Baru-baru ini Harry Maguire mulai membuka diri dengan mengutarakan beberapa pendapatnya soal musim ini. Di mana ia sangat memahami bahwa musim ini penuh dengan kesengsaraan, dan hal itu sangat memengaruhi kondisi perasaannya.
Saat ini sang kapten Manchester United itu sedang berada dalam persiapan untuk berkompetisi di National League bersama timnas Inggris. Tapi di tengah persiapannya tersebut, ia masih banyak dicemooh oleh suporter dari klubnya sendiri, dan bahkan hal itu merambah sampai ke suporter timnas Inggris.
Semuanya disebabkan karena Maguire tampil begitu buruk di sepanjang musim ini. Dan oleh karena itu, timbul rasa tidak percaya dari para suporter terhadap dirinya. Namun sayang seribu sayang, rasa tidak percaya ini tidak hanya muncul dalam bentuk kata-kata, melainkan juga ancaman fisik.
Seperti yang dikabarkan sebelumnya, Harry Maguire sempat mendapatkan ancaman bom di rumahnya pada 20 April lalu. Maka ketka menyikapi situasi tersebut, bek berusia 29 tahun itu menegaskan bahwa kejadian semacam ini sudah sangat berlebihan dan di luar dugaan.
“Anda harus tahu, bahwa ada garis pembatas. Saya juga manusia biasa. Saya punya keluarga. Jadi ketika orang-orang bertanya apakah semua (cemoohan) itu mempengaruhi saya, ya jelas tidak. Mentalitas saya tidak terlalu terpengaruh. Tetapi ketika datang ancaman bom, itu beda cerita. Pengaruhnya lebih tentang keluarga,” ujar Maguire dilansir dari The Guardian.
“Saya senang anak-anak saya masih berada pada usia di mana mereka tidak membaca sesuatu dan melihat sesuatu di berita. Jika anak-anak saya lebih tua dari usianya sekarang, mereka mungkin bisa melihat banyak hal. Atau pergi ke sekolah dan orang-orang membicarakannya. Saat itulah hal itu akan mempengaruhi saya.”
“Saya berada dalam posisi di mana saya akan dikritik. Manchester United membayar sejumlah besar uang untuk saya. Mereka salah satu klub yang paling dicintai di dunia, dan juga salah satu yang paling dibenci di dunia. Saya tahu tim ini berada di bawah pengawasan yang paling ketat. Jadi saya benar-benar menerima kritik supaya saya bisa berkembang.”
Ancaman bom di rumah Maguire datang sehari setelah kekalahan 4-0 Manchester United dari Liverpool di Anfield. Kasus ini terbilang mengagetkan, dan cukup membuat beberapa orang bersimpati. Namun sekarang kasusnya telah selesai dan sudah diatasi oleh pihak kepolisian Cheshire.
Selain soal ancaman bom, tepat satu bulan sebelumnya, Harry Maguire terus menjadi pusat perhatian. Tepatnya setelah ia bermain sebagai pemain cadangan di Liga Champions melawan Atlético Madrid. Kemudian ia juga disambut oleh sebagian pendukung United dengan cemoohan saat Inggris melawan Pantai Gading di Wembley.
“Saya memiliki waktu yang luar biasa dengan suporter Inggris, dan saya tidak lupa dengan respon sebagian kecil dari mereka (yang mencemooh) di stadion. Saya tidak tahu berapa banyak jumahnya, mungkin 10-20 orang yang melakukan itu di pertandingan Inggris melawan Pantai Gading,” ungkap Maguire.
“Saya sedikit terkejut dengan respon semacam itu. Dan saya tidak pernah mengatakan bahwa saya terluka atau kecewa atas hal semacam itu. Saya tahu keluarga dan teman-teman saya mungkin terpengaruh. Akan tetapi Anda mesti tahu, saya lebih shock dari mereka semua.”
Sementara itu, Harry Maguire sendiri sejauh ini belum berbicara dengan manajer baru Manchester United yakni Erik ten Hag. Namun meskipun begitu ia tetap tidak menarik perhatiannya tentang betapa suramnya klub di sepanjang musim 2021/2022. Dan ia sudah berkomitmen untuk mengakhiri kesuraman tersebut dan berjuang di musim depan.
“Anda bisa melihat menjelang akhir musim ini, kepercayaan diri tim sudah tidak ada di sana (setiap pertandingan). Saya melihat beberapa penampilan individu dari pemain masih ada yang bagus. Tetapi kebanyakan pemain belum tampil ke level terbaiknya. Tentu saja selain Cristiano Ronaldo dengan gol-golnya,” tutur Maguire.
“Tapi jika Anda hanya melihat penampilan individu, itu sangat sulit. Karena Anda bermain di dalam tim dan semuanya berjalan secara kolektif. Sepakbola adalah hidup saya, dan saya sangat peduli dengan klub ini (United). Untuk mengakhiri musim buruk seperti ini, harus ada komitmen penuh dari awal hingga akhir.”