Jika melihat pergerakan transfer pemain yang dilakukan dan pemain incaran yang akan dibeli musim panas nanti, besar kemungkinan Ole Gunnar Solskjaer meniru cara kerja seorang Sir Alex Ferguson dalam membeli pemain.

Beberapa waktu lalu, Gary Neville bercerita kepada Sky Sports tentang aturan transfer yang dilakukan Manchester United pada era kepelatihan Sir Alex Ferguson. Dalam bincang-bincangnya tersebut, Gary menyebut ada tiga kategori yang dipakai Fergie ketika memilih dan membentuk pemain agar kualitas skuatnya lebih meningkat dari sebelumnya.

“Ada tiga kategori yang akan ia lihat. Pertama, ia bakal mengoptimalkan pemain muda di tim akademi sebelum melirik ke pasar luar negeri. Yang kedua, adalah melihat talenta terbaik di Premier League. Syarat untuk opsi kedua ini, ia harus memercayai orang tersebut untuk bertahan dan bertumbuh dalam jangka waktu yang panjang,” kata Gary.

“Setelahnya, ia akan membidik talenta internasional yang ia anggap sesuai dengan programnya. Dia jarang mendatangkan pemain yang sudah jadi bintang. Pergerakannya mirip dengan strategi Pep Guardiola di Manchester City.”

Selain membahas soal pembelian, Gary juga bercerita tentang cara Ferguson dalam menjual pemain. Ia menyebut kalau Fergie tidak akan banyak basa-basi dalam menjual pemain. Siapa yang dianggap tidak cukup baik, atau yang bermasalah maka siap-siap pintu keluar akan dibawa ke depan pemain tersebut.

Ditiru oleh Ole

Ketika masuk menggantikan Jose Mourinho pada Desember 2018, Ole Gunnar Solskjaer mendapatkan tugas yang cukup berat yaitu membawa kembali Manchester United ke status mereka yang sebenarnya yaitu tim kuat di Inggris maupun di Eropa. Pria asal Norwegia ini diberikan kontrak tiga tahun dan musim ini menjadi musim penuh pertamanya memimpin tim.

Untuk bisa kembali membawa Setan Merah ke papan atas, maka Ole harus bisa memiliki skuat terbaik dan itu dimulai dari pergerakan tim pada bursa transfer. Yang menarik, langkah transfer Ole bisa dibilang meyerupai apa yang dilakukan Ferguson sebelumnya.

Ia mengoptimalkan banyak pemain muda untuk mengarungi empat kompetisi yang dimainkan United. Ia menaikkan nama Mason Greenwood, Angel Gomes, Tahith Chong, dan James Garner. Nama pertama tampil bagus pada debutnya dan langsung menjadi top skor nomor tiga tim berkat banyak golnya pada ajang piala dan Liga Europa. Sebuah pemanasan yang cukup baik baginya.

Seiring waktu berjalan, ia kembali kedatangan pemain muda dengan prospek yang positif bernama Brandon Williams. Bahkan kedatangan Brandon membuat United berhenti mencari bek kiri sekaligus mengirit dana sebesar 50 juta paun yang sebenarnya akan dipakai untuk mencari pelapis Luke Shaw.

“Brandon diminta untuk tetap melakukan apa yang sudah ia lakukan dan diminta untuk tetap membumi. Di saat yang sama, Ole juga sudah berhenti mencari bek kiri karena Brandon bermain baik. Sebelumnya, ada ide kalau mereka akan meminjamkan Brandon ke klub Premier League atau Championship. Ole suka Brandon dan petinggi klub berpikir mereka bisa irit 50 juta paun,” kata The Sun.

Pembelian Aaron Wan-Bissaka dan Harry Maguire menandakan kalau United fokus kepada kriteria nomor dua yaitu mencari pemain-pemain terbaik di Premier League. Kedua pemain ini tampil bagus bersama klub mereka sebelumnya. Wan-Bissaka disebut salah satu bek kanan dengan permainan bertahan terbaik, sedangkan United ingin mengambil sisi kepemimpinan seorang Harry Maguire. Daniel James juga bisa dibilang masuk dalam daftar ini meski Swansea tidak lagi bermain di Premier League.

