Tidak ada perpanjangan kontrak, Angel Gomes hengkang. Foto: The Sun

Kalau masa depannya bukan di Manchester United, maka keputusan Angel Gomes untuk hengkang sudah menjadi pilihan yang tepat. Di luar faktor yang menyebut kalau dia ingin pindah karena minta gaji tinggi dan sebagainya, Gomes memang harus pergi untuk menyelamatkan masa depannya.

Hari Selasa (30/6/2020) kemarin menjadi hari yang penting bagi para pemain yang kontraknya habis pada musim ini. Inilah hari terakhir mereka berada di klubnya masing-masing sebelum memulai petualangan mencari klub baru per 1 Juli nanti. Mereka yang statusnya pemain inti mungkin akan terus diperpanjang secara otomatis hingga kompetisi benar-benar berakhir pada Agustus nanti. Namun untuk pemain yang bukan pemain utama, maka pekan-pekan ini menjadi awal petualangan baru bagi mereka.

Manchester United juga tidak mau lama-lama untuk menyimpan pemain yang mereka anggap tidak cukup bagus. Beberapa waktu lalu, ada sembilan pemain yang semuanya berasal dari akademi yang dilepas Manchester United dengan status free. Salah duanya adalah Cameron Borthwick-Jackson dan Demetri Mitchell yang digadang-gadang akan menjadi pilar masa depan United.

Senin lalu (29/6) giliran Angel Gomes yang dipastikan akan hengkang dengan status free. Negosiasi perpanjangan kontrak yang sudah dibahas sejak jauh-jauh hari tidak menghasilkan kata sepakat. “Tidak ada kabar terbaru dari negosiasi perpanjangan kontrak Gomes. Sejujurnya, saya tidak mendengar apa-apa sejak pagi. Mungkin jawabannya jelas kalau dia akan pergi,” kata Ole jelang laga melawan Brighton.

Sebuah keputusan yang mungkin sudah menjadi pilihan terbaik bagi kedua belah pihak. Namun yang membuat saya bingung, kalau Gomes mau pindah kenapa fans United pada sewot?

Kenapa harus ada ucapan buruk seperti menganggap Gomes sebagai pemain yang tidak punya mental. Atau menyebut Gomes sebagai pemain yang mata duitan. Kalau dia merasa masa depannya memang tidak lagi di Manchester United mengapa United mati-matian mempertahankannya? Kalaupun Gomes memilih bertahan, belum tentu juga dia akan mendapat menit main.

Saya tahu kalau Angel Gomes adalah pemain muda yang bertalenta. Pada 2017, ia berhasil membawa Inggris menjadi juara Piala Dunia U-17. Selain itu, ia juga mendapat gelar Jimmy Murphy of The Year yang merupakan gelar pemain terbaik untuk penggawa U-18. Singkatnya, ia punya modal yang bagus untuk menjadi pemain masa depan klub.

Kini, sudah tiga tahun atau tiga musim secara penuh Gomes terdaftar sebagain penggawa tim utama Setan Merah. Namun, Gomes faktanya kesusahan untuk menembus tim utama dan menjadi pemain yang rutin tampil dalam skuad United. Padahal, ia menjalani dua periode bersama dua pelatih sekaliber Jose Mourinho dan Ole Gunnar Solskjaer.

Bersama Mourinho, Gomes jarang mendapat kesempatan main. Saat itu, anggapan lebih mengarah ke sosok Jose yang anti pemain muda. Lalu bagaimana perkembangan karier Gomes bersama Ole yang katanya rajin memainkan pemain muda? Sama saja, tidak ada perkembangan.

Gomes baru bermain enam kali musim ini. Dari enam laga tersebut, ia hanya bermain 90 menit satu kali. 28 November 2019 menjadi kali terakhir ia bermain sejak menit awal. Sisanya, Gomes tidak pernah lagi diikut sertakan bersama tim utama. Padahal, ada beberapa laga yang seharusnya bisa menjadi ajang bagi Gomes untuk membuktikan diri seperti ketika melawan Rochdale, Colchester, Tranmere, Club Brugge, dan LASK. Total, ia hanya 291 menit bermain pada musim ini. Bukankah pemain muda butuh menit main untuk bisa menunjukkan kalau dia layak atau tidak memperkuat tim?

Minimnya kesempatan memang menjadi faktor utama yang membuat Gomes memilih hengkang. Seandainya dia memperpanjang kontrak pun, belum tentu juga dia menjadi pilihan utama Ole. Siapa yang bisa menggusur kemapanan Bruno Fernandes, Juan Mata, Paul Pogba, hingga dua idola masa kini, Jesse Lingard dan Andreas Pereira. Gomes jelas tidak mau nasibnya hanya menonton kelima nama ini bergantian bermain mengingat Ole juga masih menginginkan kelima nama ini dalam skuadnya. Begitu pula di sisi sayap.

