Foto: Sky Sports

Dari 197 pertemuan antara Manchester United melawan Tottenham Hotspur terdapat banyak sekali pertandingan-pertandingan klasik yang menghasilkan momen-momen menarik. Salah satu yang paling ikonik adalah apa yang terjadi di White Hart Lane 21 tahun lalu ketika United melakukan salah satu comeback terbaiknya sepanjang masa.

Premier League pekan ketujuh musim 2001/2002 mempertemukan Manchester United dan Tottenham Hotspur di kandang Spurs, White Hart Lane. Kedua kesebelasan saat itu datang dengan kondisi kepercayaan diri yang kurang baik.

Meski masih berada pada peringkat kedua klasemen liga, United datang ke laga ini dengan kondisi baru saja mengalami kekalahan di Liga Champions melawan Deportivo La Coruna. Di sisi lain, Spurs juga masih terjebak pada posisi ke-10 akibat performa inkonsisten yang mereka lakoni sejak awal musim.

Sir Alex Ferguson berniat menjadikan laga ini sebagai pembalasan atas kekalahan melawan Deportivo. Pemain terbaik seperti Andy Cole dan Van Nistelrooy bermain. Sayangnya, ia kehilangan Giggs dan Roy Keane. Sedangkan Spurs asuhan Glenn Hoddle memainkan rekrutan barunya, Dean Richards.

Meski United jauh diunggulkan, namun permainan mereka tidak kunjung berkembang sepanjang babak pertama. Butt, Scholes, dan Veron kewalahan melawan tiga gelandang Spurs yaitu Darren Anderton, Poyet, dan Steffen Ferund. Selain itu, sisi kanan United juga kewalahan melawan pergerakan Mauricio Taricco.

Benar saja, dalam waktu 45 menit United sudah tertinggal dengan skor 3-0. Dean Richards mencetak gol pertama disusul kemudian Les Ferdinand dan sundulan Christian Ziege. Aroma kekalahan kedua beruntun mulai tercium dari kubu United.

Anehnya, permainan apik Tottenham tidak berlanjut pada babak kedua. Sebaliknya, Setan Merah menjadi beringas. Andy Cole mencetak gol satu menit setelah peluit babak kedua berbunyi. Hal ini memberi angin kedua bagi United. Laurent Blanc membuat selisih gol menjadi satu setelah sundulannya menemui sasaran memanfaatkan sepak pojok.

Seketika Spurs seperti petinju yang mulai terhuyung-huyung. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh United untuk terus memberi mereka pukulan. Dalam tempo 15 menit mereka bisa membuat tiga gol melalui Ruud van Nistelrooy pada menit ke-72, Juan Veron pada menit ke-76, lalu ditutup tendangan David Beckham menit ke-87. United menang 5-3.

Banyak faktor yang mendukung terciptanya comeback tersebut. Yang pertama adalah kejeniusan Fergie dalam melakukan pergantian pemain. Ketika tertinggal 3-0, ia langsung memainkan Ole Gunnar Solskjaer.

Hal ini dilakukan bukan semata-mata menambah amunisi di lini depan. Solskjaer yang dikenal karena mobilitasnya dan rajin menjemput bola membuat tugas pemain di lini tengah menjadi lebih ringan. Masuknya Solskjaer juga membuat Fergie bisa kembali memainkan Veron ke posisi aslinya.

Selain itu, man management Ferguson juga menjadi faktor lain yang membuat United menggila. Andy Cole menyebut kalau Ferguson hanya dia selama 15 menit di ruang ganti saat jeda babak pertama dan ketika babak kedua siap dimulai, sang manajer hanya berkata “Oke, Anda sebaiknya kembali dan menangkan pertandingan.” Sebuah kalimat sederhana dengan hasil luar biasa.

Roy Keane juga masih ingat ketika di sela-sela jeda tersebut Ferguson mengeluarkan kalimat pamungkas lain yang membuat kepercayaan diri mereka kembali naik.

“Anak-anak, ini hanya Tottenham,” hanya itu dan hasilnya sangat cemerlang,” kata Keane.

Spurs sendiri sebenarnya sudah diperingatkan agar tidak lengah melawan United meski sudah unggul tiga gol. Teddy Sheringham bahkan berkata kepada rekannya ketika memasuki lapangan untuk tidak memberi gol cepat kepada United. Sayangnya, perintah tersebut tidak dijalankan dengan baik oleh mereka.