Foto: The Times

Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Manchester United kedatangan sosok baru berkacamata yang mencoba peruntungannya demi memperbaiki kondisi klub ini. Ralf Rangnick akhirnya diresmikan sebagai manajer interim Setan Merah hingga akhir musim nanti.

Yang menarik, Rangnick tidak hanya akan bersama klub hingga akhir musim kompetisi saja. Setelah tugasnya menjadi manajer interim selesai, Ralf telah sepakat melanjutkan perannya di balik layar sebagai konsultan klub selama dua tahun.

“Saya senang bisa bergabung dengan Manchester United dan fokus untuk menjadikan ini musim yang sukses bagi klub. Skuad ini penuh dengan talenta dan punya keseimbangan hebat antara pemain muda pemain berpengalaman. Semua upaya selama enam bulan ke depan akan membantu para pemain memenuhi potensi mereka baik secara individu dan sebuah tim,” ujarnya.

Meski begitu Rangnick belum bisa memimpin tim dalam waktu dekat yaitu ketika United menghadapi Arsenal. Besar kemungkinan dia akan berada di pinggir lapangan ketika United menjamu Crystal Palace 5 Desember nanti. Hal ini tidak lepas dari Rangnick yang harus menunggu visa kerjanya selesai terlebih dahulu.

Kedatangan Rangnick menjadi angin segar bagi para pendukung Setan Merah. United, yang sebelumnya bergonta-ganti gaya main karena latar belakang manajernya yang berbeda, coba untuk di-install ulang olah pria 63 tahun ini agar memiliki ciri khas yang bisa digunakan hingga jangka panjang layaknya Liverpool atau Man City.

“Ralf adalah inovator yang paling dihormati di sepakbola Eropa. Dia kandidat nomor satu kami untuk manajer sementara yang mencerminkan kepemimpinan dan keterampilan teknis yang akan dia bawa dari pengalamannya dalam manajemen dan pembinaan,” tutur John Murtough, direktur sepakbola United.

Tidak hanya itu, kedatangan Rangnick juga seperti menunjukkan kalau pemikiran manajemen klub pelan-pelan kini mulai waras. Para petinggi kini mulai mencoba untuk luwes dan tidak lagi konservatif.

Mereka sadar kalau sebelum kedatangan Rangnick mereka belum tahu bagaimana tim ini akan bermain dan akan berjalan beberapa musim ke depan. Filosofi dan ide itu akan dicoba oleh Rangnick musim ini yang akan diteruskan oleh manajer baru yang ditunjuk musim depan.

Saat nama Rangnick mulai mencuat, beberapa pendukung United menunjukkan rasa optimis yang begitu tinggi. Hal ini wajar mengingat mereka kedatangan arsitek yang bukan kaleng-kaleng. Mereka bahkan kedatangan sosok yang dianggap sebagai Bapak dari segala pelatih-pelatih top Jerman seperti Jurgen Klopp, Thomas Tuchel, dan Julian Nagelsmann. Wajar apabila pendukung United merasa seperti mendapatkan angin segar dan harapan baru.

Akan tetapi, sulit rasanya untuk mengharapkan tangan dingin Rangnick bisa langsung membuahkan hasil. Kalaupun mereka mendapat gelar, maka itu seperti bonus saja karena misi utama Rangnick adalah membangun fondasi baru untuk pelatih selanjutnya.

Yang menjadi masalah tentu para suporter yang kadang langsung risih ketika United mengalami hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Ujung-ujungnya akan muncul hashtag #MourinhoOut atau #OleOut di media sosial. Masuknya Rangnick diharapkan tidak ada lagi perpecahan layaknya kubu Ole Stay dan Ole Out.

Maka dari itu, ada baiknya penggemar United untuk sementara menurunkan dulu ekspektasi mereka. Biarkan Rangnick bekerja bersama para stafnya dan berproses selama 6 bulan ini. Dalam rentang waktu itu, bisa jadi United akan mengalami hasil yang beragam sebagai bagian dari adaptasi taktik baru ala Rangnick.

Seperti apa yang menimpa Jurgen Klopp pada awal-awal ketika menangani Liverpool. Dengan pemain yang ala kadarnya, ia memaksa pemain itu bisa menyesuaikan diri dengan taktik gegenpressing yang ia terapkan di Dortmund. Hasilnya, kadang mereka bermain elegan tapi juga kadang menderita kekalahan dari lawan yang dianggap tidak sepadan.

Sembari menunggu sosoknya tiba di kota Manchester, maka ada baiknya kita memberi sambutan kepada sosok yang saat menangani Schalke pernah dibuat kalang kabut oleh barisan pemain lapis dua United milik Sir Alex Ferguson.

Willkommen Ralf!