Meski tidak bekerja sekeras David De Gea dan Dean Henderson di pertandingan resmi, Lee Grant tetap mendapatkan penghargaan berupa perpanjangan kontrak. Padahal, pemain kelahiran 1983 ini tak sekalipun main di Premier League bersama Manchester United!

Lantas apa yang sebenarnya terjadi?

Dalam wawancara dengan situs resmi Manchester United, Grant mengaku kalau dirinya memang menginginkan perpanjangan kontrak. Untungnya, United memenuhi keinginannya tersebut.

Salah satu alasan mengapa Grant ingin kontraknya diperpanjang adalah karena ia merasa dihargai. Selain itu, ia juga menikmati perannya saat ini, tak peduli pekerjaan apa yang ia lakukan.

“Dan tentu saja aku beruntung bisa mendapatkan kesempatan melakukan itu di tim yang indah ini. Aku menantikan tahun yang lain bersama rekan-rekan lain,” kata Grant.

Grant menyebut kalau susunan penjaga gawang di United adalah yang terkuat di dunia. Semua kiper mampu menunjukkan kemampuannya baik dalam bertanding maupun mendukung tim secara keseluruhan.

Ini yang membuat kiper-kiper United bekerja begitu keras di tempat latihan, karena mereka bersaing satu sama lain. Menurut Grant, siapapun yang diturunkan merupakan hasil dari persaingan ketat: mereka tak cuma mendukung, tapi juga mendorong dan menantang kiper lain. Karena hal itu, United bisa mendapatkan hasil terbaik.

“Tak peduli apakah itu David, Dean, Tom, atau diriku sendiri, kami semua mendorong untuk bermain dan bersemangat juga siap untuk mendukung kiper yang diturunkan,” kata Grant.

Grant bercerita kalau hubungan antar-kiper memang berbeda dengan pemain lainnya. Kiper biasanya menjalin hubungan yang amat dekat satu sama lain. Meski demikian, Grant menyebut kalau itu bukan berarti mereka tak bisa menantang dan mendorong satu sama lain.

“Apa yang beruntung di sini, di Manchester United, adalah kami memiliki empat karakter yang rukun dan bisa hidup berdampingan, yang mana itu tak selalu terjadi (di klub lain),” ucap kiper spesialis Divisi Championship ini.

Menurut Grant, agaknya ini yang jadi alasan mengapa United tetap mempertahankannya. Soalnya Grant membantu kiper lain untuk tetap kompetitif dengan terus menekan dan mendorong mereka.

“Tantang anak-anak muda, tekan, dan seperti yang aku bilang, pastikan kalau tingkatannya amatlah tinggi buat siapapun yang bermain di akhir pekan,” kata Grant.

Karena tugasnya sebagai “pendukung dan penekan” kiper lain, ini memungkinkan Grant untuk melakukan hal lain. Sama seperti Nemanja Matic, Grant juga mengikuti kursus kepelatihan. Apalagi United juga mendukung pilihan Grant tersebut dengan menempatkan Grant sebagai pelatih kiper tim Akademi. Karena bukan tidak mungkin Grant nantinya akan menjadi pelatih kiper, atau bahkan manajer The Red Devils.

Meski berambisi untuk menjadi manajer, tapi sepanjang gelaran Euro 2020 lalu, Grant tetap memosisikan dirinya sebagai penonton umum. Ia beralasan kalau Euro 2020 merupakan gelaran yang singkat, sehingga ia ingin bersenang-senang saat menyaksikannya.

“Dan untuk 9-10 bulan setelahnya, aku akan berada dalam mode full-analisis,” kata Grant.

Di Euro 2020, Grant mendukung rekan setimnya yang menjadi pemain utama timnas Inggris, yakni Marcus Rashford, Harry Maguire, dan Luke Shaw.

“Kecewa karena Dean tak menjadi bagian dari tim, terutama melihat sekeras apa ia bekerja sepanjang musim itu untuk bisa masuk ke timnas dan menempatkan dirinya dalam pertarungan,” ucap Grant.

“Untuk Marcus, Harry, dan Luke, saya benar-benar senang. Penampilan mereka begitu indah, dan melihat penampilan Harry dan Luke, sungguh luar biasa.”

Sumber: Manutd.com