Gomes bukannya tanpa usaha. Ia merasa kalau telah cukup banyak untuk mendapat perhatian dari Ole di tempat latihan dan ingin menjadi pilihan. Namun, kalau Ole lebih memilih Lingard atau Andreas ketimbang dirinya, ya dia tidak bisa apa-apa selain pindah.

Sedari awal, Gomes juga tidak langsung menampilkan penampilan yang ‘wah’ layaknya Mason Greenwood dan Brandon Williams. Menurut Andy Mitten, penampilan positif pada laga debut adalah sesuatu yang penting untuk membuka jalan karier yang bagus bersama tim utama. Hal itu memang tidak didapatkan oleh Gomes yang penampilannya cenderung biasa saja saat bermain bersama tim utama. Bisa jadi, ini menjadi faktor utama kenapa Ole tidak banyak memberinya kesempatan.

Lagipula, Ole pernah mengungkapkan kalau fisik Gomes terlalu ringkih untuk ukuran Liga Inggris. Rumor mengatakan kalau ini juga menjadi alasan Gomes memilih tidak memperpanjang kontrak bersama United. Dia ingin membuktikan kalau tubuh kecil tidak menutup kemungkinan untuk sukses di level tertinggi. Dia bukannya tidak punya mental, namun memperbaiki fisik di klub lain yang bisa memberikan kesempatan main jelas merupakan pilihan yang bijak.

Karena sekali lagi, meski Gomes nantinya memperbaiki fisiknya, saya tetap yakin dia tidak bisa menggusur kemapanan Bruno, Pogba, Mata, dan duo Lingard serta Pereira. Perlu diingat juga kalau United akan membeli Jadon Sancho, James Maddison, atau Jack Grealish yang bisa membuat peluang Gomes main semakin tertutup.

Situasi memang tidak menguntungkan bagi United. Agustus nanti, Gomes berusia 20 tahun. Nicky Butt pernah menyebut kalau pemain yang sudah berusia 20 tahun namun tidak bisa menembus skuad United, maka dia bisa memilih tempat lain. Sayangnya, dia pergi secara gratis sehingga United tidak bisa memberikan klausul pembelian kembali.

“Lalu bagaimana dengan gaji? Bukannya Gomes pindah karena ingin gaji tinggi?”

Ya, isu yang berkembang menyebut kalau Gomes menginginkan gaji tinggi untuk ukuran pemain muda. Gaji dia saat ini adalah 17 ribu paun. Menurut Laurie Whitwell dari The Athletic, United sudah berusaha untuk menaikkan gaji Gomes ke angka yang layak. Namun tetap saja, ia menolak untuk memperpanjang kontrak. Disinilah saya merasa kalau kepindahan Gomes tidak hanya semata-mata soal gaji yang membuatnya dicap mata duitan, tapi soal masa depannya sebagai pemain muda yang butuh jam terbang.

Jadi, fans United seharusnya tidak perlu lebay menyikapi kepindahan Gomes. Tidak semua pemain akademi United itu jago sehingga harus bertahan tim utama. Emosi ini bisa saja muncul karena kita yang keseringan melihat video skill-skill pemain muda di YouTube sehingga kita terlalu memasang ekspektasi tinggi kepada pemain tersebut.

Gomes sendiri diisukan menjadi incaran Chelsea. Kesempatan bermain di sana jelas jauh lebih tinggi ketimbang di United. The Blues sendiri dikabarkan sedang melakukan revolusi dalam skuadnya dengan menyingkirkan pemain-pemain yang dianggap tidak layak lagi bermain seperti Pedro, Willian, Mitchy Batshuayi, Tiemoue Bakayoko, Danny Drinkwater, dan Emerson Palmieri. Di London, ia punya kesempatan untuk menjadi pilihan kedua setelah Mason Mount dan punya kesempatan tampil lebih sering pada ajang Piala FA atau Piala Liga atau rutin mendapatkan menit main di Premier League sebagai pengganti.

Alih-alih menghujat keputusan Gomes, bukankah lebih baik mendoakan Gomes suatu saat menjadi pemain bintang yang benar-benar bintang dan tidak sekadar bagus di YouTube saja.

Lagipula, bukankah kepindahan Gomes akan menyisakan satu slot kosong yang mungkin saja akan diisi pemain akademi lain atau mungkin pemain bintang yang lebih berbakat. Makin bagus buat klub juga kan?