Foto: Twitter

Mantan bek kiri Manchester United yakni Colin Gibson baru-baru ini didiagnosis menderita tahap awal demensia. Pria berusia 62 tahun yang bermain untuk United antara 1985 dan 1990 itu kabarnya sudah mendapat tanda-tanda sakit di usia 50-an.

Di satu sisi, Colin Gibson menjadi pemain Manchester United ke-sekian yang terdaftar dan resmi didiagnosis terkena penyakit demensia. Sebelumnya ada beberapa mantan pemain United lain yang mengalami hal sama seperti Sir Bobby Charlton, Frank Kopel dan Nobby Styles.

Istri Gibson yang bernama Kim sebetulnya sangat mengkhawatirkan kondisi suaminya itu sejak lama. Di mana daya ingat serta kecakapan sang suami mulai menurun dan semakin memburuk sampai hari ini. Namun, baru sekarang ia memutuskan untuk mengungkapkan diagnosisnya kepada publik.

Gibson, mantan pemain yang juga bisa beroperasi sebagai gelandang, memiliki alasan tersendiri mengapa baru sekarang ia ungkapkan hasil diagnosisnya. Alasannya adalah agar nanti orang-orang bisa mengerti jika ia terkadang lupa dan kesulitan berbicara. Ia juga ingin mendorong mantan pemain lainnya untuk mendapatkan bantuan jika mengalami masalah serupa.

“Istri saya, keluarga dan saya sendiri percaya saat ini adalah waktu yang tepat untuk memberi tahu semua orang, terutama para suporter, tentang kondisi saya. Walaupun sepertinya saya masih fit dan baik, bahkan masih mampu melakukan banyak hal yang saya nikmati,” ujar Gibson dikutip dari MEN Sports.

“Tapi kadang-kadang saya menempatkan diri saya ke dalam posisi yang sedikit memalukan. Di mana saya benar-benar melupakan sesuatu dan saya kesulitan menjawab pertanyaan karena tidak dapat menemukan kata-kata. Rasanya logis untuk membuat pernyataan itu (diagnosis). Setidaknya orang-orang di sekitar saya bisa mengerti.”

Sebelum diungkap ke publik, Colin Gibson sudah secara resmi didiagnosis mengidap penyakit demensia pada November tahun lalu. Ia menyoroti bahwa penyakit ini sekarang telah banyak diidap oleh pemain di era tahun 1980-an dan 90-an. Ditambah juga mereka yang bermain pada era “bola kulit tua” dan mereka yang memenangkan Piala Dunia 1966 bersama timnas Inggris.

Selain itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Glasgow telah menemukan bahwa seorang bek lima kali lebih mungkin menderita demensia daripada masyarakat umum. Itulah sebabnya mengapa Colin Gibson mengungkapkan jika penyakit ini tidak bisa diremehkan dan perlu perhatian lebih.

“Demensia adalah sesuatu yang saya pikir perlu diungkapkan. Penyakit ini seperti layaknya peringatan 40 tahun setelah memenangkan Piala Eropa. Kita harus berada di aula besar, makan malam besar, dan bertemu orang-orang. Saya tidak ingin menyembunyikan penyakit ini. Karena semakin banyak yang tahu, maka semakin banyak kita belajar, dan semakin banyak yang bisa kita bantu,” tandas Colin Gibson.

“Pesepakbola biasanya menyimpan rahasia mereka. Mereka tidak ingin orang masuk ke dalam kehidupan pribadi mereka. Tapi ada banyak dukungan di luar sana. Jangan malu dan jangan bersembunyi di balik penyakit ini. Setidaknya dengan begitu Anda bisa memahaminya. Anda akan mendapat bantuan atau dukungan medis. Itu terjadi pada saya.”

Meskipun secara medis demensia adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tapi fakta ini tidak membuat Colin Gibson menyerah. Ia justru telah bersumpah untuk melakukan “perlawanan” agar bisa terus hidup. Baginya, seorang pesepakbola tidak boleh jatuh sebelum melawan.

“Siapa saja tak boleh memiliki keraguan sekecil apa pun. Semua perlu disortir dan diuji. Sebagai pesepakbola, Anda memang tidak boleh menunjukkan kelemahan kepada lawan Anda. Sayangnya penyakit ini bukanlah lawan yang biasa. Anda pasti merasa tidak nyaman bagi banyak pesepakbola, atau olahragawan, atau siapa pun,” pungkas Gibson.

“Para pesepakbola akan bersikap adil, dan saya memiliki kebanggaan tertentu dengan itu. Alasan saya melakukan ini (diagnosis) adalah untuk membuat lebih banyak orang sadar. Jika kita dapat membantu satu orang saja, itu sangat berharga. Kita tak boleh jatuh sebelum melakukan perlawanan.”