Hasil imbang 1-1 ketika melawan Huddersfield Town pekan lalu menunjukkan betapa buruknya penampilan Manchester United pada musim ini. Bagaimana tidak, ambisi United untuk bisa bermain pada kompetisi tertinggi di Eropa jutru digagalkan oleh kesebelasan juru kunci yang selalu kalah dalam delapan pertandingan sebelum keduanya bertemu.
Ditahan imbang tim terburuk musim ini tentu menjadi sebuah aib. Hal ini tidak bisa diterima oleh para suporternya. Mereka semua meminta Ole Gunnar Solskjaer untuk langsung merombak skuadnya sesaat setelah Premier League 2018/19 berakhir pekan depan. Tidak sedikit pula yang menginginkan manajemen United untuk lebih perhatian kepada performa klub ketimbang menjadikan klub sebagai mesin pencetak uang.
Akan tetapi, itu semua butuh waktu. Tidak sedikit para penggemar yang ingin mengharapkan perubahan segera karena sudah tidak tahan dengan apa yang terjadi di United saat ini. Mereka akhirnya membuat sebuah gerakan di dunia maya. Beberapa penggemar United yang memiliki akun twitter, membuat sebuah gerakan bertajuk #UnfollowManUnited untuk memboikot klub dengan tidak mengikuti akun twitter resmi mereka dalam media sosial yang identik dengan burung tersebut.
Akun @TheManUtdWay disinyalir menjadi yang pertama menyerukan aksi boikot tersebut. Mereka berharap, dengan pemboikotan ini, suara mereka bisa menarik perhatian dewan direksi, terutama keluarga Glazer selaku pemilik, yang dianggap menjadi penyebab keterpurukan United dalam kurun enam tahun terakhir.
“Kami ingin melihat Manchester United yang dulu, dan karena kami tidak bisa berharap turis untuk berhenti berkunjung ke Old Trafford, maka buatlah suaramau agar bisa didengar dengan menggunakan tanda pagar #UnfollowManUnited.
Tak disangka, aktivitas boikot ini ternyata mendapat sambutan yang positif. Dalam satu jam saja sudah terdapat 280 kicauan yang membahas #UnfollowManUnited. Bahkan menurut laporan #KjellCaramell, akun resmi United sudah kehilangan 75 ribu pengikut dalam kurun beberapa jam setelah aksi boikot tersebut digaungkan. Angka ini setara dengan kapasitas kandang mereka yaitu Old Trafford.
Menurut Socialbakers.com, situs yang memonitor pergerakan akun media sosial, akun resmi klub United memiliki pengikut sebanyak 19.220.183 akun pada tanggal 6 Mei. Ketika penulis mencoba memantau twitter United pada pukul setengah 11 malam, pengikut mereka sekarang tinggal 19.212.835. Hal ini berarti, akun United kehilangan 7.348 pengikut hanya dalam tempo 24 jam. Jika aksi ini terus berlanjut, maka bukan tidak mungkin jutaan pengikut akan hilang dari media sosial mereka. Dengan cara ini, mereka berharap keluarga Glazers mau mendengarkan keluh kesah mereka.
Pasca sepeninggal Sir Alex Ferguson, United seperti kesebelasan yang bingung dalam mencari identitas dan jati diri mereka sebagai sebuah kesebelasan elit. Pemilik 20 gelar Liga Inggris ini justru menjelma sebagai mesin pencari sponsor alih-alih menjadi kesebelasan yang mengincar piala.
Mereka gemar menggonta-ganti pelatih yang pada akhirnya selalu berakhir dengan pemecatan. Yang paling membuat sebal tentu saja perekrutan para pemain yang performanya kerap tidak sejalan dengan harga mahal yang mereka keluarkan.
Angel Di Maria, Eric Bailly, Henrikh Mkhitaryan, Fred, Anthony Martial, Romelu Lukaku, dan Paul Pogba adalah segelintir nama-nama mahal yang direkrut United setelah era Sir Alex Ferguson. Akan tetapi, beberapa dari mereka tidak memberikan penampilan yang memukau dan bahkan pergi sebelum sisa kontraknya berakhir.
“Siapa sosok yang bertanggung jawab mendatangkan pemain baru di United? Setiap klub Premier League memiliki orang-orang yang paham sementara United tampak kebingungan. Mereka masih punya kepala pemandu bakat peninggalan Ferguson, Louis Van Gaal, dan beberapa staf dari Moyes masih berada di sana,” kata Gary Neville.
“Terlalu banyak nama tanpa struktur yang jelas. Ada empat sampai lima nama yang hanya mengurus soal perekrutan dan manajer yang punya pendapatnya sendiri serta CEO yang punya pendapat serupa. Jadi siapa yang menentukan soal perekrutan? Musim panas lalu, Mourinho meminta pemain yang ditolak karena alasan tertentu. Pertanyaanya, siapa yang berani melarang pelatih banyak pengalaman seperti Jose Mourinho?” tuturnya dalam acara Monday Night Football dini hari tadi.
Pernyataan Gary seperti mewakili keresahan para pendukung United yang kesulitan mengeluarkan aspirasi mereka kepada keluarga Glazer selaku pemilik. Dengan aksi #UnfollowManUnited ini mereka semua mengiginkan perubahan. Sejauh ini, perubahan tersebut mulai berdampak dengan semakin menurunnya jumlah pengikut United di dunia maya.
Dari LUHG, FCUM, Hingga Nonton di Bar
Jauh sebelum munculnya #UnfollowManUnited, aksi perlawanan para suporter United kepada manajemen sudah beberapa kali dilakukan. Akan tetapi, hasilnya tetap saja nihil. Ketika Malcolm Glazer pertama kali membeli United pada 2005, suporter melakukan pergerakan dengan membuat kampanye Love United, Hate Glazer. Syal hijau-kuning menjadi ciri khas mereka.
Beberapa suporter United yang berprofesi sebagai bankir dan pengacara juga pernah ingin mengambil alih saham United dari tangan Glazer dengan menamakan diri mereka Red Knights. Akan tetapi, usaha mereka gagal dan keberadaan keluarga Glazer sebagai pemilik tidak bisa diusik oleh siapa pun.
Aksi lain yang dilakukan suporter adalah dengan mendirikan FC United of Manchester (FCUM). FCUM didirikan secara mandiri oleh orang-orang yang kecewa atas masuknya Glazer ke United. Bagi mereka, para pendukung dan pendiri FCUM bukan pergi meninggalkan United melainkan United yang meninggalkan identitas mereka karena betransformasi menjadi klub yang komersil.
Selain itu, beberapa suporter garis keras lainnya juga tidak mau ketinggalan untuk membuat gerakan. Mereka masih mendukung United namun telah berikrar untuk tidak lagi menyaksikan penampilan tim di Old Trafford. Sebagai gantinya, mereka mendukung klub dari Bishop Blaize, sebuah bar yang menjadi tempat mereka berkumpul menikmati pertandingan.