Eks pelatih Manchester United, Louis van Gaal, memutuskan untuk pensiun dari dunia kepelatihan sepakbola. Hal ini disampaikan pelatih berumur 65 tahun tersebut setelah menerima lifetime achievement award dari Pemerintah Belanda, Senin (16/1) kemarin. Hal ini menjadikan United sebagai kesebelasan terakhir yang ia latih, lantaran Van Gaal tak melatih klub manapun sejak keluar dari United pada Mei lalu.

Pria yang pernah melatih Ajak Amsterdam, Barcelona, Bayern Munich, dan Timnas Belanda, ini sebelumnya pernah mengatakan tertarik untuk melatih klub lagi usai meninggalkan United. Namun tersiar kabar bahwa salah satu anak perempuan Van Gaal kehilangan suaminya bulan lalu. Sehingga kejadian tersebut diperkirakan mempengaruhi keputusannya untuk pensiun total dari dunia sepakbola.

“Saya katakan waktu itu saya akan berhenti. Tapi waktu itu saya ubah keputusan itu untuk mencari klub lain. Namun saat ini saya berpikir benar-benar untuk tidak kembali melatih,” sebut Van Gaal dikutip dari football-oranje.com.

Sebenarnya dalam beberapa bulan terakhir, Van Gaal dihubung-hubungkan dengan kesebelasan China, di mana jika eks pelatih Barcelona tersebut setuju, ia diperkirakan akan mendapat 44 juta poundsterling dalam waktu 3 musim. Namun Van Gaal mengatakan ia lebih menikmati waktu bersama keluarganya.

“Saya bisa saja pergi ke sana (China). Tapi saya masih di sini. Terlalu banyak yang terjadi di keluarga saya, kita bisa menjadi manusia lagi ketika mendapat tekanan dari fakta tersebut,” curhat Van Gaal.

Piala FA United adalah Piala Paling Berkesan Van Gaal

Pensiunnya Van Gaal pada Senin kemarin, menjadikan trophy Piala FA United Musim 2015/2016 adalah piala terakhir yang ia angkat. Ternyata piala terakhir tersebut dianggap Van Gaal sebagai piala paling berkesan yang pernah ia raih selama karir kepelatihannya sejak 1991.

Dirinya beralasan bahwa tekanan yang ia dapat selama dua musim di United benar-benar mempengaruhinya. Sehingga ketika berhasil meraih piala FA tersebut, ia merasa bebannya telah dilepaskan.

“Selama 6 bulan terakhir di United, situasinya sangat sulit. Lalu mencapai Final Piala FA, bermain dengan 10 pemain dan harus mencetak gol untuk menang di babak perpanjangan waktu. Itu mengapa Piala FA di United saya anggap sebagai trophy terbesar yang pernah saya raih sepanjang karir saya,” kenang Van Gaal.

Selama di United, Van Gaal melakoni 103 laga dengan jumlah kemenangan 54 kali, seri 25 kali, dan kalah 24 kali.   Sehingga presentase kemenangan Van Gaal di United sebesar 52,43 persen. Merupakan angka presentase terendah selama karir kepelatihannya, di mana angka tertinggi terjadi ketika melatih Ajax sejak tahun 1991-1997, dengan 68.7 persen.

Sekilas Karir Kepelatihan Van Gaal

Sebagai pemain, Van Gaal adalah seorang gelandang tengah. Sejak tahun 1972, Van Gaal tercatat pernah membela Ajak Amsterdam, Royal Antwerp, Telstar, Sparta Rotterdam dan AZ Alkmaar. Lalu pada tahun 1982, Van Gaal memutuskan untuk terjun ke dunia kepelatihan. Dimana pertama kali ia menjabat sebagai asisten pelatih di AZ Alkmaar lalu jua di Ajax

Pada tahun 1991, Van Gaal menggantikan Leo Beenhakker sebagai pelatih utama Ajax Amsterdam. Dalam waktu singkat, Van Gaal berhasil menunjukkan kebolehannya, dengan mengangkat piala Uefa tahun 1992 dan titel Champions League tahun 1995.

Atas prestasinya tersebut pada tahun 1997, Van Gaal diboyong ke raksasa Spanyol, FC Barcelona. Mewarisi skuad dari Bryan Robson, dibawah tangan Van Gaal, Barcelona meraih 2 titel Liga Spanyol berturut-turut (1997-1999) dan satu Copa Del Rey.  Namun setelah musim 1998/1999, Barcelona tak mampu dibawanya sejaya musim-musim sebelumnya. Sehingga Van Gaal keluar dari catalan pada tahun 2000.

Selepas Barcelona, Van Gaal mengambil pekerjaan sebagai pelatih Timnas Belanda untuk persiapan mengikuti Piala Dunia tahun 2002. Namun jalan terjal kembali menyambangi Van Gaal, yaitu untuk pertama kalinya Belanda tidak lolos fase grup sejak tahun 1986.

Sempat kembali ke Barcelona pada musim 2002-2003, Van Gaal hanya bertahan 8 bulan saja di Camp Nou. Lalu ia memutuskan untuk mudik ke kampung halamannya, Belanda. Yaitu melatih AZ Alkmaar pada musim 2005-2006 yang berbuah titel Eredivisie. Kemudian Van Gaal mendapat kesempatan ke Jerman untuk melatih Bayern Munich, dimana ia berhasil menjuarai titel Bundesliga musim 2009-2010.

Timnas Belanda kemudian memanggil kembali Van Gaal pada tahun 2012, untuk mempersiapkan The Oranjes menjelang Piala Dunia 2014. Tangan dingin Van Gaal ternyata berbuah hasil manis di Piala Dunia Brazil tersebut, yaitu berada di posisi ketiga.

Usai performa manis di Piala Dunia 2014, Van Gaal bergabung dengan United pada bulan Mei 2014. Ia diberi kontrak 3 tahun dari United sebagai pengganti David Moyes. Namun bukan jalan mudah yang ia tempuh di United. Meski menjuarai Piala FA pada musim 2015/2016,  Manajemen United merasa 2 tahun Van Gaal tidak berdampak terlalu besar untuk United.

Terhitung sudah tiga dekade Van Gaal melanglangbuana di dunia kepelatihan sepakbola. Puluhan titel bergengsi eropa dan dunia sudah berhasil ia raih sebagai pelatih. Salah satunya tentu Piala FA untuk United pada tahun 2016. Mungkin tidak cukup bagi Manajemen United, namun tampaknya kita tetap perlu berterimakasih atas gelar tersebut. Setidaknya kehausan fans The Red Devils akan gelar bisa terpuaskan saat Jesse Lingard berhasil mencetak gol kemenangan. Terima kasih Van Gaal, semoga keputusan pensiun ini menjadi yang terbaik!

Sumber : Mirror.co.uk dan BBC.com.