Para suporter Manchester United kembali sumringah setelah menang telak dengan skor 4-1 atas Real Betis di leg pertama babak 16 besar Europa League. Selain itu, mereka juga memuji penampilan Bruno Fernandes dan Wout Weghorst karena berhasil menampilkan peran penting dalam kemenangan tersebut.
Meski sempat tertinggal lebih dulu, United berhasil bangkit dengan cepat dan membalikan keadaan lewat torehan empat gol. Keempat gol ini sendiri dicetak oleh empat pemain berbeda. Diantaranya Marcus Rashford, Antony, Bruno Fernandes dan Wout Weghorst. Dengan hasil ini, United berhasil memasang satu kaki untuk melangkah ke babak berikutnya.
Di satu sisi, peran sentral Fernandes sangat dominan. Ia memainkan peran kunci dalam gol pembuka Rashford, lalu ia mengklaim satu asis untuk Antony. Bahkan setelah itu ia juga berhasil mencetak gol ketiga untuk Setan Merah. Penampilan pemain asal Portugal itu begitu istimewa. Padahal di pekan sebelumnya ia sangat dikritik habis-habisan, terutama akibat penampilan buruknya di laga melawan Liverpool.
Keistimewaan Bruno Fernandes ini tak lepas dari dikembalikannya ia ke posisi pemain No.10. Dan memang terbukti, posisi alaminya ini membuat ia bisa memainkan perannya dengan maksimal. Meskipun kadang-kadang ia bergeser ke sayap kanan. Maka wajar saja suporter United sangat mengapresiasi hal tersebut. Mereka juga mengungkapkan kalau Fernandes masih menjadi pemain yang dicintai di sekitar suporter.
Sementara itu, Wout Weghorst juga mendapat momen yang serupa. Bahkan ia begitu emosional dan hampir menangis saat ia merayakan gol pertamanya di Old Trafford. Penyerang berusia 30 tahun itu memang baru bergabung dengan tim Erik ten Hag setelah dipinjam selama enam bulan dari Burnley pada bursa transfer Januari kemarin. Namun ia telah menjadi favorit suporter dalam beberapa pekan terakhir.
Sejauh ini Weghorst masih belum menampilkan perannya sebagai striker pencetak gol. Wajar saja ia merasa gembira ketika mengakhiri paceklik golnya dalam 11 pertandingan untuk Manchester United. Gol tersebut terjadi setelah Facundo Pellistri berlari dari sisi kanan dan kemudian memberi umpan kepada Scott McTominay. Namun, bola berhasil ditepis oleh kiper Real Betis.
Beberapa saat kemudian, bola muntah langsung mengarah ke Weghorst dan ia dengan mudah mencetak gol. Ia pun secara cepat berlari menuju Stretford End yang penuh sesak, dan selebrasi meluncur dengan gembira bersama rekan satu timnya. Bagi yang menonton pertandingannya, kita dapat melihat betapa berartinya gol itu untuk Weghorst.
Tidak sedikit suporter United yang langsung memberi ucapan selamat kepada Wout Weghorst di media sosial, seperti misalnya; “Pantas dia senang. Karena dia telah menyia-nyiakan peluang sejauh ini, dan sekarang dia telah melakukan segalanya dengan benar dengan mencetak gol.” Atau “Senang untuk orang ini! Dia bekerja tanpa lelah di lapangan. Terus menekan pertahanan lawan. Anda dapat melihat dia ingin membuktikan sesuatu.”
Yang jelas sebetulnya ini merupakan minggu yang berat bagi mantan striker Wolfsburg tersebut. Ia sempat mendapat reaksi keras dari sebagian suporter Setan Merah yang tidak percaya kepadanya. Lalu ditambah lagi ia terlihat menyentuh logo “This Is Anfield” yang terkenal menjelang kekalahan memalukan 7-0 United dari Liverpool.
Dari kejadian tersebut, Weghorst langsung dituduh gagal memahami persaingan antara kedua klub rival tersebut. Bahkan ia ditekan dengan opini bahwa sentuhan tangannya ke logo “This Is Anfield” adalah penyebab kekalahan tim United. Namun, demi menjaga kenyamanan, Weghorst langsung menjelaskan klasifikasinya tak lama setelah itu.
“Dari tim nasional saya tahu bahwa Virgil selalu menyentuh tanda itu (“This Is Anfield) dan saya pergi untuk menghentikannya. Saya mencoba menghentikannya sebelum pertandingan. Tak mungkin saya dengan sengaja menyentuh logi tersebut,” ungkap Wout Weghorst dikutip dari MEN Sports.
“Sebagai seorang anak kecil, saya selalu mendukung FC Twente. Dan sebagai pemain yang bangga bermain untuk Manchester United, dedikasi saya kepada klub yang luar biasa ini tidak akan pernah bisa dipertanyakan. Jadi saya tidak mungkin tidak tahu makna sentuhan itu.”