Mantan bek tangguh Manchester United, Jaap Stam, sangat percaya Erik ten Hag memiliki apa yang diperlukan untuk sukses di klub. Ia berdoa untuk kesuksesan rekan senegaranya itu. Asalkan dengan satu syarat, orang-orang di sekitar klub mendukung manajer baru mereka di bursa transfer.
Orang belanda di Old Trafford tidaklah dianggap asing. Ten Hag sendiri merupakan manajer Belanda kedua dalam 10 tahun terakhir yang dipekerjakan oleh United. Ia mengikuti jejak Louis van Gaal, dan beberapa pemain Belanda lain seperti Stam, Ruud van Nistelrooy, Edwin van der Sar atau Robin van Persie.
Hanya saja manajer Louis van Gaal sebelumnya mengalami nasib yang buruk. Ia dipecat setelah dua musim menahkodai Setan Merah. Padahal di musim itu ia berhasil memenangkan Piala FA dan memberikan debut kepada Marcus Rashford dan Jesse Lingard.
Menanggapi hal ini, Jaap Stam tetap yakin Ten Hag akan memberikan sesuatu yang berbeda. Menurutnya, mantan manajer Ajax Amsterdam itu dapat berkembang melalui dukungan yang tepat di sekitarnya. Terutama dalam persoalan transfer pemain.
“Kita semua tahu apa yang bisa dia (Ten Hag) lakukan dan apa yang telah dia lakukan di Belanda bersama Ajax. Mudah-mudahan dia bisa melakukan hal yang sama sekarang di United. Jelas, ada hal-hal tertentu yang perlu ada untuk membantunya. Mungkin dalam hal pemain dan personel yang berbeda. Tapi saya pikir dia sudah melakukan pekerjaan yang baik sejauh ini,” tutur Jaap Stam dikutip dari The Guardian.
Di sisi lain, Stam pernah memenangkan gelar Premier League selama tiga musim bersama United. Sebelum kemudian dijual secara kontroversial ke Lazio pada tahun 2001. Dari sini, mantan bek AC Milan itu berpikir kalau Ten Hag juga mampu untuk memenangkan gelar yang sama.
Walaupun bagi Stam, mungkin Ten Hag akan menghadapi perbedaan budaya yang signifikan. Khususnya soal bagaimana klub barunya ini menangani perekrutan pemain. Hal seperti itu benar-benar pernah dipelajari oleh Stam saat ia masih bermain di bawah Sir Alex Ferguson dulu.
“Di Belanda, kami selalu mengatakan bahwa setiap pemain di setiap posisi harus bisa bermain sepakbola (menguasai bola). Jadi seorang bek tengah harus bisa menggiring bola ke depan, menjadi pemain tambahan di lini tengah, dan mengumpan. Kami berusaha mendidik pemain untuk bisa melakukan segalanya,” pungkas Stam.
“Di United, salah satu kualitas Fergie adalah membawa pemain dengan kemampuan tertentu yang bisa melakukan banyak hal dengan baik di posisi mereka. Kemudian jika mereka cocok bermain bersama, Anda memiliki peluang untuk memaksimalkan fungsinya dengan sangat baik. Dia (Fergie) mendapatkan pemain yang tepat untuk mengisi posisi yang tepat.”
Di awal karier manajerialnya, Jaap Stam sendiri pernah menangani Reading dan membawa mereka masuk ke final playoff Championship musim 2016/2017. Sayangnya Reading kalah di babak adu penalti dari Huddersfield. Dan pria 49 tahun itu sekarang sedang menganggur sejak dipecat dari Cincinnati pada September tahun lalu. Padahal ia baru empat bulan berada di klub Major League Soccer itu.
Stam bermain di bawah beberapa manajer paling dihormati di dunia. Termasuk di antaranya adalah Guus Hiddink, Van Gaal, Roberto Mancini, Carlo Ancelotti dan Sir Alex Ferguson. Dan ia sebelumnya mengakui kalau ia siap secara terbuka untuk kembali ke Old Trafford sebagai manajer. Ia sangat bernafsu untuk kembali berkontribusi bersama mantan klubnya tersebut.
“Ketika Anda masuk ke dunia kepelatihan, Anda selalu berpikir tentang pelatih yang pernah bekerja bersama Anda di masa lalu. Anda bahkan dapat belajar banyak dari mereka, dan mengikatkan kembali hubungan dengan mereka meski situasinya tidak baik. Ini dapat membantu Anda dengan cara mendekati pemain secara umum. Saya pikir itu sangat penting,” ujar Stam.
“Tapi saya bukan tipe orang yang akan menyalin hal-hal dari pelatih sebelumnya dan menggunakannya untuk keuntungan saya sendiri. Bukan seperti itu cara saya, dan saya pikir itu bukan hal yang baik. Saya tidak mengatakan bahwa tidak ada hal-hal penting dari pelatih sebelumnya, akan tetapi Anda tidak perlu menjadi salinan dari orang lain.”
Anda harus memiliki cara bermain Anda sendiri dan gaya Anda sendiri sebagai seorang pelatih. Ketika Anda masuk pada level tertentu, ini bukan hanya tentang mengajari pemain cara bermain atau cara menendang bola. Ini juga bagaimana Anda perlu mengatasinya, mendekati mereka dan membuat mereka melihat visi Anda. Sehingga mereka percaya pada Anda dan bersedia bekerja keras untuk Anda.”