Cristiano Ronaldo adalah pemain Manchester United yang paling banyak dimintai wawancara oleh media. Sementara di peringkat kedua bukan Marcus Rashford atau Fred, melainkan Zidane Iqbal. Uniknya, Iqbal baru bermain selama delapan menit buat tim utama!

Ketika nama Iqbal perlahan muncul ke permukaan, permintaan untuk wawancara naik drastis, utamanya dari Timur Tengah. Di tengah banyaknya email dan telepon, United akhirnya memutuskan untuk melakukan wawancara eksklusif jelang pemanggilan pertama Iqbal ke timnas Irak.

Wawancara tersebut berjalan lancar dan dikutip banyak media, termasuk tulisan kami yang ini. Akan tetapi, cerita setelahnya yang justru menarik. Bagaimana tidak? Mimpinya debut di timnas hampir gagal karena salju membuat penerbangan ke Tehran dibatalkan.

Penerbangan kemudian diubah lewat Dubai dan Iqbal akhirnya bisa hadir di Azadi Stadium, Iran. Di laga dua negara bertetangga tersebut, Iqbal masuk pada menit ke-80. Akan tetapi, ia tak bisa menyelamatkan timnya yang kalah 0-1 lewat gol Mehdi Taremi.

Iqbal masuk ke dalam tujuh pemain cadangan di laga babak kualifikasi Piala Dunia tersebut. Sejatinya, satu-satunya pertandingan kompetitifnya untuk United hanyalah laga Liga Champions menghadapi Young Boys. Itu pun pertandingan yang sudah tak berarti lagi.

Usai pertandingan, Iqbal menulis begini di akun Instagramnya: “Senang telah melakukan debut internasional saya di luar hasilnya (yang mengecewakan).”

Rekan-rekannya mengenal Iqbal dengan panggilan “Zee”. Ia digambarkan sebagai anak yang ramah dan pintar. “Dia bukanlah seseorang yang sangat ingin bicara dan jelas saat ini cuma punya sedikit minat untuk terkenal atau punya pengikut,” kata salah satu sumber dekat Iqbal dikutip dari Manchester Evening News.

Iqbal lahir di Sale, sebuah kota di Trafford, Greater Manchester. Ayahnya, Aamar, berkebangsaan Pakistan, sementara ibunya berkewarganegaraan Irak. Sejak awal, kedua orang tua Iqbal menolak sejumlah kesepakatan dengan pengiklan. Tujuannya, agar Iqbal fokus dalam pengembangan karier sepakbolanya. Tawaran menarik dari klub besar di Uni Emirat Arab pun ditolak demi hasrat berkarier di Manchester United.

Iqbal bangga sebagai Mancunian. Namun, ia tak lupa juga pada leluhurnya di Pakistan dan Irak. Iqbal mengidolai Mesut Ozil pada awalnya. Kini, ia mempelajari gaya main gelandang Barcelona, Frenkie de Jong.

United sendiri melihat bakat Iqbal di Sale United. Selain United, ada juga pemandu bakat dari Manchester City dan Liverpool. Iqbal pun memilih United dan bergabung bersama United Develpoment Centre sebelum pindah ke Akademi United pada usia sembilan tahun.

Selain di sepakbola, Iqbal juga aktif di PFA’s Asian Inclusion Mentoring Scheme. Di sana, ia mengikuti telewicara dengan bentuk tanya jawab dengan sekelompok anak untuk membantu pengembangan mereka. Ini menjadi unik karena Iqbal terbilang jarang bicara. Namun, statusnya sebagai sedikit pesepakbola Asia di Inggris, ia sadar kalau suaranya bisa menginspirasi anak-anak dari segala latar belakang.

Saat berkumpul dengan keluarganya, Iqbal sering menceritakan pengalamannya tumbuh di Manchester. Ia sadar statusnya sebagai panutan. Namun, ia tetap membumi dan sadar banyak yang bisa diraih ketika menggunakan statusnya untuk menginspirasi orang lain.

Saat bicara soal membela timnas, Iqbal jelas bisa bermain untuk timans Inggris. Namun, Iqbal tidak membela timnas Inggris di usia muda. Ia juga tak memilih Pakistan yang lebih suka kriket ketimbang sepakbola. Karena itu, ia memilih timnas Irak U-23 ketika mendapatkan paspor Irak pada Mei 2021.

Iqbal pertama kali berlatih dengan tim utama United pada Agustus 2021 lalu. Ia sebenarnya disiapkan untuk pekan ke-20 menghadapi Brentford karena skuad United dilanda Covid. Sialnya, pertandingan juga ditunda karena sejumlah skuad tim muda United juga positif Covid. Laga yang awalnya digelar pada 14 Desember, ditunda dan dilanjutkan pada 19 Januari.

Selain di tim utama, Iqbal juga bermain di tim muda United yang berlaga di UEFA Youth League, EFL Trophy, dan Premier League 2. Debutnya di tim utama United, membuat namanya melonjak dalam pencarian Google dan mencuat di Google Trends. Di Twitter, namanya disebut hingga delapan ribu kali.

Iqbal menandatangani kontrak profesionalnya pada April lalu. Rencananya ia akan dipromosikan ke tim U-23 lebih dulu. Delapan bulan kemudian, Ralf Rangnick mempromosikannya ke tim senior dan dimainkan di laga melawan Young Boys.

Uniknya, para pemain tim utama biasanya makan jelang pertandingan di Hyatt Hotel. Namun, para pemain muda United seperti Iqbal, Shoa Shoretire, Charlie Savage, dan Bjorn Hardley, justru makan bersama dengan Rangnick di kantin Carrington.

Mereka lalu pergi ke Hyatt bersama Rangnick dan stafnya untuk bertemu para pemain senior lainnya. Kemudian skuad United diantar dengan menggunakan bus ke Old Trafford. Di laga itu, pada menit ke-89, Iqbal berbaris bersama dengan Savage. Iqbal kemudian tos dengan Jesse Lingard untuk kemudian masuk ke lapangan.

Usai pertandingan, Rangnick tak langsung pulang. Selama 45 menit ia melakukan wawancara dengan sejumlah media dan konferensi pers lewat Zoom. Banyak pemain yang sudah meninggalkan stadion saat itu. Usai konferensi pers, Rangnick berjalan memasuki sudut tribun selatan Old Trafford, dan ada dua pemain berdiri di luar kantornya. Mereka adalah Iqbal dan Savage. Mereka menunggu Rangnick untuk berterima kasih padanya.

Sumber: Manchester Evening News