkat sontekan Solskjaer, United memupus puasa gelar Eropa mereka yang sudah berlangsung delapan tahun. Solskjaer dipuja para suporternya, sedangkan Shearer dihina oleh chant yang ikonik dengan lirik “Oh Alan Shearer is f*cking dearer”.

Shearer memang tidak perlu menyesal. Meski tidak memenangi satu piala pun bersama Newcastle United, namun ia menorehkan beberapa pencapaian hebat yang membuatnya pantas disebut sebagai legenda sepakbola Inggris seperti pemain pertama yang bisa mencetak lima gol dalam satu pertandingan, pemain dengan gol dari kotak penalti terbanyak (227 gol), gol penalti terbanyak (56 gol), hat-trick terbanyak (11 kali), gol terbanyak dalam satu musim kompetisi (34 gol), dan yang masih bertahan hingga saat ini yaitu top skor sepanjang masa Premier League dengan 260 gol.

Selain itu, Shearer setidaknya pernah mengangkat trofi Premier League meski hanya satu kali bersama Blackburn Rovers. Ya, gak buruk-buruk amat lah jika dibandingkan dengan legenda dari klub sebelah.