Pada masanya, Wane Rooney adalah salah satu penyerang yang ditakuti di Inggris, bahkan di Eropa. Tendangan jarak jauh yang mematikan, umpan jauh yang akurat, dan insting tajam mencetak gol adalah beberapa hal yang dimiliki oleh pemain berusia 31 tahun itu. Namun perlahan performanya menurun. Di Manchester United, ia bahkan tidak menjadi pemain utama. Sama halnya dengan di timnas Inggris, tidak sedikit yang merasa bahwa ia sudah tidak lagi berada dalam puncak karirnya.

Tak dapat dipungkiri, Rooney sendiri sebenarnya adalah legenda timnas Inggris. Meski tidak pernah memberikan gelar bagi The Three Lions, namun dengan catatan 53 gol dari 118 penampilan, Rooney adadlah top skor sepanjang masa timnas Inggris dan pemain kedua dengan jumlah penampilan terbanyak di bawah Peter Silton.

Tapi karirnya bersama timnas Inggris sudah berada di ujung tanduk. Rooney dikabarkan akan pensiun dari timnas seusai Piala Eropa 2018 nanti. Namun, posisinya di timnas Inggris sekarang juga tidak menentu. Kapten timnas Inggris tidak dibawa dalam skuat asuhan Gareth Southgate pada akhir Maret ini karena mengalami cedera lutut. Keberadaan pemain-pemain yang tengah dalam performa terbaiknya seperti Harry Kane, Delle Alli, serta beberapa pemain muda lainnya juga dipercaya akan segera menggoyahkan Rooney dari tim utama timnas Inggris.

Kondisi ini membuat banyak yang memprediksi Rooney tidak akan lama lagi pensiun. Bahkan, Lukas Podolski mengungkapkan bahwa Rooney pantas mendapatkan laga perpisahan seperti dirinya ketika pensiun nanti. Podolski menjalani laga terakhirnya bersama timnas Jerman kala menghadapi Inggris 23 Maret lalu. Pernyataan itu seolah menyatakan bahwa Rooney tidak akan lama lagi berseragam timnas

“Saya berharap Rooney mendapat malam seperti ini (pertandingan perpisahan) karena ia adalah salah satu yang terbesar di Inggris,” ujar Podolski.

“Saya tidak tahu apakah itu kebiasaan di Inggris untuk memberikan seseorang pertandingan perpisahan, tapi jika saya bos Inggris atau presiden, saya akan mengatakan, `Wayne, minggu depan Anda punya pertandingan`,” tambahnya.

Southgate sendiri menyatakan bahwa timnas Inggrsi memang belum pernah melakukan seperti yang dilakukan oleh timnas Jerman. “Saya pikir orang mengenali siapa saja yang telah telah membuat 100 caps, kami selalu memberikan presentasi untuk itu, dan orang-orang mengakui kontribusi yang mereka buat,” ungkap Southgate.

“Apa yang belum kita lakukan, yang mungkin beberapa negara lain lakukan, adalah malam seperti ini. Saya bermain dalam sebuah pertandingan di Portugal di mana Luis Figo memiliki hal yang sama, tetapi Anda tidak dapat selalu memprediksi kapan akhir akan datang bagi orang-orang,” tambah pelatih 46 tahun itu.

Tapi, di sisi lain, eks manajer Middlesbrough itu menyatakan bahwa Rooney masih akan berada dalam skuatnya. Ia juga tidak mengerti kenapa banyak orang yang membicarakan masa depan Rooney bersama timnas Inggris.

“Rooney masih masuk dalam gambarkan skema saya. Saya tidak mengerti mengapa kita membicarakan pretandingan tribut untuk Rooney ketika dia masih punya kans besar memperkuat tim. Tidak ada alasan mengapa Rooney harus berhenti dari timnas,” tutur Southgate.

Pada pertandingan melawan Jerman dan Lithuania pada akhir Maret ini, Southgate menurunkan skema 4-2-3-1. Kala menghadapi Jerman, Southgate memasang Ryan Bertrand, Adam Lallana, dan Delle Alli di posisi gelandang serang dan Jamie Vardy sebagai striker. Southgate kemudian mengganti Bertrand dengan Raheem Sterling dan Vardy dengan Jermain Defoe.

Adanya nama-nama seperti Bertrand, Lallana, dan Sterling, terlihat bahwa Southgate mengutamakan pemain yang memiliki kecepatan untuk bermain di posisi sayap, sehingga Rooney akan sulit untuk bersaing di posisi tersebut. Sementara itu, posisi gelandang serang tengah sepertinya akan dikunci oleh Alli yang kian matang. Untuk posisi striker, keberadaan Kane, Vardy, dan Defoe yang lebih rajin mencetak gol daripada Rooney tentu akan membuat pemain kelahiran Croxteth itu sulit bersaing.

Meski Southgate menyatakan bahwa Rooney masih berada dalam skemanya, namun tampaknya Rooney akan kesulitan untuk menjadi pilihan utama dalam kompetisi besar sepert Euro nanti. Namun, satu hal yang masih bisa dimanfaatkan darinya, yaitu pengalamannya yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Satu kemampuan yang saat ini tidak dimiliki oleh punggawa timnas Inggris lainnya.