Selain itu, usia mereka juga masih sangat muda. Wan-Bissaka dan Daniel James masih berusia 22 tahun, sedangkan Harry baru merayakan ulang tahunnya bulan lalu ke-27. Keduanya tampak bisa diandalkan untuk jangka waktu yang panjang.

Beberapa incaran mereka untuk musim depan juga tidak jauh-jauh dari talenta terbaik Premier League. Declan Rice dan Harry Kane adalah dua pemain Premier League yang disebut-sebut masuk radar United.

Ole juga tidak buta dengan talenta luar Inggris. Pembelian Bruno Fernandes menjadi buktinya. Bahkan penggawa asal Portugal ini langsung memberikan dampak instan bagi klub pada paruh kedua musim ini. Sang manajer juga mempersiapkan diri untuk mendatangkan banyak wajah-wajah dari luar Inggris yang diharapkan bisa memperkuat United musim depan seperti Saul Niguez dan Jadon Sancho.

Perekrutan Odion Ighalo dengan status pinjaman juga mirip dengan regulasi transfer era Ferguson. Dulu, Ferguson pernah memiliki peraturan transfer yang disepakati oleh David Gill untuk tidak merekrut pemain berusia lebih dari 27 tahun kecuali penjaga gawang atau statusnya hanya sebagai pinjaman. Ini yang dilakukan Ole ketika ia ingin menambal lini depannya yang dirasa masih kurang akibat cederanya Rashford.

Terkait penjualan juga tidak jauh berbeda. Romelu Lukaku yang mulai tidak betah dipersilahkan untuk pergi. Begitu juga Alexis Sanchez yang dianggap tidak cukup baik. Phil Jones, Jesse Lingard dan Andreas Pereira tampak menanti menjadi korban berikutnya akibat penampilannya yang tidak konsisten.

***

Ada beberapa alasan mengapa Ole bisa meniru pendekatan transfer dari Sir Alex Ferguson pada masa lalu. Yang pertama adalah pengetahuan Ole tentang United yang jauh lebih banyak dibanding manajer-manajer sebelumnya. 11 tahun sebagai pemain dan tiga tahun sebagai manajer tim cadangan menandakan kalau ia sudah tahu bagaimana cara klub ini berjalan.

Yang kedua adalah kerja sama dengan Ed Woodward yang mulai berjalan dengan baik. Tidak seperti manajer sebelumnya, Ole justru bisa bekerja dengan baik bersama Woodward. Hampir tidak ada keluhan keluar dari mulutnya terkait kinerja orang yang disebut jauh lebih bermasalah dibanding manajer United lainnya ini.

Woodward mulai untuk tidak melakukan transfer yang sifatnya asal-asalan seperti di masa lalu. Semua yang direkrut pada era Ole Gunnar Solskjaer adalah hasil rembukan antara dia dengan para staf pelatih United. Tidak ada lagi perekrutan yang hanya fokus untuk memperkuat aspek finansial seperti ketika mendatangkan Angel Di Maria dan Paul Pogba.

Apa yang dilakukan Ole adalah cara untuk membuat United bisa kembali ke jalur yang benar. Itu semua dimulai dari perekrutan dan penjualan pemain. Sejauh ini, langkahnya cukup positif dan United perlahan-lahan mulai menunjukkan progres.

Tidak selamanya langkah yang dilakukan Ole ini berjalan baik. Nantinya, ada masa ketika rekrutannya justru tidak bersinar ketika bermain bagi United. Namun itulah dinamika kehidupan sebuah klub sepakbola dalam merekrut pemain. Ole akan tetap yakin kalau metode transfer ala Sir Alex Ferguson di masa lalu adalah cara yang tepat untuk mengembalikan kejayaan Manchester United.