Amad Diallo lahir di Abidjan, Pantai Gading, pada 11 Juli 2002. Namun, di usia delapan tahun, ia bermigrasi ke Italia.
Namanya mulai dikenal ketika membela Boca Barco. Dalam sebuah turnamen pada Natal, ia menjadi top skorer sekaligus pemain termuda. Sejumlah klub tertarik mendatangkannya. Namun akhirnya, Diallo direkrut Atalanta pada 2015.
Perjalanannya terbilang mulus. Ia main buat tim U-14, sampai menjadi juara nasional bersama Atalanta di U-15. Capaiannya amat memukau di tim junior seperti di U-17 dan U-18. Diallo pun memberi dua asis di final Supercoppa Primavera yang membawa Atalanta menang 2-1 atas Fiorentina.
Debutnya di tim senior Atalanta terjadi pada 27 Oktober 2019. Ia masuk pada menit ke-79 dalam laga melawan Udinese. Hebatnya, ia mencetak gol pertamanya di level senior empat menit kemudian. Sekaligus memastikan kemenangan Atalanta 7-1. Ia pun menjadi pemain kelahiran 2002 pertama yang sukses mencetak gol di Serie A.
Pada 5 Oktober 2020, Manchester United setuju untuk merekrut Diallo dengan nilai transfer berkisar 25 sampai 40 juta euro. Namun, finalisasinya baru terjadi di bursa transfer musim dingin, dengan kontrak selama lima tahun.
Di tengah penantiannya menuju United, Pemerintah Italia menerbitkan paspor untuk Diallo. Ada sejumlah hal dari pemberian paspor untuk Diallo ini. Buat United, Diallo akan lebih mudah mendapatkan work permit atau izin kerja dari Pemerintah Inggris, karena berstatus warga negara Italia yang tergabung dalam Uni Eropa. Buat Diallo, penerbitan paspor ini membuat peluangnya membela timnas Italia menjadi terbuka.
Namun, Diallo justru memenuhi panggilan timnas Pantai Gading pada 18 Maret 2021 untuk pertandingan babak kualifikasi Piala Afrika 2021. Pantai Gading akan menghadapi Niger dan Ethiopia pada 26 dan 30 Maret.
Debut Diallo buat timnas Pantai Gading terjadi di laga menghadapi Niger. Ia masuk pada menit ke-86. Pada 5 Juni 2021, Diallo mencetak gol pertamanya buat timnas di laga persahabatan menghadapi Burkina Faso, lewat tendangan bebas di penghujung pertandingan.
Dengan setidaknya tiga pertandingan buat timnas Pantai Gading, ini artinya, tertutup sudah kesempatan Diallo membela timnas Italia. Padahal, secara usia, Diallo justru lebih lama tinggal di Italia.
Saat ditanya alasannya memilih Pantai Gading, dengan singkat Diallo bilang: “Karena Anda tumbuh di negaramu sendiri sebelum tumbuh di tempat lain.”
Keputusan Diallo agaknya sudah tepat untuk memilih Pantai Gading. Salah satu alasannya, Italia terkesan agak sulit untuk menerima perbedaan, macam Prancis, misalnya. Di skuad Italia pada Euro 2020 ini misalnya, hanya ada satu pemain non-kulit putih, yakni Emerson Palmieri. Selain itu, ada sejumlah cerita tentang bagaimana oknum suporter di Italia yang masih berperilaku rasis.
Buat United, keputusan Diallo memilih Pantai Gading juga memberikan keuntungan. Diallo akan punya peluang lebih besar untuk masuk skuad utama, dan mendapatkan pengalaman dari pertandingan internasional.