Ole Gunnar Solskjaer mendapatkan perpanjangan kontrak meski gagal memenangi trofi selama dua setengah tahunnya di Manchester United. Hal ini mendapatkan perhatian dari legenda Liverpool, John Aldridge. Ia menyebut kalau suporter rival United pastinya bergembira mendengar kabar perpanjangan kontrak ini.

Bulan lalu, manajer berkebangsaan Norwegia ini mendapatkan perpanjang kontrak dengan durasi selama tiga tahun. Namun, Aldridge tak yakin kalau memperpanjang kontrak Ole adalah keputusan yang tepat bagi Manchester United.

“Keputusan untuk memberikan Ole Gunnar Solskjaer sebuah kontrak baru disambut dengan rasa senang oleh fans Liverpool, Chelsea, dan Manchester City, karena pada saat ini, dia masih menjadi pelatih dengan begitu banyak hal untuk dibuktikan,” kata mantan pemain timnas Irlandia ini.

“Solskjaer tampak seperti orang hebat, tapi buku catatan mengonfirmasi dia tidak memenangi apapun sebagai manajer, dan sampai dia mendapatkan trofi, kemampuannya masih akan dipertanyakan.”

“United mestinya menjuarai Europa League musim lalu, tapi mereka mengacaukannya di final menghadapi Villareal, dan sekali lagi, Solskjaer dibiarkan menjelaskan kegagalan lain di kompetisi cup.”

“Tidak ada yang meragukan penampilan United meningkat di bawah arahannya, karena mereka sedikit berantakan saat Jose Mourinho pergi pada Desember 2018. Namun, saat seorang manajer memimpin klub sepakbola hebat dan tak memenangi apapun buat dua setengah tahun, dia sungguh beruntung untuk mendapatkan kontrak baru berdurasi tiga tahun,” kata Aldridge.

Kontrak Solskjaer diperpanjang hingga 2024 dengan opsi perpanjangan kontrak selama setahun. Kalau kontraknya tak diputus di tengah jalan, ia akan menjadi manajer terlama United sejak era Sir Alex Ferguson dengan enam setengah tahun.

John Aldridge sendiri membela Liverpool pada pertengahan musim 1986/1987 hingga awal musim 1989/1990. Bersama The Reds ia meraih trofi First Division pada  1987/1988 dan menjadi top skorer liga di musim itu.

Kritik Aldridge kepada Solskjaer juga Manchester United beberapa memang tidak salah. Akan tetapi, kalau menyebut fans Chelsea dan Liverpool akan senang dengan perpanjangan kontrak Ole, ini bisa diperdebatkan.

Alasannya?

Pertama karena United finis di atas Chelsea dan Liverpool. Kedua, The Blues dan The Reds kepayahan untuk masuk zona Liga Champions. Andai Leicester main konsisten di lima pertandingan terakhir, Liverpool mungkin sudah terlempar dari empat besar.

Suporter Liverpool bisa jadi cemburu dengan United karena bisa mencapai final Europa League, sementara timnya hanya lolos sampai perempatfinal Liga Champions.

Musim lalu United masih kurang tajam di lini depan, tapi secara jumlah gol masih lebih banyak ketimbang Liverpool. United mencetak 73 gol sementara Liverpool 68 gol. Padahal, lini serang mereka diisi trio menakutkan: Mo Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino.

Kalau Aldridge bilang bahwa United mengacaukan momen final Europa League, bisa jadi ia tak menonton pertandingannya. United kalah lewat adu penalti, itu pun hanya karena satu tendangan David De Gea, yang secara teknik, jelas tak sebagus pemain outfield. Lagi pula siapapun bisa kalah di babak adu penalti, bukan?

Kalau Aldridge bilang bahwa Ole beruntung karena selama dua setengah tahun tak memberikan trofi, tapi tetap dipertahankan, bahkan diperpanjang kontrak, lantas bagaimana dengan Brendan Rodgers? Selama tiga tahun setengah, ia juga tak melakukan apa-apa. Pun dengan Jurgen Klopp yang di tiga musim pertamanya juga tak memberikan apa-apa.

Maka pernyataan Aldridge ini terkesan bukan mengkritik Manchester United dan Ole Gunnar Solskjaer, tapi menyindir mantan timnya sendiri dan dua manajer Liverpool yang terakhir.

Bukankah begitu?