Phil Jones dibully langsung oleh Twitter (Foto: Independent)

Bisa jadi apa yang dilakukan Manchester United adalah bentuk frustrasi mereka karena para pemainnya terus menjadi bulan-bulanan di dunia maya.

Malang betul nasib Phil Jones. Saat masa depannya di Manchester United belum jelas, dan peran di atas lapangan yang semakin mengecil, ia justru menjadi sasaran bully dan olok-olok di media sosial. Beberapa waktu lalu, sebuah kecaman datang dari Manchester United atas apa yang diunggah oleh akun resmi Twitter cabang UK (United Kingdom) tersebut.

Dengan maksud untuk memperkenalkan fitur terbaru mereka, yang memungkinkan para penggunanya untuk bisa membalas cuitan mereka, Twitter menggunakan Phil Jones sebagai contoh. Mereka mengunggah sebuah kalimat berbunyi, “Sebutkan pemain sepakbola yang lebih baik baik dari Phil Jones,” disertai dengan beberapa foto ketika Jones sedang mengangkat piala.

Twitter mungkin merasa kalau ini hanyalah sebuah candaan atau banter semata. Namun United tampaknya menanggapi jauh lebih dari itu. Menurut mereka, ini adalah sebuah bentuk penghinaan dan merendahkan harga diri Jones sebagai pemain. Inilah yang kemudian membuat United mengecam cuitan tersebut hingga pihak Twitter kemudian menghapus postingan tersebut dan menyampaikan permintaan maaf kepada United.

“Bukan maksud kami mengundang amarah. Begitu kami menyadari kalau kami membuat kesalahan, kami langsung menghapus Tweet tersebut,” Begitu kata juru bicara Twitter.

Phil Jones memang sedang mengalami masa-masa terendahnya sebagai pemain Manchester United. Ia yang sebelumnya sering bermain setidaknya lebih dari 10 laga, kini baru mencatat delapan laga. Belum lagi soal perannya yang mulai tergusur oleh pemain lain seperti Harry Maguire dan Axel Tuanzebe. Kehilangannya juga tampak tidak menjadi soal. Selagi Lindelof, Maguire, dan Eric Bailly fit, maka Ole tidak punya kepentingan untuk memainkan Jones, kecuali kalau laga yang dimainkan hanya menghadapi tim yang divisinya lebih rendah dari United.

Cedera menjadi masalah besar bagi pemain yang pernah disebut-sebut jelmaan dari Duncan Edwards tersebut. Hanya itu sebenarnya kendala terbesar seorang Jones yang membuat dia tidak bisa menjadi pemain reguler secara konsisten. Jones sudah menderita 20 kali cedera selama bermain untuk Setan Merah dengan rata-rata 2,5 cedera per musimnya.

Bahkan saat kompetisi sepakbola sempat absen panjang karena pandemi dan kembali pada pertengahan tahun ini, Jones belum menunjukkan tanda-tanda kesembuhan karena kembali cedera saat latihan.

Riwayat cedera Jones memang cukup unik. Dia bukan pemain yang memiliki cedera kambuhan. Akan tetapi, semua anggota tubuhnya bermasalah. Jones pernah cedera di tumit, engkel, tulang kering, lutut, hamstring, punggung, bahu, varises, hingga cedera kepala. Ya, sebuah bukti kalau kondisi tubuh Jones terlihat rapuh meski secara perawakan ia begitu besar.

Dengan kondisi seperti ini, belum ada tanda-tanda kalau United akan menjual Jones. Padahal, beberapa kesebelasan seperti Everton, Newcastle United, dan West Ham ingin menyelamatkan kariernya. Selain itu, ia masih punya kontrak hingga 2023 dan gaji per pekannya mencapai 75 ribu paun. Sebagai informasi, gaji Jones lebih tinggi dari dua bek sayap Liverpool, Trent Alexander Arnold dan Andy Robertson.

Selain itu, ia juga masih harus berhadapan dengan sindiran orang-orang di media sosial. Jones kerap dipandang sebagai representasi dari pemain belakang yang melakukan kesalahan jika tidak ingin dibilang pemain belakang terburuk. Mirip dengan kasus Karius di sektor penjaga gawang. Lucunya, tekanan-tekanan seperti ini bahkan bisa datang dari pendukungnya sendiri. Jones juga menjadi pemain yang paling sering diabadikan sebagai meme karena ekspresi mukanya. Raut muka Jones seringkali terlihat aneh ketika sedang beradu tekel dengan para lawannya.

Mungkin inilah yang membuat United kesal dan berani mengecam Twitter. Kubu Setan Merah pasti sudah tahu kalau ada pemainnya yang menjadi sasaran bully di media sosial. Tapi mayoritas berasal dari akun banter seperti Troll Football atau sejenisnya. Saat cibiran keluar dari akun yang tidak ada hubungannya dengan sepakbola, United memilih bertindak. Selain itu, langkah ini menjadi sebuah cara untuk menunjukkan kalau mereka sudah muak dengan segala olok-olok yang para pemainnya terima.

“Jones telah mengalami cedera yang cukup panjang, tapi itu bukan alasan untuk membuatnya terus diejek. Kritik saja mereka yang main melawan Copenhagen kemarin tapi tidak Jones. Betapa mudahnya menjadikan dia sasaran empuk disaat dia tidak bermain,” kata Dominic Booth, jurnalis Manchester Evening News.

“Mengapa Jones diperlakukan seperti ini? Sedih rasanya melihat pemain sepakbola sering berubah menjadi figure yang dianggap lucu. Twitter seharusnya tahu cara menggunakan media mereka ketimbang memancingnya. Mereka harusnya mencegah bentuk penindasan seperti ini. Perlu diingat kalau Jones sudah bermain lebih dari 200 kali, menjadi juara Premier League, dan bermain pada turnamen besar untuk timnas Inggris,” katanya menambahkan.

Beberapa musim terakhir, para pemain United memang kerap mendapat bully di media sosial. Selain Phil Jones, masih ada nama-nama lain seperti Jesse Lingard, Andreas Pereira, hingga Chris Smalling. Bahkan pemain-pemain utama seperti David de Gea, hingga Harry Maguire saja masih tidak lepas dari olok-olok di dunia maya.