Foto: The IFAB (Twitter)

Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB) telah menentukan undang-undang baru dan perubahan tersebut telah resmi dikonfirmasi. Dengan begitu, Manchester United mau tidak mau akan terkena dampak dari aturan baru sepakbola itu di musim depan.

IFAB sudah melakukan pertemuan di Doha Qatar untuk membahas soal peraturan baru pertandingan sepakbola yang akan berlaku di seluruh dunia. Sebanyak enam aturan baru telah disahkan, walaupun sebenarnya aturan ini sudah dibuat sejak Desember 2021 lalu.

Perubahan yang paling spesifik di antara keenam aturan adalah tentang penerapan lima pergantian pemain. Aturan ini pada awalnya merupakan tindakan sementara selama pandemi. Tapi IFAB kemudian mengadopsinya untuk kebijakan mereka di semua kompetisi musim depan.

Aturan ini bisa menguntungkan pemain-pemain muda United seperti misalnya James Garner atau Anthony Elanga. Karena dengan adanya lima pergantian pemain, kesempatan untuk mendapat jam terbang lebih banyak terbuka sangat lebar.

Maka itu berarti pemain-pemain muda bisa lebih leluasa mempersiapkan diri mereka lebih maksimal lagi. Meskipun ujung-ujungnya tetap tergantung manajer. Karena merekalah pemegang keputusan untuk memakai slot lima pergantian pemain yang disediakan atau tidak.

Selain itu, dalam aturan baru nanti, seorang kiper akan diizinkan untuk hanya meletakkan satu kakinya di belakang garis gawang selama tendangan penalti. Karena selama praktik VAR, banyak penalti harus diulang ketika teknologi merekam kiper berada di luar garis mereka.

Muncul beberapa pendapat bahwa itu pada akhirnya membuat kiper berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Maka saat ini, untuk mengurangi waktu yang terbuang karena penalti yang diulang, kiper diizinkan untuk meletakkan satu kakinya lagi di depan garis.

IFAB sendiri mengatakan kalau kiper yang meletakkan satu kakinya di belakang garis akan memungkinkan mereka untuk melompat ke depan lebih baik saat penalti. Maka itu berarti tendangan penalti tidak akan terlihat mudah lagi seperti sebelumnya.

Mengenai masalah adu penalti, ada aturan baru juga yang berlaku selama babak adu penalti. Sekarang ofisial tim dapat diberi kartu kuning dan dikeluarkan berdasarkan UU nomor 10. Hal ini diberlakukan secara tegas untuk mengondisikan situasi lebih rapih di tengah drama adu penalti.

Dua perubahan lain ada pada UU nomor 12. Aturan ini berisi tentang kasus pemain yang meninggalkan lapangan dan mengganggu orang di luar arena laga, seperti pemain, ofisial di bangku cadangan atau penonton. Jika terjadi situasi tersebut, maka kini wasit akan melanjutkan pertandingan dari tendangan bebas tidak langsung dari titik bola terakhir.

Ini hanya dapat terjadi ketika bola bergerak dalam permainan. Karena jika tidak, sekali lagi, permainan akan dimulai kembali dari tempat di mana bola terakhir berada. Seperti misalnya lemparan ke dalam, tendangan bebas, tendangan gawang, atau penalti.

Undang-undang nomor 12 yang baru juga akan menghilangkan keraguan kiper untuk memegang bola di dalam kotak penalti di tengah peluang mencetak gol. Namun siapa pun kecuali seorang kiper tidak dapat melakukannya.

Terakhir, perubahan aturan yang lumayan radikal terletak di UU nomor 8 lantaran dianggap telah mengubah terminologinya. Dalam peraturan baru ini, kata-kata yang akan dipakai yakni “wasit melakukan koin toss” saat ritual pra-kick-off. Itu dilakukan untuk menentukan siapa yang melakukan kick-off laga dan sisi sebelah mana yang ditempati kedua tim.