Foto: Daily Mail

Emosi yang sudah tidak bisa dibendung itu akhirnya tumpah. Segala hujatan dan hinaan yang diterima membuatnya tidak bisa tinggal diam. Satu momentum berhasil ia dapatkan untuk ia pakai sebagai senjata buat melawan.

Delapan tahun adalah waktu yang sudah cukup lama bagi Robin van Persie untuk membela Arsenal. Banyak kenangan yang diraih hingga akhirnya ia merasa cukup lalu memutuskan hijrah ke Manchester United.

Seiring dengan kepindahannya itu, Van Persie juga menitipkan pesan kepada para Gooners. Ia berjanji untuk tidak akan merayakan gol apabila ia menjebol jala Arsenal.

Sebuah janji yang ia tepati. Pada saat ia menjebol jala Arsenal dua kali pada musim 2012/2013, Van Persie memilih diam. Bahkan kedua tangannya terangkat sebagai bentuk permintaan maaf. Penyerang asal Belanda ini masih benar-benar menghormati mantan klubnya tersebut.

“Saya bermain di sana selama delapan tahun dan memiliki waktu yang fantastis di sana. Saya menghormati para penggemar, para pemain, manajer, dan seluruh orang yang berada di Arsenal,” tutur Van Persie selepas laga di Emirates yang berakhir 1-1 tersebut.

Akan tetapi, hal yang bertolak belakang kemudian terjadi pada musim 2013/2014. Tidak ada raut wajah tenang. Sebaliknya, emosi Van Persie memuncak.

Pada 10 November 2013, United menjamu Arsenal yang saat itu ada di puncak klasemen sementara Premier League. Di sisi lain, United masih terjebak di papan tengah bersama David Moyes dan tertinggal delapan poin dari Meriam London.

Namun, United yang justru mengakhiri laga sebagai pemenang. Mereka unggul tipis 1-0 berkat sundulan kepala Robin van Persie. Yang menarik, Van Persie kali ini memutuskan untuk melakukan selebrasi. Dengan wajah gahar penuh emosi, dia berlari lalu berseluncur di depan Wayne Rooney.

Arsenal tampaknya sudah benar-benar luntur dalam hati seorang Robin van Persie. Tidak ada lagi istilah “tidak enak” kepada sang mantan. Sebuah pemandangan yang berbeda jika dibandingkan pada musim sebelumnya.

Van Persie memang tidak pernah mengungkapkan dengan jelas alasan mengapa ia merayakan gol tersebut. Namun banyak yang menyebut kalau alasan ia merayakan gol itu karena publik Arsenal yang terus menerus menghujatnya akibat keputusannya hengkang dari London menuju Manchester.

Mereka memilih memandang Van Persie sebagai seorang pengkhianat. Beberapa kali sorakan keluar setiap dirinya menggiring bola ketika bertemu saat musim pertamanya bersama Setan Merah.

Sambutan yang diterima saat kembali berkunjung ke Emirates pada April 2013 pun tidak terlalu ramah. Sebuah kain bertuliskan “Judas 20, No one Bigger Than Club” terbentang menandakan betapa bencinya para pendukung Arsenal kepadanya.

Van Persie mencoba untuk tetap menghormati para penggemar Arsenal. Baginya, klub London tersebut punya andil yang sangat besar bagi kariernya selepas meninggalkan Feyenoord. Akan tetapi, pikiran para penggemar Arsenal tidak selaras dengan RVP.

Di malam saat Van Persie merayakan golnya tersebut, hinaan juga tidak kunjung hilang. Setiap ia membawa bola, para penggemar Arsenal meneriakakan chant “delapan poin, Robin, delapan poin” sebagai ejekan kepada Van Persie, dan juga United, yang saat itu berselisih delapan angka dengan Arsenal sebagai pemimpin klasemen. Van Persie pun puas karena bisa memukul balik orang-orang yang ia anggap tidak menghargainya tersebut.

“Ini adalah kemenangan besar. Hilang fokus sedetik saja, maka kami bisa tertinggal 11 poin. Jika yang terjadi seperti itu, maka kisah mungkin akan jadi lebih dramatis lagi,” ujarnya setelah pertandingan.

Atas kejadian tersebut, RVP nampaknya sudah menjadi musuh bagi para penggemar Arsenal. Akan tetapi, ia tidak begitu khawatir mengingat para penggemar United akan selalu memujanya sebagai seorang legenda.

Bahkan, sambutan yang meriah justru bergema di Old Trafford saat ia, yang berseragam Fenerbahce, membobol gawang Setan Merah ketika bertemu di Europa League. Para penggemar United tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih, mengingat besarnya kontribusi yang ia berikan untuk membawa United meraih gelar liganya yang ke-20.