Foto: Goal.com

Musim 2010/2011 adalah musim yang paling mengesankan bagi seorang Dimitar Berbatov. Selain membawa Manchester United meraih titel ke-19, striker Bulgaria ini juga mengakhiri musi sebagai top skor liga dengan 21 gol. Tidak hanya itu, Berbatov juga mencatatkan rekor sebagai pemain keempat yang bisa mencetak lima gol dalam satu laga Premier League pada 27 November 2010.

Catatan tersebut ia buat ke gawang Blackburn Rovers pada pekan ke-15 Liga Primer. Gol pertama bahkan sudah ia buat ketika laga baru berlangsung dua menit. Gol keduanya datang empat menit setelah gol Park Ji Sung memanfaatkan dengan kesalahan umpan pemain belakang Blackburn. Tiga gol lainnya ia buat pada babak kedua sekaligus membuat namanya sejajar dengan Alan Shearer, Andy Cole, dan Jermain Defoe.

Kelima gol Berbatov ia buat memanfaatkan kelebihan yang ia punya yaitu penempatan posisi yang baik. Berbatov tidak butuh melewati lawan seperti Lionel Messi ataupun aksi akrobatik seperti Ibrahimovic. Ia hanya mencari dimana tempat yang pas untuk dirinya berdiri menerima umpan dari rekan setimnya. Hal ini yang ia tunjukan dalam laga melawan Blackburn tersebut.

Gol ketiga Berbatov bahkan dibuat dengan cara yang spesial. Ketika itu, ia menjemput bola di lini belakang dan melakukan umpan satu dua bersama Patrice Evra. Ia kemudian melepas umpan panjang ke Nani yang berlari di sisi kanan. Sambil melihat Nani mengacaukan lini belakang Blackburn, Berbatov mencari ruang kosong yang berada tepat di tengah kotak penalti. Nani kemudian dengan mudah memberikan bola kepada Berbatov sebelum dikonversi menjadi gol. Berba yang memulai, Berba pula yang mengakhiri.

“Saya kira tidak ada orang yang bisa menebak siapa yang mencetak gol. Pada akhirnya saya senang dengan penampilan dan gol yang saya cetak. Saya bahkan terkesan pada diri saya sendiri. Sebelumnya saya sudah pernah mencetak lima gol tapi melakukannya di Premier League adalah sebuah kehormatan besar,” ujarnya.

Lima gol Berbatov tersebut sekaligus menjawab keraguan dari banyak pihak termasuk para penggemar United sendiri. Di awal kedatangannya, ia kerap dikritik karena dianggap sebagai striker yang malas untuk berlari dan hanya berjalan-jalan saja di atas lapangan. Padahal dana untuk mendatangkannya sangat mahal yaitu 30 juta paun.

Mantan pemain Bayer Leverkusen ini kemudian menolak disebut sebagai striker yang malas. Baginya, seorang Dimitar Berbatov adalah pemain yang ingin bermain sederhana yaitu mencetak gol sebanyak mungkin.

“Terkadang, saya terlihat seperti pemain yang tidak berguna. Tapi sebenarnya, saya ingin membuat pertandingan itu menjadi lebih mudah. Ketika saya mendapat bola, para pemain lain harus berlari sehingga saya bisa memberikan kembali bola itu. Itulah tipe permainan saya sekaligus gaya main saya. Yang saya butuhkan hanyalah mencetak gol, bukannya melakukan hal-hal seperti ini atau seperti itu,” tuturnya.

Sir Alex Ferguson pun menjadi orang yang membela Dimitar Berbatov. “Saya tidak setuju dengan kritik yang menyebut kalau dia adalah pemain yang lambat atau tidak terlalu banyak berlari. Bagi saya dia baik-baik saja. Bahkan pada laga melawan Middlesbrough, Berbatov berlari jauh lebih banyak bersama pemain depan lainnya,” tutur Ferguson pada 2009.

Selain lima gol ke gawang Blackburn, pada musim yang sama Berbatov juga membuat dua hattrick dan satu kali mencetak brace. Meski tampil cukup gemilang, namun Ferguson memilih untuk mencadangkannya ketika United bertemu Barcelona di final Liga Champions. Sebuah keputusan yang membuat Berbatov merasa kecewa.