Foto: Transfermarkt

Tidak sedikit pemain Manchester United yang hengkang dengan membawa konflik di dalamnya. Salah satu yang terkenal adalah Ruud van Nistelrooy. Perseteruan yang mengakibatkan kepindahannya ke Real Madrid pada 2006 bahkan baru berakhir lima tahun setelahnya atau ketika si pemain mulai mendekati akhir kariernya.

Bagi suporter United yang tumbuh dan besar pada era 2000-an pasti tidak asing dengan sosok Ruud van Nistelrooy. Para anak-anak yang suka bermain gim bola di PS dan suka United, nama Van Nistelrooy adalah senjata andalan untuk mengoyak jala lawan.

Tidak hanya di gim, di dunia nyata Van Nistelrooy adalah salah satu penyerang yang ditakuti oleh para bek lawan pada masa nya. Postur ideal, teknik sepakbola yang ciamik, diimbangi dengan ketahanan fisik dan kecepatan yang mumpuni adalah senjata bagi pria yang akrab disapa Ruutje ini.

United benar-benar beruntung bisa membelinya. Pasalnya, pembelian Van Nistelrooy pada 2001 adalah sebuah perjudian. Si pemain seharusnya datang pada musim panas 2000. Tapi masalah di lutut membuatnya harus menunda kepindahannya selama semusim.

Akan tetapi, perjudian United membuahkan hasil. Ruutje menjadi mesin gol United selama lima musim. Pengecualian pada musim 2004/2005 ketika ia absen panjang akibat cedera. Sisanya, setidaknya ada 20 gol per musim yang selalu ia ciptakan di Premier League. Dengan 150 gol dari 219 pertandingan, Ruutje menjadi salah satu striker United dengan rasio gol per partai terbaik sepanjang masa.

Hanya ada satu kata dalam kamus Ruutje yaitu gol, gol, dan gol. Betapa ambisiusnya pria kelahiran 1 Juli ini bisa terlihat dari kekecewaannya tiap kali mendengar Thierry Henry mencetak gol. Maklum saja, dalam lima musim kariernya di Manchester, gelar Sepatu Emas kerap diperebutkan keduanya.

“Hidupnya hanya untuk mencetak gol. Setiap kali dia mencetak gol atau tidak, hal pertama yang ia lakukan adalah mencari tahu apakah Henry mencetak gol. Jika Henry mencetak gol, dia tidak akan berbicara kepada siapa pun,” kata Paul Scholes.

Hengkang Karena Ronaldo

Sayangnya, ambisi pula yang membuat Van Nistelrooy harus mengepak kopernya di Manchester. Semua diawali dari kekecewaan si pemain karena dicadangkan oleh Ferguson pada final Piala Liga 2006 melawan Wigan. Fergie memilih memainkan Saha yang memang tampil apik pada kompetisi itu. Hal ini menimbulkan spekulasi kalau hubungan mereka memanas.

Meski dibantah Van Nistelrooy, tapi rumor tersebut semakin menguat ketika ia dicadangkan dalam enam laga berturut-turut. Puncak konflik keduanya terjadi ketika Van Nistelrooy meninggalkan stadion tiga jam sebelum kick-off pekan terakhir melawan Charlton.

Dua hari berselang diketahui kalau alasan Van Nistelrooy dikeluarkan dari tim adalah karena insidennya dengan Cristiano Ronaldo di sesi latihan. Saat itu, Nistelrooy marah karena Ronaldo tidak pernah mengoper ke rekannya yang kemudian memicu perkelahian.

Nistelrooy sampai berujar, “Apa yang akan kamu lakukan? Mengeluh kepada ayahmu?” Kata ayah disini maksud Van Nistelrooy adalah asisten Fergie, Carlos Queiroz yang sesama orang Portugal.

Sayangnya, Ronaldo menanggapi kata ayah ini sebagai arti yang sebenarnya. Hal ini karena ayah kandungnya telah meninggal delapan bulan sebelumnya. Ferguson pun memilih melindungi anak kesayangannya tersebut dan memilih mendepak Nistelrooy karena sikapnya itu. Nistelrooy sempat diminta Queiroz untuk minta maaf kepada Ronaldo tapi Ronaldo tidak mau menerimanya.

Pada tanggal 15 Juli 2006, Ferguson kemudian mengonfirmasi kalau Van Nistelrooy hengkang dari United. Dua minggu kemudian, 28 Juli 2006, Real Madrid meresmikan kedatangannya dengan nilai 14 juta Euro.

Sejak insiden itu, baik Van Nistelrooy dan Ferguson tidak berkomunikasi satu sama lain. Hingga pada 2011, Van Nistelrooy secara lapang dada mengutarakan keinginannya untuk meminta maaf kepada Fergie sekaligus mengakhiri konflik panjang tersebut.